Part 32

2.2K 205 72
                                    

“Huh? Sekarang?” ucap Jisoo bertanya tanya tapi dalam hatinya dia udah gugup banget. “Ka-kamu yakin?” tanyanya lagi memastikan keputusan Rosé.

Rosé tau Jisoo gugup, dia sendiri juga sama. Walaupun udah hampir melakukannya tetep aja ini momen pertama buat mereka.

Rosé mengangguk dengan senyuman. “I’m ready Soo.. dan aku cuma mau sama kamu.” Ucap Rosé dengan penuh kesungguhan.

“Kalo gitu kamu mesti jadi istri aku nanti.. soalnya kalo ngga aku ga tau gimana aku bisa hidup tanpa kamu.”

Rosé menggeleng sambil tersenyum mendengar perkataan Jisoo. “Kalo kita bisa nikah sekarang juga aku mau.” Sahut Rosé.

Jisoo memandang wajah kekasihnya itu dengan penuh rasa, lalu ia mengelus pipinya. “Nikahnya nanti, sekarang aku mau kasih ini dulu.” Ucap Jisoo seraya mencari sesuatu di tasnya.

Jisoo mengeluarkan 1 box kecil berwarna hitam yang tampaknya seperti kotak perhiasan. Dia duduk di sebelah Rosé, lalu membuka kotak itu. Didalamnya terdapat simple necklace dengan bandul berbentuk wishbone.

 Didalamnya terdapat simple necklace dengan bandul berbentuk wishbone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ini punya aku, dari Mama. Dengan simbol wishbone ini Mama berdoa supaya aku punya banyak keberuntungan, harapan, dan kelimpahan. Aku mau kasih ini ke kamu karena keberuntungan, harapan aku itu ada di kamu.”

“Tapi ini dari Mama kamu.”

“Mama aku, mama kamu juga because you are mine now and forever.”

Rosé tak bisa berkata kata saat Jisoo mengalungkan benda cantik itu di lehernya. “Perfect.” Kata Jisoo dengan senyuman di wajahnya.

Rosé memeluk Jisoo, senyum Jisoo makin lebar namun seketika dia terdiam saat mendengar isak tangis Rosé. Ia melepaskan pelukannya lalu mengusap wajah Rosé.

“Kok nangis?”

“Happy tears.” Kata Rosé, walaupun air mata menetes tapi bibirnya membentuk senyuman manis.

Jisoo mengecup kening kekasihnya itu, begitu juga dengan kedua matanya, hidung dan mulutnya yang langsung berbalas sambutan dari Rosé.

Keduanya berpagut bibir dengan penuh hasrat seperti tidak akan ada hari esok. Jisoo mengarahkan Rosé untuk berbaring, ia tetap berada di atas Rosé tanpa melepas ciumannya.

Tangan Rosé yang sudah familiar dengan tubuh Jisoo seperti bergerak otomatis meraba otot perut Jisoo dari dalam bajunya membuat ciuman dari Jisoo terasa lebih impatient namun Rosé menyukainya.

Sesaat Jisoo melepaskan ciuman panas mereka, hampir membuat Rosé merengek namun terhenti saat Jisoo mulai melepaskan bajunya. Reflek jemari Rosé menurunkan celana yang dipakai Jisoo membuat sang empunya menggoda dengan seringainya.

Setelah melepaskan celana sepenuhnya, Jisoo membantu Rosé melepaskan baju dan celananya, tentu dengan Rosé tidak mengenakan bra mempercepat prosesnya.

Sekilas Jisoo melihat kalung yang baru saja ia sematkan di leher kekasihnya itu, ia merabanya perlahan lalu mengecupnya. Kecupan polos itu lama kelamaan berubah menjadi love bite yang lebih agresif.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang