Part 48

1.2K 154 25
                                    

Hari itu sekolah ramai dengan berbagai spekulasi. Sahabat sahabat Jisoo pun menjadi pusat perhatian siswa siswi di Prime terutama Rosé yang diketahui adalah pacar dari murid nomor 1 di Prime.

Mereka semua gerah dengan semua tatapan curiga dan perkataan perkataan miring tentang Jisoo yang tentunya tidak benar.

Dan dalam kekacauan ini, mereka berfokus melindungi Rosé karena mereka tau itulah yang pasti diinginkan Jisoo saat ini. Mereka semua membawa Rosé ke ruang Jisoo, Jennie memiliki kunci akses ke ruangan itu.

Para sahabat terlihat kuatir kecuali Lisa. Dia masih terbakar rasa marah atas hal yang menimpa Jisoo.

“Lu ga usah kuatir Jé.. elu masih punya kita. Kita akan selalu ada buat lu.” Ucap Joy.

Lisa berdecak malas. “Lu semua ada buat dia, terus Jisoo gimana? Dia sendirian diluar sana.”

“Tapi Jisoo udah keterlaluan nyakitin Rosé kaya gini Lis.” Tambah Joy ikut emosi.

“Gue ga percaya Jisoo lakuin hal itu titik.” Sahut Lisa.

“Guepun ga percaya Lis tapi sikap aneh dia sehabis hilang kemarin di vila bikin semua kecurigaan mengarah ke dia.” Ucap Rosé pelan.

“Itu karena dia bohong sama elu.. dia ga mau elu kuatir kalo dia pingsan.”

“Emang ada bukti kalo dia beneran pingsan?” tanya Joy lagi membuat darah Lisa makin mendidih. Dia ga suka Jisoo dijelek jelekin.

“Gue ga perlu bukti buat percaya sama Jisoo, gue kenal dia luar dalem. Dia ga mungkin ngelakuin hal itu.”

“Udah udah cukup.” Ucap Seulgi. “Masalah yang ada udah runyam jangan ditambahin lagi.”

Lisa yang masih dikuasai amarah bangkit dari duduknya dan mengarahkan pandangannya ke arah Rosé.

“Kalo aja elu ga ngadu ke orang tua lu, Jisoo ga akan bernasib kaya gini!”

“Lisa!” Jennie memperingatkannya dengan keras.

“Biar dia denger. Semoga orang tualu puas ya nyiksa Jisoo, mungkin Jisoo pasrah sama keadaan tapi gue ga akan tinggal diem.” Rosé menangis lagi setelah mendengar perkataan Lisa. Sedangkan Lisa keluar dari ruangan itu dengan membanting pintu.

“G-Gue ga ngadu ke orangtua gue.. cewe gila itu ngirim foto foto Jisoo juga ke rumah gue tadi pagi.” Ucap Rosé terisak dalam pelukan Irene.

***

Jisoo pulang ke rumahnya dengan pikiran kusut, langkahnya terasa berat. Mengapa semua jadi begini hanya karena dia pingsan di jalan.

Apa kesalahannya hingga Suzy tega melakukan ini, mengenalnyapun tidak. Apa Suzy mengambil kesempatan akan tubuhnya? Tapi bagaimana dia tau dimana mereka bersekolah dan bagaimana dia bisa tau Rosé dan lokernya.

Dia pasti dijebak. Tapi siapa yang melakukannya.

Orangtua Rosépun pasti membencinya saat ini. Semua sudah diambil daripadanya, lalu apa yang tersisa? Kehampaan, rasa marah, kecewa dan sedih.

Setelah Mamanya tiada, Jisoo selalu berusaha melakukan yang terbaik, namun malah berakhir seperti ini. Lelah itulah yang dirasakan oleh Jisoo. Apakah usahanya selama ini sepadan? Tentu tidak jika akhirnya dia ada dititik ini. Jisoo ingin menertawai hidupnya, apakah ini layak disebut kehidupan?

“Jangan ngelamun mulu ntar nabrak, mikir apa sih?” ucap Krystal di ruang tengah. Jisoo menoleh kearahnya sesaat tapi tak berkata apa apa.

Krystal menyadari ada yang tidak beres dengan adiknya.
“Sini dulu.. kenapa jam sehini lu udah pulang sekolah?”

Jisoo berjalan pelan ke arah Krystal lalu duduk di sofa. “Gue.. di skors kak.”

Perkataan singkat Jisoo membuat Krystal terkejut, seorang siswa teladan di skors?

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang