Jisoo terlihat mondar mandir dikamarnya. Memang wallpaper ponselnya itu menunjukkan foto dirinya dan Rosie sedang tertidur bersama di ranjang rumah sakit agak memberi hints bahwa mereka memang dekat, namun foto Rosie tak berbusana yang ada di ponselnya membuatnya tak habis pikir.
Apa yang sudah kau lakukan Kim Jisoo, kau ini masih SMA pikirnya.
Dengan menghela nafas ia duduk di samping jendela lalu memperhatikan foto itu lagi. “foto ini tak mungkin dia yang mengambilnya sendiri, dia tertidur dengan posisi seperti itu. Pasti aku yang mengambilnya.. apa yang ada di otakmu Jisoo. Sejak kapan kau menjadi cabul seperti ini.”
“Kenapa lu ngomong sendiri.”
Seketika ponsel yang sedang dipegangnya hampir jatuh karena Lisa tiba tiba masuk ke kamarnya.
“Lisa gue udah bliang kalo mau masuk kamar ketok dulu.”“Elah dari tadi gue udah ketok, lu ga nyaut. Jadi gue masuk.”
“Mau apaan sih.”
“Mau make sure aja.. besok bener lu udah ready buat sekolah?”
Ya setelah peristiwa yang menimpa Jisoo terungkap kebenarannya, skorsing Jisoo dibatalkan.
Jisoo mengangguk. “Iya gue siap kok lagian ga kenapa napa.. gue juga bawa obat gue.”
“Ya udah malem ini istirahat lu jangan begadang.” Lisa berniat untuk pergi dari kamar Jisoo namun Jisoo menahannya dengan pertanyaan.
“Lis.. apa gue bener bener cinta sama Rosie.”Lisa menoleh ke arahnya. “Lu rela mati ketabrak mobil buat dia chu.. kalo bukan karena cinta gue ga tau lagi itu apa.”
“Jadi.. gue kecelakaan ini karena mau nolong dia?” Lisa mengangguk mendengar perkataan Jisoo.
“Lu orang yang gue percaya lis, gue pengen tau apa yang dulu terjadi sama gue.”
“Tapi Ji.. nanti kepalalu.”
“Gue bakal baik baik aja.. ada obat dokter.”
Sejenak Lisa memperhatikan Jisoo namun dia yakin Jisoo tidak akan membiarkannya pergi begitu saja jika ia tidak mendapatkan apa yang dia mau. Akhirnya sore itu Lisa menceritakan semua kejadian antara Jisoo dan Rosé dari awal.
Mendengar cerita Lisa tentu tidak mengembalikan ingatan Jisoo, namun setidaknya Jisoo jadi memiliki gambaran atas hubungannya dengan Rosé.
“Hey.. bengong lu.. lu baik baik aja? Kepalalu ga sakit?”
“Ah ngga.. ga sakit kok pusing doang dikit.”
“Ya udah segitu yang bisa gue ceritain. Jangan mikir terlalu berat istirahat ya.”
Jisoo mengangguk pelan mendengar perkataan Lisa, lalu Lisa keluar dari kamar Jisoo.
Jisoo termenung sejenak mengingat perkataan Lisa tadi dia bisa merasakan betapa besar rasa cintanya kepada Rosé dimasa lalu sebelum dia mengalami kecelakaan ini walaupun otaknya tidak mengingatnya.
Malam itu Rosé mengunjungi Jisoo di kamarnya, tentu Jisoo juga belum tidur karena insomnianya kumat.
“Kenapa kamu blm tidur?” tanya Jisoo
“Karena aku tau kamu juga pasti ga bisa tidur.” Jawab Rosé lalu duduk di ranjang Jisoo lalu merebahkan dirinya.
Jisoo yang terkejut dengan tindakan Rosé, sudah berpikir macam macam, maklum dia baru aja selesai overthinking soal foto tanpa busana Rosé di ponselnya.“Ngapain kamu rebahan disini?” tanya Jisoo dengan wajah memerah.
“Mau tidurlah, lagian kamu juga cuma bisa tidur kalo aku temenin kamu disini. Kenapa malu? Kamu pikir kita bakal ngelakuin yang macem macem?” Tanya Rosé, dia suka sekali menjahili Jisoo.. ekspresi Jisoo sangat lucu.
“Engga.. aku ga mikir macem macem.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
أدب الهواةKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22