💙
Pagi ini, Najelina berdiri di dekat jendela kamarnya. Menatap kosong suasana yang ada di luar jendela. Najelina terlihat murung. Senyum yang biasanya ia tampakkan kini tak lagi terlihat.
Najelina menyalakan layar ponsel yang dipegangnya. Ia berharap ponselnya muncul notifikasi pesan dari Anggara. Namun, harapan itu hanya angan-angan saja. Pasalnya, sejak tadi malam sampai pagi ini, Ang belum membalas chat Najelina sama sekali. Hal itu membuat Najelina sedih. Lalu Najelina pelan-pelan mencoba menelpon Ang lagi. Namun ia menurunkan ponselnya lagi karena nomor ponsel Ang tidak aktif.
"Najelina Sayang," panggil Safira di tengah pintu kamar lalu mendekati Najelina.
"Iya, Ma," jawab Najelina tanpa senyuman.
Safira mengelus rambut Najelina. "Udah dandan, udah cantik. Senyumnya mana?" rayu Safira seraya mengangkat dagu Najelina memperhatikan bibirnya.
Najelina menghela nafas lalu memaksakan senyum.
"Nah gitu dong, kan makin manis plus cantik. Sekarang, kita keluar yuk. Udah ditunggu Afan di depan. Hari ini kan fitting gaun pengantin kamu. Kamu pasti suka sama gaun pesanan Mama, Sayang. Dijamin kamu makin cantik," Safira mencubit pelan pipi Najelina.
"Yuk," ajak Safira lalu menggandeng tangan anak perempuannya itu.
Mereka kemudian berjalan bersama menuju lantai bawah.
***
Saat menuruni anak tangga, Najelina melihat sudah ada Afan yang duduk di sofa tamu menunggu kedatangannya.
"Afan, Najelina sudah siap," ucap Safira saat mengantarkan Najelina mendekati Afan.
Afan berdiri dan tersenyum melihat Najelina. "Iya, Tante," jawabnya.
"Nanti, kalau gaun yang Mama pilihkan itu kamu nggak suka, kamu ganti yang lain ya, nggak apa-apa kok. Gaun di butik Anjelia banyak kok dan semuanya bagus," pesan Safira.
"Iya, Ma," jawabnya cuek.
"Afan, nanti kamu yang sabar ya kalau nemenin Najelina fitting gaun. Biasanya dia suka cerewet kalau nyobain gaun yang nggak dia suka. Kamu sabar-sabar aja ya," ledek Safira.
"Mama, ih!" Najelina sebal.
Afan pun melebarkan senyumnya. "Iya, Tante. Nggak apa-apa kok, namanya juga cewek. Pasti cari yang terbaik biar nggak salah pilih."
"Iya betul itu. Memang harus begitu. Cari yang terbaik biar nggak salah pilih," ucap Najelina setuju. Padahal, yang ia maksud bukan gaun.
"Iya, iya Sayang. Ya udah kalau gitu, kalian cepat berangkat gih. Nanti keburu siang," pinta Safira.
"Iya Tante, Afan pamit ajak Najelina pergi dulu ya Tante," pamit Afan.
"Iya, hati-hati ya Afan. Jagain calon istrinya," pinta Safira.
"Siap Tante."
Mereka berdua keluar dan masuk ke dalam mobil. Lalu melaju ke butik tempat fitting gaun pengantin.
"Nanti setelah fitting baju, makan siang di Cafe Sabrina ya, Sayang," ucap Afan sambil menyetir.
Najelina hanya diam bersandar di kursi sambil melihat sisi kiri jalan. Najelina melamun dan sudah pasti sosok Ang yang berada di lamunannya.
"Sayang," panggil Afan menoleh ke arah Najelina.
Dan Najelina tetap terdiam tak mendengar panggilan Afan.
"Najelina Sayang," panggilnya lagi dan kali ini Afan memanggil Najelina seraya menyentuh tangannya.
Najelina kaget lalu melihat Afan. "Sayang? Kamu panggil aku Sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAJELINA [Completed]
Romance"Lo mau bawa gue kemana?" "Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya." "Di mana itu?" "Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana." -Ang- --oOo-- Najelina, perempuan bak Cinderella deng...