Part 51

1.3K 160 35
                                    

Jessica berjalan mondar mandir dengan berkacak pinggang di lorong depan ruangan Jisoo di rawat.

“Jadi ada orang yang mau nyelakain Jisoo.. dan elu baru ngomong sama gue sekarang?!” Tanyanya tak percaya pada Krystal.

“Gue mau cerita tapi gue mau konsul dulu sama pengacara.”

“Tetep aja lu mestinya kasih tau gue. Apa orang yang nabrak udah diperiksa polisi?”

“Udah diperiksa, itu murni kecelakaan karena kelalaian korban sih.”.

“Darimana lu bisa yakin!?” Bentak Jessica membuat Tiffany dan Krystal terkejut.

“Jessi pelanin suara kamu ini rumah sakit.” Ucap Tiffany.

“Alice ngontrol semua penyidikan kecelakaan ini kok Kak.”

“Alice?”

“Alice Kakaknya Rosie. Dia anak hukum, dan dia mau bantu kasus Jisoo juga.”

“Yaudah nanti kita mesti ketemu dia biar bisa ngatur kita mesti nyelidikin dari mana.” Ucap Jessica lalu ia duduk di kursi ruang tunggu sambil memijat dahinya.”

***

Sementara itu saat ini Rosé sedang diperiksa oleh dokter.

“Tekanan darah dan detak jantung kamu sudah baik, sepertinya kamu sudah bisa pulang hari ini.” Ucap dokter dengan senyum.

Rosé panik dalam hati, kalo dia pulang dia ga akan bisa keluar lagi dari rumah. Dia ga akan mungkin punya kesempatan buat nengokin Jisoo.

“Tapi kepala saya masih suka pusing, dan perut saya agak nyeri.” Ucap Rosé sambil memegang dahi dan perutnya.

“Hmm, apa kamu sudah makan dengan teratur?”

“Dia masih susah makan dok.” Jawab Alice.

“Baik kita observasi dulu ya tapi sekarang kamu harus mulai makan yang baik dan teratur, nanti saya akan resepkan obat pereda nyeri dan vitamin. Sekarang istirahat dulu jangan stress. Saya permisi.”

“Terimakasih dok.” Ucap Jaehyun.
Setelah dokter pergi, Alice memandang Rosé sambil menaikan sebelah alisnya, Rosé menghindari tatapan kakaknya itu lalu mencoba berbaring lalu memejamkan matanya.

Akal bulus Rosé terbaca oleh Alice namun dia mengerti mengapa dia melakukannya. Untung sayang kalo ngga udah dia paksa pulang adiknya ini.

***

Setelah Minyoung dan Seojoon kembali ke rumah sakit, Alice pergi, ia memutuskan untuk melihat keadaan Jisoo.

Disana ia bertemu dan Krystal dan Kakaknya. Krystal menyuruhnya masuk.

“Ini Alice kakaknya Rosie..” ucap Krystal

Jessica dan Tiffany menjabat tangan Alice bergantian. “Saya Jessica Kakak Jisoo ini istri saya Tiffany.” ucapan Jessica dibalas anggukan dan senyuman oleh Alice.

Sekilas Alice memperhatikan Jisoo. “Apakah ada perkembangan pada kondisi Jisoo?”

Krystal menggelengkan kepala dan Jessica menghela nafasnya.

“Kita mesti tetep usaha untuk cari orang yang mau mencelakai Jisoo.” Ucap Krystal.

“Iya, tapi jangan kita bicarain disini. Gue udah pesen kamar di hotel sebelah, kita ngobrol disana aja. Alice, kamu apa ada waktu.”

“Iya tentu aja, waktuku senggang kok, saat ini Rosie dijaga sama orangtua kami.”

Setelah sekali lagi melihat Jisoo yang masih terbaring tak sadarkan diri, mereka beranjak pergi dari tempat itu.

***

Setelah sampai di hotel, mereka coba memeriksa foto foto Jisoo.

“Gadis ini. Kita harus mencarinya.” Ucap Jessica.

“Menurut keterangan Lisa, Jisso dan Lisa sudah mencoba mencari ke vila tempet Jisoo bertemu dengan gadis itu tapi gadis itu bukanlah penduduk disana dan dia sudah pergi dari tempat itu.”

“Berengsek orang itu.” Ucap Jessica pelan sambil menahan kesal.

“Bae Suzy adalah nama perempuan itu menurut keterangan dari Jisoo, saat ini kita tidak tau itu nama asli atau palsu namun, aku sudah memeriksanya di beberapa bandara. Ada seorang gadis dengan nama tersebut melakukan perjalanan ke Eropa. Kita terlambat jika dia sudah ada di luar negri.”

Krystal membuang nafas kasar lalu merebahkan diri di ranjang.

“Mungkin kita bisa mencari tau lagi ke tempat Jisoo dan teman temannya menginap waktu itu siapa tau ada informasi lain yang bisa kita dapatkan.” Ucap Tiffany.

“Dimana vila tempat mereka nginep kemarin?” Tanya Jessica.

“Serenity Vila di Daerah Sunnyside.” Jawab Alice.

Jawaban Alice membuat Tiffany mengernyitkan dahi. “Vila Serenity di Sunnyside?”

“Iya kamu ga salah denger, kenapa?” ucapan Jessica mendapat pukulan dari Tiffany di bahunya.

“Itu kan Vilanya Taetae.. dan orangtuanya bisa dibilang orang terpandang disana.” Jessica mengerang kesal mendengar nama itu.

“Taetae?” Tanya Alice

“Taeyeon, itu mantan pacar Kak Tiffany.” Jawab krystal singkat.

“Ya terus mau apa urusannya sama dia?” ucap Jessica malas.

“Ya kita bisa tanya tanya penduduk lewat dia? I don’t know.. Jessi.. namanya juga usaha.”

“Okay okay.. aku bakal telpon dia.” Ucap Jessica setengah hati, bagaimanapun Taeyeon adalah sahabatnya juga namun kadang rasa cemburunya membuat dia kesal tiba tiba jika Tiffany menyebut namanya.

Dering demi dering membuat Jessica tidak sabar menunggu. Ia memencet tombol speakerphone lalu panggilan itu tersambung.

“Hai Sooyeonah, tumben ada apa seorang Jessica nelpon gue tiba tiba? Masih inget sama sahabat sendiri?”

“Cut the crap Taengoo..”

“Jessi!!” Jessica hanya memutar bole matanya jengah mendengar peringatan dari Istrinya itu, namun di sambungan telpon terdengar suara tertawa keras dari Taeyeon lebih tepatnya seperti mengejek Jessica.

“Apa ada Ppany disana?”

“Hai Tae..” Sapa Tiffany.

“Hai sayan-“

“Yah!! Cukup.. gue telpon bukan supaya kalian bisa reunian.” Ucap Jessica disambut tawa lagi oleh Taeyeon. Ya Taeyeon memang suka menjahili Jessica.

“Ok ok.. terus ada apa baginda telpon kalau begitu?”

“Gue mau tanya soal vila lu di Sunnyside.”

“Oh kenapa? Lu mau nginep? Mau minta diskon nih ceritanya?”

“Yah! Ga bisa lu tunggu gue selesai ngomong apa?” interaksi Jessica dan Taeyeon membuat Alice tersenyum dan geleng geleng kepala.

“Hahaha.. iya deh gue diem. Lanjutin.”

“Ada yang mau celakain adik gue saat dia nginep di vila lu.”

“Huh? Jisoo?”

“Iya.. ada perempuan yang nginep deket vila dia ngebius dan memperalat jisoo.”

“Dimana tepatnya perempuan itu menginap?” tanya Taeyeon mulai serius.

Alice lalu menjawab “dipenginapan sebelah kedai makanan.”

“Penginapan milik Pak Shin..”

“Lu kenal?” tanya Jessica

“Tentulah gue kenal, ini kan daerah gue. Kebetulan sekarang gue ada didaerah situ. Gue akan hubungin lu kalo gue dapet informasi deh ya.”

“Iya ok.. thankyou Taengoo really.”

“Sama sama, titip salam buat Jisoo ya.”

“Ok.. bye Taeng.” Jessicapun mematikan telponnya. Lagi lagi mereka harus menunggu.

Melting The Ice CubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang