Sore itu di rumah Rosé, terlihat Jisoo sudah hampir selesai mengajari Rosé, yang berbeda dari hari sebelumnya adalah kali ini tidak ada adu mulut pertengkaran diantara keduanya.
Rosé semakin nyaman dengan kehadiran Jisoo, Jisoopun semakin terbiasa dengan tingkah laku Rosé.
Sebelum beranjak pulang Jisoo teringat sesuatu, dia membuka tasnya dan mengambil beberapa buku hasil fotocopy. "Sebelum gue lupa, ini fotocopy catetan rangkuman semua mata pelajaran. Buat lu."
Rosé kaget karena bukunya begitu banyak. "Gila banyak banget.." ucapnya sambil melihat isi dari sebuah buku. Bukannya gembira dia malah tambah bingung. "Tapi ini catetan lengkap setahun pelajaran loh, kita semester ganjil aja belum beres." Sahutnya sambil terus memeriksa buku yang lain.
"Oh itu buku catetan warisan dari kakak kelas, pelajarannya ga beda jauh kok. Soal pasti beda tapi prinsipnya sama aja." Kata Jisoo sambil membereskan tasnya.
"Ya lu ga perlu pelajarin langsung semua, yang penting baca catetannya sampai bab yang kita pelajari sekarang. Lu mesti kejar ketinggalan karena bentar lagi Ujian Mid Semester. Dah ya gue jalan dulu." Sebelum melaju tangan Rosé menahan.
"Biar gue anter ke depan." Ucapnya sambil tersenyum hangat.
Setelah mobil Jisoo hilang dari pandangan, Minyoung keluar menghampiri anaknya. "Loh Jisoo pulang kok ga kasi tau."
Rosé dengan senyum yang masih melekat diwajahnya menjawab "Ga mau ganggu Mommy katanya."
Minyoung ikut tersenyum melihat putrinya yang sore ini terlihat agak ceria itu."Anak Mommy tumben ada Jisoo tapi ga ngomel ngomel, mukanya manis banget, Jisoo juga dianterin ke depan."
Rosé memutar manik coklatnya setelah mendengar perkataan Mommynya. "Apaan sih Mom.. emang ga boleh bersikap baik sama Jisoo dikit aja?"
"Ya bukan gitu.. justru kamu mesti sering sering begini.. kalo judes terus Jisoo mana mau lirik kamu." Canda Miyoung sambil menyenggol bahu Rosé.
"Ih Mommy mah genit.. lagian kenapa mesti aku kaya di jodoh jodohin sama Jisoo?" tanya Rosé sambil menyenggol balik pundak Minyoung.
"Well siapa yang ga mau punya anak mantu pinter, cakep, murah hati, terus perhatian ke kamu." Minyoung berseloroh sambil merangkul pundak Rosé.
"Murah hati?? Perhatian?? Sama aku?? Mana ada.." jawab Rosé setengah tak percaya Mommynya memuji muji Jisoo.. anak sekolahan yang belum lama dikenal Mommynya.
Minyoung tertawa mendengar pertanyaan anak gadisnya "Kamu tuh ya mesti lebih perhatiin baik baik. Jisoo kalo ga murah hati, mana mau dia cape cape dari kegiatannya yang segudang, tanpa di bayar, mau bantu ngajarin kamu yang kadang nyebelin gini." Ucap Minyoung sambil mencubit hidung Rosé membuat Rosé merengek.
"Ih Mom, dia bantu aku karena dia ga mau dikeluarin dari tim basket aja itu mah." Jawab Rosé tak terima tapi dalam hati dia mengiyakan kalau Jisoo sebenarnya orang yang baik.
"Masa?? Kalo cuma karena itu.. kenapa tatapan dia beda kalo liat kamu? Hmm?" desak Minyoung.
"Tatapan apa lagi Mommy nih.. ga ada yang gitu gitu.. Mommy mah salah liat karena suka ngintipin kami dari jauh. Udah ah aku mau ke kamar." Ucap Rosé buru-buru masuk ke kamarnya.
Setelah dia menutup pintu, dia menyandarkan badannya di pintu sambil memegang dadanya.
***
Sementara itu Jisoo yang sedang menyikat gigi sambil menghadap cermin teringat kejadian bersama Rosé hari ini, ada rasa bahagia karena dia bisa menghibur Rosé dengan caranya. Namun saat memorinya kembali ke adegan saat Rosé memeluknya. Tiba tiba degup jantungnya kembali tak berirama.
"Wah ga bener jantung gue.." kata Jisoo pada cermin. "Apa mungkin gue.. Ahh!" ucap Jisoo frustasi sambil menampar pipinya sendiri. "Semua orang akan pergi kalo tau keadaan gue. Jangan mikir yang aneh aneh Kim Jisoo"
"Woi gila lu ngomong sendiri." Samber Lisa sambil cengar cengir.
Mendengar Lisa, Jisoo melanjutkan menggosok gigi sambil berkacak pinggang. "Mau apa lu masuk kamar gue?"
"Lagi bahagia gue.. Jennie posting grafitti di lokernya pake emot hati pake tulisan Love It trus ada inisial L nya." Jawab Lisa sambil merebahkan diri di ranjang Jisoo.
Jisoo yang selesai menggosok gigi lalu duduk di ranjang bersebelahan dengan Lisa. "Kalo lu emang suka ya tembak aja sih."
"Ga semudah itu bagong. Gue merasa kadang gue ga pantes buat dia. Dia pinter, bisa banyak hal.. lah gue.." ucap Lisa sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Makanya punya otak dipake bego. Belajar yang bener.. usaha.. Rosé aja usaha belajar.. nah elu ga ada usaha sama sekali.. dasar anak monyet." Sahut Jisoo sesekali menjitak kepala Lisa.
"Gimana kalo gue ikut belajar bareng Rosé?? Ide baguskan??" kata Lisa dengan bangga.
"Kaga ada.. ide buruk itu mah.. yang ada bukan belajar lu.. ganggu iya " sahut Jisoo melempar bantal ke muka Lisa.
"Ah bilang aja lu ga mau diganggu pacaran berdua kan." Ledek Lisa sambil menaik turunkan alisnya.
"Ngaco.. kalo dia ga bener belajar.. gue mesti out tim basket bego. Jadi gue mesti pastiin dia fokus." Jawab Jisoo dengan tegas tapi hati kecilnya bertanya pada dirinya sendiri apakah emang cuma itu alasannya dia mau mengajari Rosé? Sebelum berpikir jauh dia menggelengkan kepala menjernihkan pikirannya.
***
Pagi itu Rosé terbangun bukan karena alarm atau omelan sang Mommy. Saat matanya masih terpejam ia merasa tepukan di rambutnya. Ia pun membuka sebelah matanya.
"Bangun ayo udah pagi." Sahut orang itu dengan senyum ramah.
Melihat orang yang tak asing ada di kamarnya, sontak Rosé membuka kedua mata.
"Kenapa kaget gitu, ayo bangun mandi trus kita sarapan." Sahutnya lagi.
"Ji Jisoo.. ngapain kamu disini?" tanya Rosé kebingungan sambil melihat seisi kamar.
Jisoo yang mendengar itu tertawa pelan. "Lucu kamu tuh.. masa aku ga boleh ada di rumah pacar sendiri." Jawab Jisoo lalu ia mendekat dan mendaratkan kecupan di dahi Rosé. Membuat Rosé memundurkan kepala dan agak mengernyitkan dahi.
Rosé semakin tertegun mendengar jawaban itu. "Pa.. Pacar??" Ucapnya terbata bata.
Jisoo mengangguk "Ayo udah cepet mandi atau mau aku yang mandiin?"
Pertanyaan itu menimbulkan pikiran pikiran tak senonoh di benak Rosé, membuat sang empunya muka memiliki semburat merah di pipi lantas dengan cepat dia menggeleng.Membuat Jisoo terkekeh melihat tingkahnya.
"Yaudah cepet mandinya aku kangen.. aku tunggu di bawah ya." Setelah berucap itu Jisoo kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Rosé ingin mengecup bibir manisnya, namun kali ini Rosé tidak kebingungan, tidak juga menolak ia siap menerima kecupan lembut Jisoo sampai sapmpai dia memejamkan matanya.
Tapi kecupan itu tak kunjung datang. Ia hanya mendengar namanya yang terpanggil dari kejauhan lama kelamaan kian mendekat.
"Rosie.. Rosie!" ucap sang Mommy menggoyang goyangkan tubuh anak gadisnya. Membuat sang anak terbangun kaget.
"Akhirnya bangun juga, ayo siap siap ke sekolah udah mau telat kamu tuh." Ucap Minyoung sambil menyiapkan seragam anaknya.
Aktivitas Rosé dan Jisoo kmarin cukup melelahkan sampai sampai Rosé tak mendengar bunyi alarmnya sendiri pagi ini. Tapi kenapa bisa jadi mimpiin Jisoo jadi pacarnya.
Entahlah, dia mengesampingkan pikiran itu dulu lalu bangun dan berlari ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
FanfictionKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22