Part 44

1.6K 164 53
                                    

Jisoo menuangkan cairan merah gelap itu ke gelas mereka. Mereka meminumnya perlahan.

“Uhm.. not bad.. kinda sweet.” Ucap Rosé dengan wajah mulai lebih pink. Ya kandungan alkohol wine ini memang lebih tinggi dari pada beer yang pernah mereka minum sebelumnya.

Jisoo mengangguk dan membelai rambut Rosé dalam keheningan malam itu.

“Aku mikir tadinya kamu bakal masih marah sama aku gara gara Jaehyun mesti ikut kesini.”

“Ya tapi udah engga kan?”

“Iya tapi waktu kamu cuekin aku tuh nyiksa tau.”

“Aku jealous karena aku sayang banget sama kamu.”

“I know..” ucap Rosé pelan lalu mengecup rahang Jisoo membuat sebuah rasa timbul menggelitik di perut Jisoo.

Jisoo memberanikan diri mengecup bibir kekasihnya itu. Belakangan ini tidak bisa memanjakan Rosé juga menyiksanya. Walaupun Jisoo berusaha menahan di hari hari yang lalu namun dia tidak bisa memungkiri rasa rindu yang semakin membesar.

“I want You Soo..”ucap Rosé di sela sela kecupan mesra mereka.

“Tapi aku ga bawa pengaman sayang.” Jawaban Jisoo membuat Rosé memukul bahu Jisoo.

“Aku ga mau tau.”

Jisoo juga ngerasa goblok.. kenapa dia ga bawa buat jaga jaga.. semua gara gara si jehun itu pikirnya.

Belum tuntas lamunan Jisoo, Rosé udah menyerang lagi dengan ciuman yang tergesa pada bibirnya membuatnya tak bisa berpikir hal lain selain merasakan kelembutan dan kehangatan bibir Rosé yang menempel pada bibirnya.

Gerakan tubuh yang makin agresif membuat Jisoo masa bodoh dengan aturan aturan yang membatasi dirinya.

Sesaat ia melepaskan ciuman panas itu lalu berdiri dan berjalan menjauh, membuat Rosé mengerang protes.

“Tunggu bentar aku tutup tirainya dulu.” Jisoo menutup gazebo itu dengan tirai tirai gorden, lalu mematikan lampu.

Rosé tak menyianyiakan waktu, saat Jisoo mengamankan gazebo mereka, Rosé mulai melucuti pakaiannya sendiri. Jisoo yang telas selesai menutup gazebo dibuat tertegun saat melihat kekasihnya sudah tak berbusana.

Seketika nafsu mengambil alih tubuhnya. Ia menghampiri Rosé lalu menciumnya lagi ditambah dengan remasan lembut di dadanya. Jisoo merindukan alunan melodi desahan Rosé dan dia mendapatkannya malam ini.

Dengan otomatis jemari Rosé membuka kancing celana Jisoo dan menurunkannya ke lantai tak lupa dia menurunkan juga boxer Jisoo membebaskan di jantan yang sudah terbangun dari lelapnya.

Jisoo membuat Rosé merebahkan diri di sofa dan Jisoo membaringkan diri di atasnya. Pagutan bibir dan lidah membuat suara yang makin membuat mereka bergairah.

Aksi Jisoo terus berlanjut. Lututnya mulai merenggangkan area paha sang kekasih. Ciuman bibirnya semakin bergerak turun ke arah bawah membuat bibir Rosé bebas melepaskan suara melodi favorit Jisoo.

“God.. I miss you..”

Jemarinya bermain dengan si kembar, meremas dan memilin puting milik Rosé membuat level gairahnya naik ketingkat yang lebih tinggi. “Fuck.. Soo..”

Ciuman lembut Jisoo di area abdomennya juga semakin membuat gelitik nafsu di bagian itu melambung.

“Ahh.. Shhit..”

Jisoo menghentikan serangan bibirnya sesaat. Membuat Rosé merindukan sentuhannya. Rosé menatap Jisoo yang sedang fokus melihat area sakralnya.

“Soo..” Rosé mencoba menutup area kewanitaannya dengan pahanya namun Jisoo menahannya. “Jangan diliatin gitu maluu..” ucap Rosé masih dengan nafas yang terengah engah.

“Don’t.. Coz I can’t stop starring at it.” Ucap Jisoo lalu ia mencium lutut Rosé dan bergerak ke area paha dalam. Mengecup dan menghisapnya meninggalkan tanda kemerahan disana.

“Fuck.. Ngh..”

Selalu ada yang baru yang Jisoo lakukan pada tubuh Rosé membuat kekasihnya selalu menunggu dengan antisipasi yang tinggi.

Hembusan nafas Jisoo yang hangat menyentuh area sakral Rosé membuat kekasihnya itu menggeliat tak sabar. “Soo.. Don’t tease..”

Kemilau basah sudah menghiasi area kewanitaan kekasihnya membuat Jisoo hanyut dalam nafsunya. “You are so wet already.”

Rosé mengangguk cepat. “Mmhm.. please Jisoo..”

“Please what baby..”

“FUC- Aahh..” tanpa menunggu Rosé menyelesaikan kata katanya, Jisoo sudah melumat dan menghisap kelentit kecil miliknya itu.

Tangan Rosé semakin menekan kepala Jisoo ingin merasakan kenikmatan itu lebih dalam lagi.

Erangan yang keluar dari mulut Jisoo memberikan getaran sensasi unik di area sakral Rosé membuatnya mendesah keras. “Ahhh God.. don’t stop..”

Jemari Jisoo ikut memainkan perannya mengirim Rosé naik meraih kenikmatan yang lebih. “Ak.. aku..Ahh.. Soo..”

Tubuhnya bergetar seiring dengan klimaks hebat yang ia rasakan saat mulut Jisoo masih menempel melumat area sakralnya membuat orgasmenya bertahan lebih lama.

“Happy Birthday baby..” ucap Jisoo sambil memberi kecupan di area sakral itu di setiap kata yang dia ucapkan.

“I Love you Soo..”

“I know..” ucap Jisoo sambil menarik pinggang Rosé ke bawah. Pangkal kepala si jantan sudah masuk ke dalam membuat keduanya mengerang akan sensasi itu. Jisoo masih bisa merasakan dinding kewanitaan Rosé yang berkedut karena klimaksnya tadi.

Pengalaman ini baru buat Jisoo, si jantan terasa lebih sensitif ketika tidak memakai pelindung. Kedutan dinding dalam Rosé seperti memijat lembut si jantan membuatnya semakin tegang.

Jisoo mulai menggerakannya keluar dan kedalam secara perlahan karena nikmat yang dirasakan olehnya kali ini seperti bertambah 2x lipat dari biasanya.

Ekspresi Rosé yang menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan kenikmatanpun membuat Jisoo semakin terangsang. Bibirnya turun langsung untuk mengecup dan melumat bibir manis itu.

Rosé memperdalam ciuman mereka dengan mengalungkan lengannya ke leher Jisoo. Rose merasakan si jantan lebih hangat di dalamnya ketika tidak memakai kondom. Ia merasa lebih terkoneksi dengan Jisoo dan dia sangat menyukainya.

Jisoo mengerang dalam, ketika rasa nikmat itu mulai tak tertahankan. Ia menggigit lembut bibir bawah Rosé membuat kekasihnya itu merintih pelan.

Jemari jisoo mukai bekerja lagi, ia harus membuat Rosé klimaks untuk yang ke 2xnya lebih dulu.

Tangan kanannya meremas dan memilin puting merah muda itu sedangkan tangan kirinya mengusao lembuk kelentitnya membuat Rosé menengadahkan kepalanya ke atas, kedutan didinding rahim mulai terasa lagi dan dengan hentakan kejantanan Jisoo ke dalam beberapa kali membuat tubuh Rosé bergetar hebat.

“Ahh.. Jisoo.. Fuck..”

Dinding kewanitaan yang berkedut dan menyempit membuat Jisoo juga hampir sampai dengan surganya. “Ugh.. Ahh.. Rosie..”

Perut bawahnya mukai mengencang dan dia merasakan kedutan di si jantan namun sebelum ia mencipratkan benih cintanya Jisoo mengeluarkan Si jantan dan mengusapnya cepat dengan tangannya membuat cairan cinta itu tersembur keluar mengenai perut kekasihnya. “Arrghh.. Fuck..”

Dengan nafas yang berat dan terengah enggah Jisoo mengecup kening Rosé.

“I Love you too.” Ucap Jisoo seraya menempelkan dahinya ke dahi kekasihnya itu.

Setelah mereka berdua bisa mengatur nafasnya dengan tenang. Jisoo membersihkan tubuh Rosé dengan tissue lalu menyelimutinya.

“Aku tau kamu cape.. dan aku juga pengen banget tidur sama kamu disini tapi.. kita mesti balik ke vila sebelum nanti Jaehyun tau.” Ucap Jisoo sambil membelai rambut Rosé.

Rosé mengangguk pelan. “Kiss me one more time please.”

Jisoopun mengecup lembut bibir kekasihnya itu dengan penuh rasa cinta.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang