Bab 23 Perjodohan

77 28 2
                                    

💙

"Apa? Menikah?" Najelina tampak kaget dan bertanya-tanya.

"Iya, Sayang. Biar kamu nggak kesepian. Biar anak Mama yang cantik ini ada yang jagain. Tau nggak sih, Afan ini sudah lama jatuh cinta sama kamu loh, Sayang," rayu Safira seraya mengelus rambut putrinya.

"Afan ini temen Kakak yang sangat baik loh. Dia akan bahagiain kamu dan nurutin semua kemauan kamu," sahut sang kakak.

"Nggak. Najelina nggak mau dijodohin, Ma," jawabnya sedikit kesal.

"Sayang, nggak apa-apa. Kenapa nggak mau? Afan baik kok. Katanya kamu pengen punya suami yang baik. Yang selalu jagain kamu? Dan semua tipe yang kamu inginkan ada di diri Afan. Kakak kamu kenal banget sama Afan. Jadinya Kakak kamu nggak mungkin cariin pasangan untuk kamu sembarangan. Percaya deh sama Mama," bujuk Safira.

Najelina geleng-geleng kepala.

"Nggak apa-apa Tante, jangan dipaksa. Mungkin karena Najelina belum kenal dengan saya. Lebih baik Afan dan Najelina pendekatan dulu, kita saling mengenal satu sama lain. Nanti kalau kita sudah saling mencintai dan Najelina siap menikah, saya akan menikahinya Tante, Om. Untuk saat ini jangan dipaksa dulu, kasihan Najelina. Afan siap kok menunggu sampai Najelina bisa cinta sama Afan. Meskipun butuh waktu lama," ungkap Afan.

"Denger kan Sayang? Afan orangnya baik. Dia sabar menanti cinta kamu. Nggak apa-apa nikahnya besok-besok aja kalau kamu udah siap. Tapi, sekarang mau kan kenalan lebih dekat dengan Afan? Nanti Afan akan ajak kamu jalan-jalan kemana saja yang kamu mau. Mau kan Sayang, jalan sama Afan?" tanya sang mama.

"Najelina nggak mau dijodhkan sama siapa-siapa. Najelina udah punya pacar, Ma. Najelina sangat cinta sama pacar Najelina. Najelina cuma mau menikah sama dia aja!" ungkapnya.

"Pacar? Siapa pacar kamu, Sayang? Mama nggak pernah tau?"

"Pacar? Pacaran sama kertas yang diselipin di gerbang? Haha, itu cuma rayuan gombal nggak jelas, Naj. Nggak usah terbawa perasaan. Mending sama Afan aja dia lebih bisa bikin kata-kata romantis yang bikin kamu seneng," sahut Fariz.

"Nggak peduli! Aku tetep nggak mau dijodohin! Dan aku udah punya seseorang yang bisa bikin aku bahagia! Aku nggak mau dijodohin, titik!" kekeh Najelina seraya berdiri dan berjalan menuju tangga. Ia tak ingin mendengarkan lebih banyak lagi ucapan dari kakaknya.

"Najelina, jangan pergi dulu. Afan lebih bisa bahagiain kamu. Kamu jangan kecewain Kakak kamu, yang sudah cariin pasangan yang baik buat kamu," bujuk sang papa.

Najelina kemudian menghentikan langkahnya.

"Kakak ngapain sibuk cariin pasangan buat aku? Pa, Ma lebih baik, Papa sama Mama cariin pasangan buat Kak Fariz biar dia cepet nikah!" ujarnya lalu menaiki tangga lagi.

"Kakak udah punya pasangan, Najelina. Jangan mengalihkan pembicaraan!" sentak sang kakak.

"Haha, Kakak marah? Udah punya pasangan tapi dicariin pasangan baru? Kakak marah? Haha, itu tandanya Kakak ngerti perasaan aku sekarang. Jadi, nggak usah salahin aku kalau aku menolak perjodohan ini." Najelina kembali menaiki tangga.

"Oke, baik. Kakak ngertiin perasaan kamu. Kalau gitu, Kakak kasih perjanjian sama kamu. Kalau cowok yang kamu cintai itu bisa bahagiain kamu, oke Kakak nggak akan jodohin kamu lagi. Tapi, kalau cowok itu nggak bisa bahagiain kamu, kamu harus putus dan nikah sama Afan," ancam Fariz.

"Nggak masalah. Karena selama ini aku sudah bahagia sama dia. Sudah pasti dia bisa bikin aku bahagia sekarang dan selamanya," jawabnya.

"Kalau boleh Mama tau, siapa nama pacar kamu, Sayang?" tanya sang mama seraya mendongah ke atas melihat Najelina yang sudah berada di anak tangga paling atas.

"ANGGARA!" jawab Najelina.

"Anggara? Anak kuliahan juga?" tanya Tirta sang papa.

"Iya, satu kampus sama Najelina," jawab Najelina seraya terus berjalan menuju kamarnya.

"Maaf ya, Fan. Gue udah ngecewai lo," ucap Fariz seraya menepuk bahu temannya itu.

"Nggak apa-apa, Riz. Cinta memang nggak bisa dipaksakan," jawab Afan mencoba ikhlas.

***

Keesokan harinya, tepatnya pada pukul satu siang, Fariz datang ke kampus Najelina. Niatnya datang ke kampus adiknya untuk mencari mahasiswa bernama Anggara. Fariz sangat penasaran dengan cowok yang sudah bisa bikin adiknya jatuh cinta itu.

Fariz kemudian turun dari dalam mobil yang ia parkir di tepi lapangan. Seperti bos pada umumnya, ia keluar dari dalam mobil seraya memakai kacamata hitam. Fariz berjalan menghampiri segerombolan mahasiswa yang berjalan menuju parkiran karena saat itu waktunya mahasiswa pulang.

"Mas, mau tanya, mahasiswa yang bernama Anggara sekarang ada di mana?" tanya Fariz kepada tiga mahasiswa yang lewat.

***

Kira-kira, Fariz bakal ketemu Anggara nggak yaa.. Deg deg an nih.

Ayo dilihat ges!
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang