Part 33

2.1K 206 140
                                    

Short update..
Warning : dilarang keras mengutuk author setelah membaca part ini di pagi hari selama bulan ramadhan.

Tapi gue yakin kalian akan tetep ngutukin gue di komenkan.

***

Pagi itu Jisoo bangun dengan Rosé yang masih memeluknya seperti koala. Oh Jisoo berharap dia bisa bangun setiap pagi dengan kekasihnya ada disampingnya seperti ini.

Wangi dari shampo dan wangi tubuh Rosé seperti candu yang selalu ingin dia hirup setiap pagi. Lentik bulu mata yang menghiasi mata terpejam, hidung mancung yang lucu, dan bibir seksi favoritnya adalah pemandangan yang ingin ia rekam di memorinya.

Leher yang jenjang, garis rahang yang tegas, kulit yang lembut..

Jisoo hanyut dalam lamunan, sehingga tak menyadari kalau ia telah membangun kan si jantan tanpa sadar.

Rosé mulai terbangun ketika merasakan si jantan sedikit berkedut menggelitik perutnya. Ia membuka mata dan mendapati Jisoo sedang menatapnya.

Rosé mengangkat selimut membuat Jisoo dan Rosé melihat si jantan yang sudah menegang. Kali ini Jisoo ga minta maaf, dia malah terkekeh lalu mengecup lembut bibir Rosé “Morning..”

“Seems like someone can’t get enough of me.” Ucap Rosé sambil mencium aroma tubuh Jisoo di ceruk leher favoritnya.

“Kamu mesti tanggung jawab mulai dari sekarang sayang.” Ucap jisoo dengan suara seraknya dipagi hari.

“I will so.. awas kamu kalo berani lirik cewe lain.” Ancam Rosé.

“I wouldn’t dare Miss..” sahut Jisoo sambil mengangkat kedua tangan dengan ekspresi lucu di wajahnya, membuat Rosé tertawa.

Pada kesempatan itu juga Jisoo memposisikan diri ke atas tubuh sang kekasih,  lalu mengecup leher jenjang itu, menghisap dan menjilat sepanjang jalur turun kebawah seraya menemukan buah dada Rosé.

Melodi indah sudah terhempas keluar dari bibir sang kekasih, remasan di kulit kepala Jisoopun menambah gairahnya dipagi itu.

Tak memakan waktu lama iapun segera melumat buah dada Rosé, seperti seorang bayi yang merindukan air susu ibunya.

Bak seperti seorang pro, sembari memanjakan keduanya, tangannya sudah bekerja merobek kondom kedua. Memasangnya pada si jantan dengan gerakan cepat tanpa melihatnya sama sekali.

Jemari lentik Jisoo bermain di kelentitnya membuat area sakral kekasihnya basah seketika. Tanpa aba aba ia memasukkan si jantan kedalam area kewanitaan Rosé membuat sang empunya menarik nafas tajam karena serangan tiba tiba itu.

Awalnya Jisoo kuatir itu menyakiti Rosé tapi ia merasakan Rosé mulai bergerak mengikuti ritme hentakannya, membuat kekuatirannya hilang saat itu juga.

Jisoo mulai menghentak lebih dalam dan cepat karena ia merasakan si jantan semakin digenggam erat oleh dinding kewanitaan Rosé. Rosé yang dimabukan oleh sensasi nikmat itu tak sadar kalau jemarinya meninggalkan bekas dipunggung Jisoo akibat genggaman dan cakaran kukunya.

Jisoo menambahkan rasa dengan ibu jarinya yang kembali memanjakan keletit kekasihnya itu memberikan dia sensasi seperti sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

“Ahh.. Soo..Fuck.”seringai kembali muncul di wajah Jisoo saat ia mendengar kekasihnya itu mulai merutuk.

“Ugh.. so fuckin good.. Rosie.” Ucap Jisoo seraya menghisap putting merah muda kekasihnya itu.

Rosé dibuat kewalahan oleh permainan Jisoo. Erangan dan desahan sudah tidak bisa lagi dia redam, persetan jika ada yang mendengar suaranya di luar, dia tidak perduli.

“Fuck fuck.. Soo.. Ahhh.” Itulah kata terakhir Rosé sebelum puncak rasa itu membuyarkan seluruh inderanya. Dan pada waktu yang sama Jisoopun mendapatkan kenikmatannya sehingga si jantan menyemburkan lagi benih cintanya itu.

Keduanya mengatur nafas yang tak berirama. Wajah yang berbinar karena semburat merah muda dan senyum terlihat di kedua wajah mereka.

“Udah pagi, ayo mandi.. ntar kita sarapan.”

“Tapi aku capeee..” rengek Rosé.

“Ntar aku bantuin.. yuk.” Ucap jisoo lalu mengangkat Tubuh Rosé ke kamar mandi.

***

Setelah bersih mereka keluar kamar dengan Jisoo yang berjalan menggendong Rosé dipunggungnya.
Teman teman yang sudah mulai sarapan menggoda mereka.

“Duh masih pagi udah gendong gendongan aja.. bikin ngiri..” Ucap Seulgi.

“Mawar dibikin cape sama ayang chu ya?” Canda Wendy, membuat semua temannya tertawa.

“Diem lu ah, Rosé nih masih pusing karena hangover. Ga gue ijinin dia minum lagi. Awas lu ya pada ngasih minuman alkohol sama dia.” Ancam Jisoo

“Woo.. protektif kali.” Sahut Seulgi.

Merekapun makan dengan tenang pagi diselingi tetap dengan canda tawa.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang