Bab 50 Batal

68 23 0
                                    

💙

Saat ini, Ang berada di pinggir jalan. Ia memperhatikan rumah Najelina dari kejauhan. Ang berniat menunggu Najelina keluar dan akan mengajaknya kabur dari rumah. Namun sayang, sepertinya rencana itu sedikit terhambat. Pasalnya, Ang tidak berhasil menghubungi balik Najelina. Ang tidak bisa memberitahu Najelina bahwa ia sedang menantinya. Karena nomor telepon Najelina tidak aktif.

"Jel, aktifin dong nomer elo. Gue di sini jemput lo, Jel!" gerutunya seraya terus mencoba nenghubungi Najelina.

Beberapa kali ditelfon dan tidak ada jawaban, akhirnya Ang merasa kesal dan ponselnya ia masukkan kembali ke dalam kantong.

Ang memutuskan untuk datang langsung ke rumah Najelina.

Setelah berhenti di depan gerbang, Ang turun dari atas motor lalu ia langsung berlari ke rumah Najelina.

Saat Ang sudah sampai di teras rumah, tiba-tiba Fariz keluar dan menghentikan langkah Ang.

"Lho, lho, lho, kamu ngapain ke sini, hah?" ucap Fariz di depan Ang.

"Pak Fariz, saya ingin bertemu dengan Najelina. Ini adalah pernikahan yang tidak Najelina inginkan, Pak. Kasihan Najelina. Tolong Pak jangan paksa dia. Dia tidak akan bahagia dengan pernikahan ini."

"Sok tau kamu! SATPAM! Cepat bawa keluar laki-laki ini! Kunci gerbangnya! Jangan sampai dia berani masuk ke sini lagi!" pinta Fariz kepada satpam rumahnya.

"SIAP, PAK!" tegas satpam lalu mendekati Ang.

Satpam itu menggenggam tangan Ang. "AYO KELUAR!" bentak satpam.

Ang mencoba berontak. "Pak Fariz, tolong batalkan pernikahan ini. Najelina tidak mencintai Afan, Pak. Dia mencintai saya dan saya juga mencintai Najelina, Pak!"

"Siapa kamu! Seenaknya aja batal-batalin acara pernikahan orang. Lagipula saya nggak sudi punya adik ipar berandalan, kriminal, orang susah seperti kamu! Pak! Cepat bawa dia keluar! Saya nggak mau liat muka dia lagi!" Fariz kembali masuk ke dalam rumah.

"AYO KELUAR!" Satpam memaksa Ang berjalan keluar.

"NAJELINAAA! KELUAR! GUE DI SINI! DI DEPAN RUMAH LO!"

"GUE DATENG BUAT LO! GUE CINTA SAMA LO!"

"JEL, TEMUIN GUE DI SINI! BATALIN PERNIKAHAN LO!"

Ang terus saja mencoba melepaskan genggaman satpam.

Fariz kembali keluar dan menghampiri Ang. "DIAM KAMU! Lancang banget ya, teriak-teriak di depan rumah saya! Najelina sudah tidak ada di rumah! Dia sudah menikah dengan Afan di gedung pernikahan! Kamu, sudah terlambat Anggara, Afan sudah mengucapkan ijab qobul 10 menit yang lalu. Dan sekarang, Afan dan Najelina sudah resmi jadi suami istri. Dan kamu, cuma buang-buang waktu di sini!" Fariz kembali berjalan masuk ke dalam rumah lalu menutup pintunya.

Ang terdiam sejenak. Ia merasa sangat kecewa dengan apa yang sudah terjadi. Ang meneteskan air mata. Tubuh kekarnya kini melemah, tangannya gemetar dan ia merasakan sakit yang begitu hebat di dalam relung hatinya. Kini hancur sudah semua harapannya.

Pelan-pelan Ang melangkahkan kaki kembali ke arah motornya. Mungkin jika motor itu bisa berbicara, ia akan berkata 'Lebih baik kau pulang saja, Pak. Aku siap mengantarkanmu. Aku tidak tega melihat kau terluka seperti ini'

***

Di dalam rumah, Fariz berjalan tergesa-gesa menuju lantai atas.

"Siapa, Riz?" tanya Afan yang sedang duduk di ruang tamu menunggu Najelina keluar.

"Laki-laki berandalan itu mau hancurin pernikahan lo. Di mana Najelina?"

"Masih di kamar," jawab Afan.

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang