Sesampainya Jisoo di halaman kediaman keluarga Park handphonenya berdering, memang daritadi benda itu memberi notifikasi pesan masuk tapi karena Jisoo sedang nyetir ya dia ga bisa buka bahayakan bisa kecelakaan.
Dering kali ini dia dengan sigap mengangkatnya sekilas nama Jendeuk terlihat di layar, baru iya mau menyapa Jennie sudah mendahuluinya.
“Sibuk banget ngedatenya ya? Sampe chat gue ga dibaca?” tanyanya dengan nada yang tidak enak di dengar.
“Gue ga ngedate sama Ros-“
“Bukan dia yang gue maksud! Tapi anak ganjen yang suka buntutin elu kemana mana!” bentak Jennie seperti seorang pacar yang cemburu buta.
Ah.. Jennie melihat kejadian tadi di café rupanya pikir Jisoo. Namun sebelum dia menjelaskan lebih jauh Jennie menyambung kata katanya.
“Lu ga tau gimana muka Rosé pas liat lu disana seneng seneng sama orang orang yang bully dia. Dia bahkan ga jawab telpon gue sampe sekarang.” Terdengar nada kuatir dari Jennie. Dan Jisoo menghela nafas panjang.“Gue sekarang depan rumahnya, nanti gue cerita kalo gue udah beres disini.” Ucap Jisoo singkat lalu mematikan telpon tanpa menunggu jawaban dari Jennie.
Jisoo adalah orang yang tertutup, dia selalu bertindak sendiri sesuai apa yang dia pikir benar untuk dilakukan dan dia merasa orang lain ga perlu tau tindakannya dan alasan mengapa dia melakukannya.
Seketika otaknya membenarkan “Ya, kamu ga perlu kasih penjelasan ke Rosé, kalo dia salah kira ya itu salahnya bukan salahmu.” Namun disisi lain hatinya berbicara juga “Lu tega liat Rosé sedih lagi karena salah persepsi kaya gini??” pergolakan batin dan pikiran ini membuatnya gila, ia mengacak rambut dan berkata dengan nada kesal dan frustasi “akhh Rosé Park apa yang kau mau dariku!”
Setelah beberapa saat menenangkan diri, Jisoo turun dari mobil dengan mengucapkan kalimat terus menerus seperti mantra “Gue kesini buat bantu ngajar, ga perlu penjelasan ga perlu ada drama.”
Setelah mengetuk pintu beberapa kali, sang nyonya rumah membukakan pintu, tentu saja Jisoo disambut dengan senang hati. “Eh Jisoo.. tante kira ga dateng hari ini, lagi sibuk ya?”
“Ah, ngga sih tante tadi saya ada keperluan sebentar. Jadi kesininya belakangan.” Sahut Jisoo dengan sopan.
“Oh gitu, eh tapi.. Rosie kayanya lagi ga baik moodnya, tadi pulang aja ga nyapa tante. Apa disekolah ada kejadian yang mengganggunya? Tanya Minyoung dengan nada kuatir, membuat Jisoo menjadi semakin terbebani.
“Hmm.. ngga terjadi masalah sama Rosé tante.. mungkin tadi ada salah paham aja, saya lupa bilang kalo saya ada urusan tadi.” Jawabnya tanpa pikir panjang.
“Oh.. dasar anak itu tante pikir ada apa. Kadang dia memang agak emosional anaknya. Tapi tante mau tanya satu hal deh sama kamu.” Ucap Minyoung sambil memegang pundak Jisoo dan Jisoo mengangguk.
“Kamu apa ga apa apa? Setiap hari harus ngajarin Rosie? Kalau alasan kamu ajarin dia itu karena kamu takut dikeluarin dari tim basket tante bisa ngomong sama kepala sekolah. Soal Rosie nanti tante bujuk dia untuk les di tempat lain.” Perkataan Minyoung memunculkan pertanyaan baru di benak Jisoo apa iya dia rela mengajar Rosé hanya karena dia ga mau keluar dari tim basket?
Namun entah mengapa mulutnya seperti memiliki kehendak sendiri dan berbicara tanpa berpikir panjang. “Rosie teman saya tante, saya senang bantu dia bukan karena saya takut keluar dari tim tapi karena memang itu yang mesti saya lakukan untuk teman saya. Walau memang alasan awalnya memang itu sih tapi itu bukan lagi alasan utama saya.” Katanya dengan jujur sambil tersenyum.
Mendengar itu membuat hati Minyoung tersentuh. Makin pengen deh angkat Jisoo jadi mantu. “Tante lega kalo begitu, nah sekarang kamu naik deh ke kamar Rosie dari tadi dia ga keluar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
FanfictionKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22