Setelah makan malam memorable itu keluarga Jung Kim kembali ke rumah mereka. Rosé tetap dikediaman Park setelah sang Daddy pulang ke rumah.
Jisoo agak berat akan hal itu tapi dia ingin kekasihnya itu juga memiliki quality time dengan keluarganya apalagi sang ayah baru saja keluar dari tahanan.
Baru saja memasuki kediaman keluarga Kim, Jessica mengangkat oanggilan telpon yang membuat langkahnya terhenti. Tiffany yang menggandeng tangannya ikut terdiam melihat keseriusan di wajah sang istri.“Keadaannya gimana sekarang?”
“Iya baik tolong berikan aku alamat rumah sakitnya. Terimakasih banyak Bi Choi.” Setelah Jessica menyebutkan nama itu Jisoo dan Krystal melihat Jessica dengan pandangan serius. Karena Bi Choi adalah asisten ayahnya, jika Bi Choi sampai menghubungi pasti ada sesuatu yang penting.
“Bi Choi kenapa?” tanya Krystal.
“Dia ngabarin Papa masuk rumah sakit. Kita harus kesana.. kenapa sih akhir akhir ini sering banget kita berurusan sama rumah sakit.” Gumam Jessica.
“Aku ga mau ikut kalian aja pergi.” Sahut Jisoo sambi melanjutkan langkahnya.
“Dia itu tetep Papa kita Ji.” Ucap Krystal.
“Aku tau tapi besok aku sekolah Kak. Sekolah lebih penting.” Ucapnya acuh.
“Papa didiagnosis kanker stadium 4.. dia udah beberapa kali masuk rumah sakit tapi ngancem Bi Choi untuk ga ngasih tau kita, tapi kali ini keadaannya cukup parah makanya Bi Choi ngasih kabar. Kalo kamu besok masuk sekolah ga apa apa tapi weekend kamu harus dateng.”“Iya.” Ucap Jisoo singkat lalu ia berjalan terus ke kamarnya.
Tiffany memeluk Jessica. Victoria juga mengusap punggung kekasihnya.
“Aku tau dia sulit untuk bertemu Papa tapi aku takut ini akan jadi pertemuan terakhir kita sama Papa.” Ucap Jessica.
“Shhh.. jangan bilang begitu.. kita harus selalu mendoakan yang terbaik.” Sahut Tiffany berusaha membangkitkan harapan sang istri dan adik iparnya.
Jessica mengangguk pelan walaupun hatinya agak terasa berat. Ya walaupun Papa mereka bukan sosok ayah yang memiliki kenangan baik di memori anak anaknya tetapi tetap saja kehilangan anggota keluarga tidak pernah bisa terasa mudah.
***
Keesokan harinya Jisoo pergi ke sekolah seperti biasa. Namun sesekali ia terlihat melamun dan hal itu disadari oleh Rosie.“Soo..” Panggilnya sambil menepuk pundak sang kekasih.
“Hmm?” Jisoo tersadar kembali dari lamunannya lalu menoleh ke arah Rosé
“Aku tanya kamu mau makan apa?”
“Ohh.. Ngga deh aku ga laper.. aku temenin kamu makan aja ya.”“Kamu kenapa? Kok kaya yang banyak pikiran gitu? Dari pagi loh kamu kaya gitu.”
Jisoo menatap Rosé dengan ragu. Sungguh dia tidak ingin membebani pikirannya dengan masalah keluarga tapi jika dia tidak jujur pasti nanti akan timbul masalah baru lagi dan dia tidak mau hal itu terjadi.
“Papa aku masuk rumah sakit kemaren malem.”
Rosé terkejut mendengarnya.“Keadaannya gimana sekarang?”
“Aku ga tau.. Kakak kakak aku semua pergi tapi belum ngasih kabar.” Ucap Jisoo sambil memainkan kuku jarinya.
“Kamu ga ikut kesana?” pertanyaan Rosé membuat Jisoo diam sejenak.
“Dia ga sayang aku.. buat apa aku ada disana.” Ucapnya menyakinkan diri sendiri bahwa itulah yang harus dia lakukan. Padahal hatinya cemas juga.
“Soo.. sejahat apapun, dia tetep anggota keluarga kamu. Aku yakin, kalau kamu aja bisa dengan berbesar hati maafin kesalahan Daddy aku. Kamu pasti bisa maafin Papa kamu.” Ucap Rosé sambil mengusap tangan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
FanfictionKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22