Ujian pertama dan terakhir hari itu udah selesai bikin semua siswa kegirangan karena masa masa belajar semalam suntuk udah berakhir.
Ga terkecuali geng populer disekolahpun sekarang terlihat lebih rileks kecuali Lisa ya karena dia keliatan seperti orang yang nyawanya baru disedot setengah ke alam ghoib.
Ya ujian membuat otaknya berasap, tapi untuk ujian kali ini di berusaha belajar dari kemampuan dia ga nyogok, kalo nyontek ya ada dikit dikitlah namanya juga Lisa kan bad habits die hard kata orang jepang mah.
Sedangkan Jennie, Irene, Joy, Wendy dan Seulgi lagi ga bisa berkata kata melihat apa yang terjadi di hadapan mereka.
Memang sedari pagi Jisoo lebih banyak tersenyum, tapi saat ini ia selalu tersenyum lebar saat menatap Rosé. Sesekali berinisiatif untuk memeluk, mengecup pipi juga menyuapi kekasihnya itu makanan.
“Si Ojé juga punya tangan kali bisa makan sendiri.” Ucap Joy sambil geleng geleng kepala.
Mereka bersiap mendengar jawaban sarkas dari Jisoo tapi kali ini Jisoo hanya terkekeh lalu sambil tersenyum ia mengarahkan sesendok makanan ke arah Joy “Elu mau gue suapin juga?”
Jawaban Jisoo membuat Joy tertegun seketika membuat Wendy secara protektif memeluk Joy. “Heh punya gue ini, jangan macem macem lu.”
“Jangan kasih ke orang dong makanannya kan punya akuuu..” rengek Rosé sambil memeluk Jisoo dari samping. “Lagian kamu ga makan lagi? Cuma makan dikit juga barusan.” Ucapan manja dari Rosé membuat Jennie dan Irene memutar bola matanya tapi dengan senyum di wajahnya.
Jisoo menggeleng “Nanti makan kebanyakan malah sakit perutnya.”
Tak berapa lama Jisoo menjawab terdengar bunyi ponsel Jisoo, lalu ia segera mengangkatnya. “Halo?”“Jisoo cepat kamu dan squad ketemu saya di lapangan basket, ada yang perlu kita bicarakan.”
“Oh.. baik Coach.” Lalu Jisoo menutup ponselnya ia melirik ke arah teman temannya.
“Gue Seulgi Lisa sama Wendy pergi dulu ya guys-“
“Mau kemanaaa?” Ucap Rosé tak ingin ditinggalkan Jisoo.
“Coach manggil, ada yang mau diomongin. Sebentar aja kok kayanya.” Ucap Jisoo sambil membelai surai pirang kekasihnya itu. Lalu Rosé mengangguk walaupun mukanya agak ga seneng gitu Jisoo pergi.
Setelah Squad Jisoo menghilang, Jennie berpindah untuk duduk disebelah Rosé. “Yang lagi kasmaran ga bisa banget ditinggal Jisoo bentar aja..” candanya membuat Joy dan Irene ikut meledeknya membuat Rosé menutup wajahnya karena malu.
“Tapi gue seneng deh, elu sama Jisoo jadi lebih happy.” Ucap irene dengan tulus.
“Bener.. dalam sejarah Prime High. Ga ada hari dimana Jisoo senyum selama dan selebar itu. Cuma pas pacaran sama lu doang Jé.” Ucapan joy membuat Rosé tambah tersipu malu, pipinya pun agak sedikit sakit karena terlalu banyak tersenyum akhir akhir ini.
“Jennie!! Kim Jennie!!” tiba tiba ada suara seorang gadis yang memanggil manggil gadis bermata kucing itu. Jennie tak perlu melihat siapa yang memanggilnya karena dia hafal nada suara gadis ini.
“Ugh.. damn.” Ucap Jennie pelan sambil memijat pelipis dahinya.
Tak lama ia merasakan tepukan di bahunya. “Jen.. Gue nih.. ga excited ketemu gue lagi?” mendengar ucapannya Jennie menoleh dengan muka bahagia yang dibuat buat. Ya mau tidak mau dia harus menjaga nama baik sekolahnya sebagai wakil ketos Prime High kan.“Haiii.. Somi, apa kabar?” pertanyaan Jennie mendapat tatapan aneh dari ke 3 sahabatnya yang tau itu adalah nada bicara fakenya.
“I’m great Jen, eh Ketos Lu mana?” karena menyinggung sang ketos, kuping sang pacar sensitif nih. Mau ngapain nanyain Jisoo gue? Pikir Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting The Ice Cube
FanfictionKehidupan sekolah, romansa, seputar Kim Jisoo sang Ketos dan Park Roseanne sang Ketua Cheer.. *Jitop supremacy G!P *Botsé *🌈🔞 #1 - indonesian 24/04/22 💜 #1 - kimjisoo 24/05/22 #1 - kjs 21/05/22 #2 - pcy 21/05/22