💙
Lelaki itu kemudian membuka lakban yang menutup mulut Najelina.
"Terima kasih ya. Kamu udah nyelametin aku dari preman itu. Kamu hebat banget. Makasih ya. Kalau nggak ada kamu aku pasti udah disiksa sama preman itu. Sekali lagi, makasih ya," ucap Najelina dengan raut muka masih trauma.
Lelaki itu tidak menjawab ucapan Najelina. Ia sibuk membuka tali di belakang Najelina dan tampak kesulitan.
"Kalau boleh tau, nama kamu siapa?" tanya Najelina kepada lelaki yang berada di belakangnya itu.
"Nama kamu siapa?"
"Hey, nama kamu siapa?
"Aku nggak boleh tau nama kamu, ya?"
"Nama kamu siapa? Aku pengen kenalan sama kamu. Aku pengen tau siapa nama seseorang yang udah nyelametin aku. Aku berterima kasih banget sama kamu. Pliss, nama kamu siapa?"
Lelaki itu tidak menjawab sama sekali. Ia masih saja sibuk membuka tali.
Beberapa detik kemudian, akhirnya tali berhasil dibuka. Najelina langsung menatap lelaki itu dan mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.
"Kenalin, nama aku Najelina. Nama kamu siapa?"
Lelaki itu kemudian berjabat tangan dengan Najelina. Dan langsung menggandeng tangan Najelina lalu mengajaknya berjalan cepat-cepat menuju ke suatu tempat.
"Eh, eh. Kamu mau bawa aku ke mana?" tanya Najelina seraya sibuk menjinjing gaunnya dan berjalan cepat di samping pria itu.
Lelaki itu tidak menjawab. Matanya lurus ke depan dan sesekali melirik Najelina di sampingnya.
"Kamu mau bawa aku ke mana?"
Setelah beberapa menit berjalan, lelaki itu berhenti di pinggir jalan raya.
"Kita mau ngapain?"
"Kamu mau ajak aku nyebrang?"
"Kita mau ke mana sih?"
Najelina terus memandangi mata lelaki itu dengan wajah kebingungan.
Lelaki itu kemudian melambaikan tangan ke arah taksi yang akan lewat di depannya. Dan kemudian taksi tersebut berhenti di depan Najelina.
Lelaki itu kemudian merogoh sakunya lalu mengeluarkan uang dan diberikan kepada sopir taksi.
Najelina tampak bingung. Ia sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan lelaki bersarung itu.
Dan kemudian lelaki itu berlari menjauh meninggalkan Najelina yang masih berdiri di tempat.
"AKU NGGAK AKAN NAIK TAKSI SEBELUM AKU TAU SIAPA NAMA KAMU!" teriak Najelina menatap lelaki yang sudah berjalan jauh itu.
Lelaki itu kemudian memberhentikan langkahnya. Ia mengeluarkan kertas biru dan bolpoin dari dalam saku celananya. Ia kemudian menuliskan sesuatu di kertas tersebut.
Setelah selesai menulis, lelaki itu kemudian melipat kertas tersebut menjadi pesawat. Dan kemudian diterbangkan ke arah Najelina.
Pesawat kertas itu jatuh ke tanah tepat di depan kaki Najelina. Najelina kemudian mengambil pesawat kertas tersebut lalu membukanya.
"Namaku J. Kamu selalu hati-hati ya. Semoga kejadian tadi tidak terulang kembali. Semoga kita bisa bertemu lagi. Jaga diri kamu baik-baik yaa," ucap Najelina membaca tulisan dari lelaki itu.
Najelina kemudian kembali mengarahkan pandangannya ke lelaki itu. Namun lelaki itu sudah tidak ada di tempat.
"JE!" teriak Najelina seraya memperhatikan kiri kanan mencari keberadaan lelaki tersebut.
"Mbak, ayo naik," ajak sopir taksi.
Najelina kemudian masuk ke dalam taksi tersebut. Najelina duduk seraya terus melihat ke arah belakang mencari keberadaan lelaki yang telah menyelamatkannya itu.
Najelina kemudian kembali membaca tulisan di kertas biru itu. Lalu ia tersenyum dan memeluk kertas biru tersebut. Kini wajahnya tampak bersinar lagi. Najelina sudah melupakan kejadian tadi dan yang tidak bisa Najelina lupakan adalah bertemu dengan lelaki baik hati yang sudah menyelamatkannya itu.
***
Apa yang akan terjadi ketika keluarganya mengetahui Najelina pulang larut malam.
Geser ke bawah, Men!
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
NAJELINA [Completed]
Romance"Lo mau bawa gue kemana?" "Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya." "Di mana itu?" "Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana." -Ang- --oOo-- Najelina, perempuan bak Cinderella deng...