Bab 17 Boncengan

119 38 1
                                    

💙

Ang kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam saku celananya.

"Ini udah gue siapin lama. Gue akan kasihkan ini ke elo. Setelah lo nerima cinta gue," ungkap Ang setelah meletakkan kotak itu di atas meja.

"Apa itu?"

Ang kemudian membuka kotak itu dan diperlihatkan kepada Najelina.

"Kalung?" Najelina terkejut melihat isi kotak itu berupa kalung berhuruf N.

"Iya, Jel. Ini kalung buat lo."

"Kenapa lo repot-repot beli kalung buat gue segala? Kan jadi ngerepotin," ucap Najelina tidak enak.

"Nggak apa-apa kok. Gue beliin kalung ini, karena gue cinta sama lo, Jel. Gue pakein ya?"

Najelina mengangguk-angguk senang.

Ang kemudian berdiri mengambil kalung itu dan hendak dipakaikan di leher Najelina.

Najelina kemudian mengangkat rambut panjangnya agar Ang mudah mengalungkannya.

Lalu, pelan-pelan Ang memakaikan kalung cantik itu di leher Najelina. Najelina terlihat sangat senang sekali.

Ang kemudian menatap wajah Najelina dari dekat. Lalu, entah apa yang difikirkan Najelina, saat Ang menatap dekat wajanya, Najelina kemudian tersenyum memejamkan mata.

"Lo ngapain senyum sambil merem gitu?" tanya Ang yang sudah duduk di kursinya di depan Najelina.

Najelina seketika langsung membuka mata. "Gue kira tadi lo mau nyium pipi gue?"

"Wahaha. Jeli, Jeli, lo pengen banget gue cium? Belum waktunya kali. Kita belum halal."

Najelina malu tujuh hari tujuh tahun. Ia menutup mukanya dengan tas. Lalu pelan-pelan ia turun dari kursi dan bersembunyi di bawah meja.

Aduh! Mau ditaruh dimana muka gue. Gue malu banget udah bilang itu di depan Angker.

Najelina mukanya merah. Ia sangat sangat malu sekali. Rasanya, ia pengen tubuhnya mengecil lalu masuk ke dalam lubang semut.

"Lo ngapain sembunyi di kolong meja?" tanya Ang seraya ikut jongkok melihat Najelina di bawah meja.

Najelina kemudian kembali duduk di kursinya.

Ang berdiri di depan Najelina lalu menjulurkan tangannya. "Ayo," ajak Ang.

"Kemana?" tanya Najelina.

"Udahlah ikut aja."

Najelina kemudian berdiri dan menerima gandengan tangan Ang. Najelina sangat senang dan senyum terus sedari tadi saat berjalan bersama Ang.

***

Di luar Cafe, Ang membonceng Najelina mengunakan motornya.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Najelina di atas motor pada saat melaju di jalan.

"Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya," jawab Ang tersenyum lebar melirik Najelina di belakangnya.

"Di mana itu?"

"Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana."

"Hahaha. GOMBAL!" Najelina mencubit gemas pipi Ang.

"Tau nggak sih, Jel. Kenapa aku selalu jagain kamu dari jauh?"

"Biar nggak ada orang yang menggangguku?" Najelina mencoba menebak.

"Itu juga termasuk. Tapi selain itu ada juga alasanku, kenapa aku jagain kamu dari jauh."

"Emang kenapa?"

"Biar kamu tahu. Meskipun aku jauh dari pandangan mata kamu, aku masih tetap selalu menjagamu lewat do'aku. Jadi, kamu jangan khawatir saat aku tidak berada di sampingmu."

"Ih, kamu bisa aja. Lagi perjalanan sempet-sempetnya bikin kata-kata romantis," Najelina senyum-senyum sendiri di belakang.

"Biar kamu ingat. Setiap tempat yang kamu lewati saat ini, ada ungkapan yang tulus dari dalam hati seorang lelaki yang sedang berbunga-bunga ini."

"Bisa banget gombalnya. Bener-bener nggak salah pilih aku."

"Nggak salah pilih apa?" tanya Ang sembari menoleh ke belakang.

"Nggak salah pilih cowok buat dijadikan teman perjalananku," Najelina menaruh wajahnya di atas pundak Ang.

"Serius? Nggak gombal nih?" tanya Ang menggoda.

"Serius. Angkeeerr!" Najelina mulai sebal.

"Iya, iya, Jeliku."

"Serius nih. Aku mau tanya, kamu mau ajak aku ke mana sih? Dari tadi nggak nyampek-nyampek."

"Ke taman."

"Taman deket kampus?"

Ang mengangguk.

Najelina menghela nafas. "Ya ampun, Anggaraa. Udah dua kali loh kita ngelawatin tuh taman. Kamu lupa ya tempatnya?"

"Emang sengaja. Biar boncengan sama kamu makin lama."

"Bisa-bisa bensin kamu habis. Cuma buat muter-muterin jalanan."

"Nggak masalah bensin habis. Yang penting cintaku terisi penuh."

"Hahaha. Gombaaall."

Ang terlihat sangat senang. Ia tak menyangka bisa mendapatkan cinta Najelina yang notabennya cewek cerewet bin ngeselin yang dari dulu tak pernah akur dengan dirinya.

***

Beberapa menit kemudian, Ang berhenti di taman yang dekat dengan kampusnya.

"Taman ini, adalah tempat di mana lo ngasih gue pesawat kertas terus pura-pura ngebuang kertas itu, iya kan?" tanya Najelina seraya turun dari atas motor.

"Iya, iya, gue pura-pura. Tapi dengan cara itu, gue tau kalo lo cinta sama gue duluan, hahaha!" canda Ang seraya berjalan-jalan bersama Najelina menikmati pemandangan taman.

"GR! Itu gue cintanya sama Jaka bukan sama lo!"

"Tapi nyatanya, Jaka itu gue kan? Lo mau cari Jaka kemana lagi kalau bukan di diri gue. Masih gengsi aja ngakuin kalau lo cinta sama gue duluan. Tadi di cafe kan elo yang nembak gue duluan! Haha," ledek Ang seraya berlari menjauhi serangan Najelina.

"ANGGKKEERRR! Awas lo ya!" teriak Najelina pasang muka singa.

"Ampun! Jel!" jawab Ang dari kejauhan.

Najelina kemudian mengejar Ang dengan muka kesal seperti ingin mengajaknya tawuran.

***

Ini kisah cinta Ang dan Jeli atau kisah cinta Tom and Jerry sih?

Pacaran kok tawuran terus 😂

Mau ngapain aja ya mereka di taman. Kita intipin aja yuk ges. Ssttt.
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang