Part 9

2.3K 301 16
                                    

Setelah insiden grafitti diketahui oleh guru, ke 8 anak dipanggil ke ruang kepala sekolah.

"Saya sudah melihat apa yang terjadi di loker kalian. Grafitti nya tidak jelek.. tapi tetap saja itu melanggar aturan sekolah karena sudah mengotori properti sekolah ini. Siapa diantar kalian yang menjadi pelakunya?" ucap pak Kepsek sambil memperhatikan wajah siswanya satu per satu.

Tidak ada dari mereka yang mengaku, membuat pak kepsek agak frustasi. "kalian ini mau saya hukum semua apa gimana!?"

"Pak, bukan kami.. pasti ini kerjaan anak yang ngefans sama kami." Ucap lisa dengan percaya diri. Perkataan Lisa membuat Seulgi, Wendy dan Jennie menahan tawa. Sedangkan Pak kepsek agak keheranan melihat tingkah tengil murid satu ini.

"Saya sudah memastikan ke beberapa siswa tetapi tidak ada saksi Pak, dan karena di lorong itu tidak ada CCTV kita tidak punya bukti apapun. Untuk itu saya sebagai Ketua OSIS akan bertanggung jawab untuk mengecat ulang semua loker siswa."

Perkataan Jisoo membuat yang lain terperangah.

"Kamu mau cat lagi? Pakai uang kas sekolah itu namanya penyalahgunaan kekuasaan!" sahut pak kepsek menaikkan suaranya.

"Pakai uang saya pribadi pak" jawab Jisoo dengan tenang sambil mengeluarkan secarik kertas dari kantong sakunya.

"Ini saya sudah pesan dan bayar catnya. Saya juga sudah minta tukang untuk mengurusnya. Besok pagi semua coretan sudah dipastikan hilang pak." Sambung Jisoo sambil menyerahkan kertas ke kepala sekolah.

Pak Kepsek merasa malu karena jawaban Jisoo apalagi setelah melihat nota pembelian cat yang ada cap lunasnya.

"Bagus kalo kamu mau tanggung jawab seperti itu. Tapi, ada satu hal lagi. Kalian berempat (tangan pak kepsek menunjuk Jisoo, Lisa, Seulgi dan Wendy) saya dengar kalian tidak ikut pelajaran tadi. Jangan jangan memang kal-"

Jisoo memotong perkataan pak Kepsek sambil memegang hidungnya yang masih memar. "Saya ke klinik pak, kepala saya masih suka pusing akibat benturan kemarin."

"Hmm, saya sudah dengar hal itu.. (mata pak kepsek melirik tajam ke arah Rosé) makanya kalau mau menyatakan perasaan liat liat kondisi Nak Rosé, Jisoo ini aset kebanggaan sekolah." Ucapan pak Kepsek membuat Irene Joy dan Jennie cengar cengir.. sedangkan Rosé dengan tatapan tak percaya ingin membantah kesalahpahaman tapi lirikan tajam kepala sekolah membuatnya ciut dan hanya bisa mengangguk.

Sedangkan Lisa Seulgi dan Wendy lagi sikut sikutan, bingung mau jawab apaan kalo ditanya kepala sekolah. Dan benar saja tatapan kepala sekolah langsung tertuju pada mereka.

Dengan spontan Lisa berkata "Saya juga ke klinik pak.. ga kuat pak haid hari pertama." Ucapnya sambil sedikit meringis memegang perutnya.

Ucapan Lisa membuat Jisoo tidak bisa menahan ekspresinya bagaimana tidak, kalianpun akan tertawa jika temanmu yang memiliki penis mengaku bahwa dia haid. Namun dengan sigap Jisoo berjongkok sambil memegang kepalanya membuat semua orang terkejut.

"Kenapa kamu Jisoo?" tanya pak kepsek dengan ekspresi agak kuatir.

"A-anu pak.. kepala saya agak pusing." Jawab jisoo sambil menenangkan diri.

"Aduh.. ya sudah habis ini kamu istirahat. Nah! Kalo kamu berdua.. kemana kamu tadi bolos?!" tanya pak kepsek sudah tidak sabar.

"Saya ga bolos pak, dari tadi saya bolak balik toilet gara gara pagi saya makan es krim kadaluarsa sama Wendy." Jawab Seulgi sambil menunduk.

"Bener pak kata Seulgi, es krimnya kadaluarsa setahun lalu." Sahut Wendy membenarkan perkataan Seulgi

"Bodoh kamu, kamu itu anak SMA, kalo makan apa apa tuh lihat tanggal kadaluarsanya." Ucap Pak kepsek sambil memijit keningnya yang pening. "Ya sudah kembali ke kelas kalian masing masing sana." Lanjutnya sambil menunjuk pintu keluar.

***

Mereka kembali ke kelas masing-masing kecuali Jisoo yang diperbolehkan untuk istirahat. Ia memilih untuk masuk ke ruangan pribadinya, ya secara ketua OSIS emang punya ruangan sendiri. Namun ternyata gadis bermata kucing juga mengikutinya masuk ke ruangan. Jisoo melihat Jennie dengan santai lalu rebahan di sofa.

"Nanti dicariin guru disangka bolos tau rasa lu Jen." Ucap Jisoo sambil coba memejamkan matanya.

"Gue tau itu semua tadi kerjaan kalian kan?" tanya Jennie sambil tersenyum. "Jadiii itu alasannya kenapa gue ga boleh bertidak apa apa? Elu mau bertidak sendiri.. bikin hal yang romantis gitu.. apa jangan jangan seorang Kim Jisoo..."

"Apa?? Jangan macem macem deh Jen. Lu denger kata lisa tadi, itu mungkin perbuatan fans fans ga jelas itu. Rosé juga punya banyak fans, mungkin mereka ga terima soal kejadian tadi pagi- Aooowwh" jawaban Jisoo disusul oleh teriakannya karena Jennie dengan tidak berperasaan mencubit hidung memar milik sepupunya itu.

"Jangan bohong sama gue. Gue tau kapan lu jujur kapan lu bohong." Ucap Jennie dengan tatapan sinis. "Lagian gue denger tadi Seulgi dah ngaku ke Irene."

Dalam hati Jisoo merutuki beruang sipit itu. Tapi dia tidak bisa disalahkan jika yang mengancam adalah Irene, gadis itu menyeramkan jika marah.

Jisoo membuang nafas lalu menjawab. "Oke emang gue Seulgi Lisa sama Wendy yang bikin grafitti di loker, tapi bukan karena gue ada perasaan sama Rosé ya."

"Emang kalo ada perasaan kenapa? Lagian si Rosé anak baik, cantik, tinggi, tipe lu lah." Jawaban Jennie membuat Jisoo memutar bola matanya. Tetapi hati kecilnya berkata "Karena gue ditakdirkan buat sendiri, semua orang akan ninggalin gue pada akhirnya."

"Gue rasa Rosé juga adalah rasa sama elu Ji." Sambung Jennie dengan nada tulus, hal ini membuat Jisoo agak tersipu tapi ia langsung menutup wajah dengan lengannya.

"Udah sana balik ke kelas, malah ngomong yang engga engga lu disini. Gue mau istirahat " Jawab Jisoo ketus. Tapi ketus Jisoo ga berpengaruh bagi seorang Kim Jennie yang sekarang cengar cengir mendengar perkataan Jisoo.

"Ati ati anak cantik banyak yang ngejar, jangan sampe keduluan orang entar nyesel" ucap Jennie sambil menutup pintu. Ia berjalan kembali ke kelas sambil terkekeh karena teringat muka Jisoo yang tersipu malu tadi.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang