Part 47

1.3K 164 648
                                    

Liburan para sahabat itu berakhir, mereka pulang ke rumah mereka masing masing.

Namun tak biasa, Jisoo mendapati seseorang menunggunya pulang dengan menyilangkan tangannya di dada. Tanpa kata Krystal memperhatikan adiknya dan Lisa yang baru saja memasuki rumah.

Pembicaraannya  Di telpon dengan Jisoo tidak berakhir baik, keberadaannya yang jauh dari sang adik juga semakin menyulitkan posisinya. Tapi hari ini Jisoo terlihat gembira pikirnya.

“Jisoo..” ucap Krystal dengan serius

“Kak.. lu udah balik.. Kak Jes mana?”

“Jess dama Kak Tiff masih ngurus kerjaan, gue pulang duluan buat nemuin lu. Soal yang lalu-“

“Yang lalu ga perlu dibahas lagi Kak, tapi satu gue minta jangan sembunyiin apapun kagi dari gue.. please.”

Permohonan adiknya itu meruntuhkan dinding pertahanan Krystal, dia sangat menyayangi Jisoo walaupun dia hanya adik tirinya.

“Okay gue janji.. tapi elu sama Rosie udah baik baik aja kan?”

Jisoo mengangguk dan tersenyum.

***

Keesokan harinya, Rosé udah rajin banget dateng pagi pagi, anaknya dirumah udah diserahin ke Alice yang dari kemaren ga bisa lepasin Hank dari pangkuannya.

“Wah.. dunia emang mau kiamat, ada apakah gerangan putri tidur ini dateng ke sekolah pagi pagi.” Ucap Jennie

“Hank.”

“Hank?”

“Iya itu anak bangunnya pagi banget jadi mau ga mau gue juga bangun pagi deh.”

“Hahaha resiko jadi seorang ibu ya bun..” sahut Jennie sambil berjalan bersama dengan Rosé ke lokernya.

Pagi itu sekolah masih sepi, cuma ada segelintir murid aja yang udah ada di sekolahan membuat sekolahan ini sunyi jauh dari ramainya kegiatan anak remaja.

Saat Rosé membuka lokernya ada sepucuk amplop merah muda terjatuh dari lokernya. Rosé mengambilnya dan memeriksanya. Ada tulisan Happy Birthday di tengah tengah amplop itu.

“Cieeeeeeh.. another gift nih buat yang ulang tahun.. dari secret admirer kah?” tanya Jennie penuh canda.

Rosé tersenyum malu, namun saat ia memperhatikan dari dekat ada wangi baru milik Jisoo yang membuatnya senyum makin lebar. “Ini mah dari Jisoo kayanya deh Jen.”

“Ya buka lah.. Eh panjang umur tuh orangnya dateng.” Ucap Jennie sambil melambai ke arah Jisoo yang baru datang dari kejauhan.

Rosé melihatnya sekilas lalu tersenyum. Pandangannya tak lama kembali ke amplop tersebut lalu ia membuka dan mengeluarkan isinya.

Ia terdiam, senyumnya yang merekah tadi hilang. Benar yang Jennie bilang pagi ini dunianya akan kiamat.

Didalam amplop itu terdapat beberapa foto mesra Jisoo dengan seorang gadis. Memang tidak memperlihatkan area intim mereka tapi foto ini menunjukkan bahwa keduanya tak berbusana.

Ada foto dimana Jisoo berbaring didada polos gadis itu dengan mata terpejam saat gadis itu mengambil foto selca mereka berdua.

Jennie menyadari kesunyian dari sahabatnya lalu dia mendekati Rosé.

“Lu kenapa Je kaya abis liat hantu gitu?” mata Jennie beralih ke tangan Rosé dimana ia memegang foto foto itu.

Sekarang ekspresinya boleh dibilang sama dengan Rosé, kaget.. tidak percaya, kecewa, sedih, dan sesak.

“Kalian kenapa berdua?” tanya Jisoo yang baru datang, seketika menyadarkan Rosé dari pikirannya yang kacau.

Rosé melihat Jisoo dengan tatapan yang penuh rasa sakit. Air matanya jatuh tak terkendali membuat Jisoo segera menangkup pipi kekasihnya dengan jemarinya. “Kamu kenapa?”

Namun tangan itu ditepis kasar oleh Rosé. Tindakan Rosé membuat Jisoo terkejut. Pasti ada sesuatu hal serius yang terjadi sampai membuat Rosé menjadi seperti ini.

“Kamu tega banget sama aku Soo!” ucap Rosé sambil melempar foto foto tadi ke tubuh Jisoo.

Rosé memukul bahu Jisoo berkali kali seraya tangisnya semakin menjadi jadi, Jisoo berusaha menenangkan tapi tangannya selalu ditepis oleh Rosé.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang