Part 53

1.4K 162 121
                                    

Malam tiba kembali, keadaan Jisoo tidak ada perkembangan membuat keluarganya semakin resah. Namun mereka tidak bisa tidur di dalam ruang ICU Jisoo.

“Kita harus balik ke hotel.” Ucap Jessica

“Gue jaga disini deh Kak.” Sahut Krystal

“Jisoo ga akan kemana mana, kalau terjadi apa apa juga pasti pihak rumah sakit akan hubungin kita, toh hotel kita deket cuma disebelah.” Terang Jessica dengan nada yang lelah.

“Kamu udah kurang tidur Soojungah, istirahat sebentar. Nanti kamu sakit juga.” Ucap Tiffany

Krystal tidak bisa mengelak, peristiwa yang menimpa adiknya ini membuatnya stress dan kurang istirahat jadi dia memutuskan untuk mengikuti saran dari kedua kakaknya ini.

***

Sementara Rosé sedang berbaring di ranjang pasien dalam pelukan Minyoung. Alice dan Seojoon pergi membuat laporan ke kantor polisi, walaupun yang bersalah adalah ayahnya, Alice tetap harus menegakkan keadilan dan Seojoon bersedia bertanggung jawab atas kesalahannya.

Hantaman pukulan dan tangis perkataan putrinya itu membuatnya sedikit sadar akan pengorbanan Jisoo untuk putrinya. Jika bukan karena Jisoo mungkin dia sekarang sudah kehilangan Rosé.

“Mom, apa Daddy akan dipenjara?”

“Mommy ga tau sayang, tapi kalaupun Daddy harus menjalaninya, setidaknya Daddy sadar kalau apa yang dia lakukan itu salah. Dia orang baik Rosie, hanya salah jalan. Jadi jangan benci Daddymu ya.”

“Tapi aku masih kesel Mom.”

“Mommy ngerti, ga cuma kamu yang merasa begitu. Mommy dan Alice juga ngerasa hal yang sama. Tapi diatas semuanya itu kita tetep keluarga.”

Rosé menatap wajah Minyoung lalu mengangguk pelan.

“Aku mau liat Jisoo Mom, boleh?”

“Kalau disana ga ada perawat yang melarang tentu boleh.”

“Jisoo bakal sembuhkan Mom?”

“Mommy percaya Jisoo anak yang kuat, kita harus percaya dan terus berdoa buat kesembuhan Jisoo ya.”

Dengan kata kata itu Minyoung dan Rosé berjalan ke ruangan Jisoo.

Disana Jisoo masih terbaring dengan bantuan alat nafas, disertai dengan iringan dentingan bunyi mesin disebelahnya.

Pemandangan itu sekali lagi membuat mereka terenyuh. Rosé mencoba mendekat, ini kali pertama dia memberanikan diri untuk menyentuh dan menggenggam tangan Jisoo.

“Soo.. cepet bangun.. aku kangen.”

“Aku minta maaf.. kalo aku ga percaya kata kata kamu kemarin.. kalo bukan karena kecerobohan aku juga kamu ga akan ada disini..” ucap Rosé pelan menahan tangis.

Tiba tiba setetes air mata mengalir dari mata Jisoo yang terpejam mengejutkan Minyoung dan Rosé.

“Soo.. kamu denger aku..”

“Jisoo..”

Tak lama bunyi dentingan dari mesin deteksi detak jantung berbunyi dengan cepat, tubuh Jisoo mulai bergetar dan mengejang. “Jisoo!” ucap Rosé panik.

Minyoung memencet tombol panggilan dokter darurat beberapa kali.

*Beeeeeeep*

Dokter dan perawat segera memasuki ruangan memeriksa keadaan Jisoo dengan cepat, perawat berusaha meisahkan tangan Rosé dari Jisoo.

Rosé beruhasa menolak dan terus memanggil nama Jisoo sambil menangis namun Minyoung menariknya sehingga Dokter bisa menangani Jisoo dengan lebih baik.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang