Jessica masuk ke kamar Jisoo bersama Tiffany dan mereka melihat posisi Rosé dan Jisoo yang tidur berpelukan di kamarnya.
“Dia lelah, matanya pun sembab Jessi.” Ucap Tiffany tidak ingin mengganggu keduanya.
“Akupun tak ingin mengganggunya tapi pengacara Papa menunggu dibawah.” Sahut jessica sambil mendekat lalu mengusap rambut sang adik.
Jisoo perlahan membuka matanya sambil menoleh ke arah Jessica membuat Rosépun terbangun dari tidurnya.
“Shh.. pelan pelan bangunnya.”
Jisoo berusaha bangun Tiffany dengan lembut membantunya.“Pengacara Papa ada dibawah minta kita semua denger surat wasiat Papa.”
“Apa aku harus ikut?”
“Semua anak papa harus mendengarnya Ji.” Ucap Jessica.
Rosé menggenggam tangan Jisoo mengisyaratkan bahwa dia ada untuk mensupport kekasihnya itu. Jisoo tersenyum kecil melihat gesture hangat dari Rosé.
***
Suasana di ruang tengah memang masih agak gloomy mengingat perasaan sedih dan duka masih sangat kental terasa namun sang pengacara memulai perkataannya.
“Baik seluruh anggota keluarga sudah lengkap jadi saya akan membacakan keinginan dari Bapak Kim Jaewook yang dituangkan dalam surat wasiat ini.” Ucap sang pengacara.
“Perusahaan Kim Corp. Beserta seluruh asetnya sebesar 40% dari keseluruhan harta kepemilikan akan diserahkan kepada Kim Jisoo, karena setelah didiskusikan kepada Jessica dan Krystal selaku anak pertama dan kedua, tidak bersedia menerimanya dengan alasan mereka sibuk mengurus perusahaan mereka sendiri. Hal ini disampaikan ketika Bapak Kim masih hidup.” Pernyataan pengacara membuat Jessica dan Krystal mengangguk. Namun mereka mengkhawatirkan reaksi Jisoo akan keputusan ini.
“20% aset akan menjadi milik Jessica, 20% aset juga akan diberikan kepada Krystal sehingga aset sisa sebesar 20% akan dialokasikan kepada beberapa panti asuhan dan panti jompo di beberapa daerah yang sudah ditentukan oleh mendiang ketika beliau masih hidup.”
“Kamu ga perlu paksain untuk menerima ini Ji.. we can figure out other ways.” Ucap Jessica. Dia tak mau Jisoo merasa tertekan dan terpojok menerima tanggung jawab mengelola perusahaan karena Jessica dan Krystal menolak tawaran itu.
Namun Jisoo meresponnya dengan hal tak terduga. Setelah beberapa saat terdiam dalam lamunannya, Jisoo tersenyum. “It’s okay Kak.. aku rasa aku akan menerima keputusan itu, perusahaan itu adalah sesuatu yang Papa usahakan dari awal bersama Mama. Jadi aku rasa aku akan berusaha untuk memepertahankannya. Tapi aku minta waktu untuk mempersiapkan diri sebelum mengambil alih perusahaan. Aku mau selesai dulu kuliah.” Jawab Jisoo.
Jessica dan Krystal sudah bersiap jika Jisoo akan menolak keras namun keputusan ini diluar ekspektasi mereka, mereka cukup lega dibuatnya.
“Tentu, saja saat ini kamu masih belum bisa mengambil alih perusahaan dan Pak Kim sangat mengetahui hal ini. Untuk itu beliau sudah menyiapkan universitas untukmu. Tapi… hanya jika jisoo mau.” ucap sang pengacara.
“Hanya jika aku mau?” tanya Jisoo.
“Ya.. untuk sekarang Bapak Kim tidak mau memaksakan kehendaknya lagi, dia ingin kamu memilih apa yang kamu mau.”
Penjelasan dari pengacara membuat hati Jisoo sedikit sakit. Ia semakin merasa kehilangan sosok sang ayah. Ia mengalihkan rasa pedih itu dengan menatap sang kekasih.
Rosé tersenyum kearahnya lalu Jisoopun ikut tersenyum. “Kamu mau kuliah dimana?” tanya Jisoo.
“Aku ga tau.. aku ikut kemana kamu pergi aja.” Ucap Rosé, dia ga mau pisah dari Jisoolah, kalo ada cewe yang macem macem sama Jisoo diluar pengawasannya bisa repot pikirnya.
“Kalo aku ngincer Univ yang susah seleksi masuknya gimana?”
“Aku bakal usaha belajar sampe masuk.. lagian kamu pasti bantuin aku belajarkan.” Ucapnya sambil menyandarkan kepala ke bahu Jisoo.
Jisoo mengangguk. “Pasti.”
***
Hari hari mereka lalui tanpa banyak rintangan setelahnya, ujian sekolahpun bisa dilewati dengn baik karena mereka belajar bersama ya diselingi dengan aktivitas nackal disana sini karena Rosé merasa bosan dan otaknya sudah berkali kali terpanggang karena harus terus menerus belajar.
Tidak sia sia belajar dengan anak paling pintar di sekolah, Rosé akhirnya mendapat peringkat ke 3 di kelasnya. Dia telah melalui banyak hal untuk sampai pada posisi ini tapi tentu saja dia tak mengeluh karena selain masa masa sulit dia juga mendapatkan Jisoo yang menjadi sumber kebahagiaannya sekarang.
Jisoopun mulai banyak berubah semenjak Rosé hadir dihidupnya. Ia tak lagi kaku dan dingin. Kini hari harinya lebih hangat dan penuh senyum, siaoa lg kalu bukan berkat kekasihnya yang adalah sumber keceriaannya. Ada saja tingkah lucu dan manja dari Rosé yang selalu bisa menghangatkan hatinya. Dan Jisoo tak akan menukarnya dengan apapun, Rosé adalah hartanya yang paling berharga.
***
Hari wisudapun tiba.. aula Prime High dipenuhi oleh siswa siswi beserta orang tua mereka. Para siswa bergantian menerima sertifikat kelulusan mereka menggunakan toga khas berwarna biru navy dan silver.
Kepala sekolah mengucapkan selamat dan harapannya kepada seluruh siswa yang hari ini dinyatakan lulus“... Lulusan tahun ini terasa sangat spesial karena begitu banyak siswa cemerlang yang hadir menorehkan segudang prestasi di sekolah ini. Sekolah ini tidak akan sama lagi setelah kepergian kalian. Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada seluruh siswa dan orang tua, dan terakhir mari kita dengar sedikit pidato dari lulusan terbaik Prime High tahun ini.. Kim Jisoo.”
“Whooooooaaaa..”
“Kim Jisoooooo!!!!”
“Marry mee!!”
Ya masih ada saja orang yang berteriak seperti itu walaupun mereka tau Jisoo sudah ada yang punya. Tapi sampai titik ini Rosé sudah tak peduli karena dia yakin Jisoo hanya akan menikahinya.
Aula riuh dengan sorakan dan tepukan tangan ketika Jisoo berdiri dan mulai berjalan ke podium dengan senyum iritnya.
“Prime High adalah tempat para siswa menimba ilmu, merangkai mimpi.. tapi juga tempat para siswa melakukan kesalahan, kekonyolan, keputusan bodoh.” Jisoo memulai kata katanya dengan melihat kepada para sahabatnya yang sedang tersenyum sama sama tau akan hal hal gila yang mereka lakukan bersama ditempat ini.
“Dengan hal itu mungkin kami mengecewakan hati orang tua kami membuat mereka kesal dan frustasi dengan tingkah laku kami. Tapi dear parents, let your kids do something stupid now to learn for their future than to do that way later and regret it for the rest of their life.” Jisoo melihat kearah kumpulan orang tua yang duduk rapi bejejer dan melihat Kakak kakaknya dengan wajah bangga disana.
“Kita melewati tahun tahun bersama.. banyak hal terjadi.. remedial ujian, eforia kemenangan, sweet 17 party, fall in love.. break up.. and for me got hit by a car to save the love of my life.. but we still manage to graduate.” Kata kata Jisoo mengundang tawa dari para siswa.. kebanyakan menertawai Rosé yang sekarang sedang menutup muka dengan kedua tangannya karena malu dengan perkataan Jisoo.
“Hari ini bukanlah akhir, tapi sebuah awal kita semua mulai masuk ke dalam real battle. Kita mungkin akan berbuat hal yang bodoh lagi, jatuh terpuruk.. tapi ingatlah selalu Prime High never give up. Saya Kim Jisoo pamit.” Ucapan Jisoo mendapat tepukan tangan dari semua orang di aula namun sorakan itu terhenti saat Jisoo kembali mendekati microphone.
“Oh ya satu lagi.. Om dan Tante Park.. Can I ask your daughter to go on a date with me tonight?” Jisoo bertanya hal itu di depan umum membuat seluruh pandangan beralih melihat ke arah Minyoung dan Seojoon dengan wajah penuh antisipasi.
Jantung Rosie sudah berdebar tak karuan karena memang semenjak Daddynya keluar penjara mereka agak berhati hati dalam pacaran, nackalpun tidak seliar biasanya wkwkwk..
Seojoon menatap Jisoo datar namun tak lama tersenyum dan mengangguk membuat semua siswa kembali bersorak.
“Anak itu tau bagaimana membuat perhatian semua orang teralih padanya.” Ucap Seojoon pelan kepada sang istri, Minyoung hanya tersenyum bangga. Ya dia tidak pernah salah memilih calon mantu untuk putrinya.
The End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
أدب الهواةKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22