Part 17

2.3K 308 86
                                    

Sekarang Lisa Jennie Rosé sama Jisoo lagi di parkiran. Lisa Ribut mau gantiin Jisoo nyetir karena tangannya yang luka. Tapi Jisoo ga mau mobilnya di bawa Lisa.

“Udah udah.. gini mending mobil Jisoo gue yang bawa.” Ucap rosé menengahi. “Lagian motorlu mau siapa yang bawa masa gue? Atau mau tinggal di sekolah? Kalo ilang gimana?” perkataan Rosé membuat Lisa menyerah.

“Gue ga apa apa kok, ga sakit.. kalian ini berlebihan.” Ucap Jisoo, namun Jennie menggenggam tangan Jisoo yang luka dengan erat membuat Jisoo meringis ngilu.

“Mau ikut kata Rosé atau lu mau ikut nginep di rumah gue, biar semua keluarga Kim tau kejadian hari ini?” Rosé yang merasa kasihan lantas membantu Jisoo melepaskan genggaman Jennie.

“Iya iya.. gue ikut Rosé pulang. Tapi gue mesti mampir ke apart dulu ada buku gue yang ketinggalan.” Sahut jisoo sambil memegangi tangannya yang nyut nyutan.

“Ok ntar gue anter.. Lisa lu langsung balik ke rumah gue aja.”

“Ogah gue sendirian, gue mau main ke rumah Kang cimol aja bisa mabar berdua sebelum belajar bareng Wendy. Neng Jennie ga mau ikut abang?” sahut Lisa mengedipkan mata, Jennie berpura pura ingin memukulnya lagi sehingga Lisa buru buru kabur dari tempat itu.

***

Sesampainya di apart, Jisoo mempersilahkan Rosé masuk ke dalam. “Lu duduk aja, gue mau cari dulu bukunya.” Setelah menerima anggukan dari Rosé Jisoo berjalan menuju kamarnya.

Sembari menunggu Rosé melihat lihat sekeliling, apart ini sangat rapi dan bersih walau ditinggali orang seperti Lisa, pikirnya sambil terkekeh. “Kalau mau minum ambil aja di lemari es.” Ucap Jisoo dari dalam kamar. “Iya santai aja.” Jawab rosé masih berkeliling melihat lihat apart Jisoo.

Tak lama Jisoo keluar dari dalam kamar tanggannya berusaha membuka sebuah botol spray tapi tidak bisa ia lakukan karena sakit.

Rosé yang melihat itu cekatan menghampiri Jisoo “Mau apa sini gue bantu, ini mau dibuka kan?” tanya nya sambil mengambil botol dari tangan Jisoo.

“Gue mau kasi minum tanaman gue cuma susah bukanya.”

“”Lu punya taneman? Sini gue aja yang siram.” Sahut Rosé kegirangan, melihat Rosé seperti itu dia ga tega nolak.

“Bukan di siram tapi disemprot. Tanemannya di dalem kamar gue.” Kata jisoo sambil berlalu masuk ke kamar diikuti oleh Rosé.

Di pojok ruangan ada rak rak berisi pohon pohon kaktus kecil berbagai jenis.

“Jangan dipega-“ “Akh..” Baru mau diperingatkan Jisoo, tapi Rosé udah megang aja. Jadi jarinya ketusuk duri kaktus. Tapi anehnya Rosé kembali tersenyum.

“Udah tau kaktus malah dipegang.”

“Iya salah gue, gue tau resikonya tapi tetep gue lakuin. Jadi kalo gue luka bukan salah kaktusnya.” Ucap Rosé sambil menyeprotkan air ke kaktus tadi.

“Kaktus ini kaya orang, walaupun dari luar nyeremin, bisa nyakitin tapi di dalem mereka juga butuh yang namanya kasih sayang, mereka perlu dicintai. Gue ketusuk duri karena gue belum tau gimana cara sentuh mereka yang bener, jadi itu salah gue tapi gue ga nyesel akan hal itu.”
Entah mengapa perkataan Rosé seperti ditujukan kepada Jisoo, itulah yang Jisoo rasakan hingga hatinya terasa hangat, dan matanya bekaca kaca.

Ya selama ini Jisoo juga ingin merasakan di sayang dengan tulus.

“Maaf Rosie.” Ucap Jisoo pelan.

“Huh? Kenapa minta maa-“ ucapan Rosé terpotong oleh kecupan bibir lembut Jisoo di bibirnya. Sesaat dia terkejut namun segera memejamkan mata.

Kecupan itu singkat, lembut dan polos.

Setelah kecupan berakhir Jisoo kembali berkata “Maaf Rosie.” Masih dengan matanya yang terpejam.
Namun dengan senyum Rosé berkata “No.. don’t be..” lalu Rosé mengalungkan tangannya ke ceruk leher Jisoo dan menariknya untuk mengecupnya lagi. Kali ini tangan Jisoo bergerak merangkul pinggang Rosé mendekat kepadanya, sekaligus memperdalam ciuman manis mereka.

Kedua bibir berpagut dan lidah sesekali bertaut, namun Jisoo menghentikan ciuman yang mulai semakin panas itu sebelum ia membangunkan sisi kejantanannya.

Jisoo menautkan Dahi mereka berdua menikmati kesunyian sambil mengatur nafas.

“Say something please.” Mohon Rosé.

“A..Aku suka kamu.” Perkataan jisoo membuat Rosé malu sekaligus gembira.

“Tapi..” senyum Rosé hampir luntur mendengarnya, namun ia tetap dengan sabar menantikan lanjutan kata kata tersebut.

“Ada satu hal yang perlu kamu tau.. Aku terlahir agak berbeda.. aku wanita yang memiliki organ intim pria.” Pengakuan jisoo agak membuat Rosé terkejut sesaat.

“A.. aku tau ini ga biasa.. menjijikan.. kalau kamu ga mau sama aku-“

“Shhhhhh.. aku ga liat kamu dari penampilan fisik. Aku suka kamu karena kamu kim jisoo, anak yang keliatannya dingin tapi ternyata hatinya hangat.” Jawaban rosé melegakan hati Jisoo dan Jisoo memeluknya erat.

“So.. what are we?” tanya Rosé

“Ciuman kedua tadi bukan aku yang mulai ya jadi jelas.. You are mine now. Park Roseanne.” Sahut Jisoo yang wajahnya masih terkubur dalan ceruk leher Rosé.

“Omong omong.. aku seneng banget denger kamu panggil aku Rosie..”

“Mulai sekarang aku akan panggil kamu itu.” Rosé mengangguk antusias.

“Aku akan panggil kamu Sooya..” ucap Rosé sambil menatap wajah Jisoo.
Jisoo tersenyum dan mengecup lembut lagi bibir Rosie.

Author Notes:
Guys..  Gue tau ini cerita ga seberapa tapi gue pengen tanya sejauh ini pendapat kalian tentang FF ini apa.. Kurangnya apa..  Atau yang disukai dari FF ini apa aja.. Kalian bisa tolong komen disini ya. Enjoy update terakhir hari ini.. <3

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang