Keesokan paginya, saat makan pagi sebelum pergi ke sekolah Jisoo berbicara pada Jessica yang masih tidak mood makan pagi karena mereka pulang larut malam sekali kemarin.
“Kak.. soal kasus aku.. aku mau kasusnya dihentiin aja.. tuntutannya aku mau cabut.” Ucap Jisoo
Perkataan singkat itu membuat sendok dan garpu yang ada ditangan Jessica berhenti bergerak. “Why? Dia menyuruhmu untuk mencabutnya?” sahut Jessica sambil menunjuk garpunya ke arah Rosé.
“Jessi!” Sontak Tiffany menurunkan tangan Jessica yang dinilai tidak sopan itu.
Krystal hanya mengamati dalam diam memikirkan apa yang ada fikepala adiknya ini sehingga dia berbicara seperti itu secara tiba tiba.Jisoo sudah memiliki bayangan kalau hal seperti ini akan terjadi. Dia juga menyadari ekspresi takut dan tidak enak pada raut wajah sang kekasih di sampingnya, ia menggenggam tangan Rosé di bawah meja untuk menenangkannya.
“Ngga.. Rosie ga nyuruh aku malah ga bahas sama sekali. Semua itu pure keinginan aku, karena aku udah inget semuanya.” Perkataannya membuat semua terkejut kecuali Rosé.
“Aku tau perbuatan ayahnya salah tapi dia sudah mengakui kesalahannya dan dia sudah berada di tahanan untuk merasakan buah dari kesalahannya walau tidak lama namun kurasa itu cukup Kak.” Ucap Jisoo agak sedikit merajuk.
“Ku rasa Jisoo ada benarnya Jessi.” Sahut Tiffany mendukung keputusan adik iparnya.
Jessica tidak menjawab.
“Kak..aku selama ini ga pernah minta apa apa.. jadi buat kali ini aku mohon sama kakak.”
Kata kata Jisoo barusan menyentuh hati Jessica, ya selama ini Jisoo memang jadi anak yang berjuang sendiri apa lagi kakak kakakny semua ada di America. Tidak pernah sekalipun adiknya ini mengeluh atau membuat masalah yang membuat mereka malu dan marah.Semua yang diinginkannya dia beli dengan uang yang dia kumpulkan sendiri dari uang saku yang Jessica dan Krystal berikan setiap bulan sedangkan uang dari Papa dia simpan di tabungan yang berbeda dan tidak pernah disentuh.
Jessica pun merasa bersalah karena tidak bisa ada disisi adiknya, karena dia sibuk bekerja. Namun itu semua dia lakukan semata mata untuk adik adiknya karena dia mau mereka mempunyai masa depan yang baik dan dapat hidup dengan nyaman.
Setelah bepikir beberapa saat dia menghela nafas. “Sejujurnya aku masih marah dan tidak terima atas hal ini. Tapi kalau kamu mau hal itu, lakukanlah. Aku percaya kau sudah memikirkannya baik baik.”Jisoo sangat bahagia, dia bangun lalu berjalan ke arah Jessica lalu mendekapnya erat namun diiringi oleh erangan karena pelukan itu menghimpit tangannya yang sakit.
Jessica lalu segera melepaskan pelukan adiknya ketika ia mendengar Jisoo kesakitan dia menjitak kepala adiknya itu. “Ugh.. kenapa kau ceroboh sekali!?”
Jisoo masa bodoh dengan hal itu dia memeluk lagi Jessica tapi tidak terlalu erat seperti tadi. Dilain sisi Jessica juga menikmati pelukan dari adiknya itu, karena Jisoo jarang sekali menunjukkan rasa sayangnya termasuk pada kakak kakaknya.***
Sorenya Jisoo bersama keluarga Rosé mengurus proses keluarnya Seojoon dari tahanan.Setelah lama menunggu, Seojoon keluar dengan senyum kecil. Ia terlihat agak lebih kurus, tumbuh juga kumis dan janggut tipis. Ya bagaimana dia dapat mengurus dan merapikan diri jika ada dalam tahanan.
Senyumnya pudar saat ia melihat Jisoo ada diantara keluarganya. Namun kali ini tidak ada perasaan tidak suka atau dendam. Melainkan rasa bersalah yang memenuhi hatinya.
Minyoung, Alice dan Rosé segera memeluk sang kepala keluarga Park yang mereka rindukan itu. “Maafin Daddy ya, Daddy betul betul menyesal.” Ucapnya dengan penuh sesal.
“Kita semua udah maafin kamu kok Dad, kami bangga kamu mau ngaku salah dan bertanggung jawab atas kesalahan kamu.” Ucap Minyoung.
“Dad.. Jisoo sendiri yang cabut gugatan.. Daddy harus bicara sama Jisoo.” Sahut Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
FanfictionKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22