Bab 2 Peristiwa

264 82 6
                                    

💙

Setelah beberapa menit berjalan, sepatu high heels Najelina patah.

Aduh!

Najelina kaget kemudian mengarahkan pandangannya ke bawah.

"Yaelah. Pake patah segala," decak Najelina seraya mengambil high heelsnya yang patah itu.

Kemudian Najelina melepas high heelsnya yang satu lagi dan menentengnya sambil terus berjalan. Karena ia tidak memakai sepatu hak tinggi lagi, gaunya pun kepanjangan dan menyapu jalanan. Ia pun menjinjing gaunnya agar mempermudah ia untuk berjalan.

Najelina terus berjalan ke depan seraya menengok ke jalanan berharap ada taksi yang lewat. Sudah berjalan jauh, Najelina belum juga menemukan pangkalan ojek ataupun taksi.

"Ke mana sih taksi. Kenapa belum ada yang lewat," keluhnya.

Hari semakin malam dan jalanan semakin sepi membuatnya tampak gelisah dan diselimuti ketakutan.

***

Beberapa menit kemudian, saat Najelina menengok ke belakang, tiba-tiba ia terkejut melihat dua preman berdiri di depannya.

"Eits, mau ke mana cantik," goda preman berambut gondrong di ikat itu.

"Cantik sekali. Jarang-jarang ketemu Cinderella malem-malem kayak gini," goda preman yang satunya seraya memperhatikan Najelina dari atas sampai ke bawah.

Najelina ketakutan lalu ia membalikkan badan dan mencoba berlari menjauh. Namun preman itu menghadang Najelina dari depan dan belakang.

"PERGI KALIAN! TOLONG!" teriak Najelina mencari pertolongan namun tempat disekitarnya sepi tidak ada orang lain selain mereka bertiga.

"Mau minta tolong sama siapa cantik. Di sini cuma ada kita bertiga. Kita baik kok. Kita cuma pengen kenalan aja," goda preman di depan Najelina.

"NGGAK!" bentak Najelina seraya mencari arah untuk keluar dari hadangan mereka.

"Jangan takut. Kamu makin cantik kalau ketakutan gitu. Ikut kita yuk, kita akan bawa kamu ke tempat yang indah," ajak preman yang satunya seraya mencolek pipi Najelina.

Najelina semakin ketakutan.

Tidak menunggu lama, preman itu kemudian menggenggam erat-erat tangan Najelina.

"LEPASIN! TOLONG! TOLONG!" teriak Najelina mencoba melepas genggaman preman itu.

Preman yang satunya kemudian membungkam mulut Najelina dengan lakban hitam.

Kedua preman itu kemudian menyeret Najelina dan dimasukkan ke dalam mobil box hitam. Preman itu membawa Najelina pergi ke pelosok yang jauh dari perkampungan.

Next
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang