Bab 10 Hampir ketahuan

125 46 1
                                    

💙

Saat Ang menyelipkan pesawat kertas, tiba-tiba Najelina keluar dari balik pohon.

"Hayooo! Jey!" sapa Najelina tersenyum bahagia.

Ang kemudian kaget. Pesawat kertasnya jatuh ke tanah. Ang kemudian cepat-cepat naik ke atas motor milik Anrez yang ia pinjam sebentar untuk meletakkan pesawat kertas.

Najelina kemudian berlari keluar gerbang.

"JEY! JANGAN PERGI JEY!" teriak Najelina di pinggir jalan memanggil Jey yang sudah melaju cepat ke jalanan.

Najelina kemudian mengambil pesawat kertas yang jatuh itu. Lalu membukanya.

Aku akan selalu menjagamu dari jauh, Najelina. Dan ingat ya Najelina, aku jauh bukan berarti aku tidak ingin dekat. Justru ini caraku untuk dekat. Dekat dengan kerinduan. Karena rindu itu membuat kita lebih berkesan ketika bertemu. Salam dari 'J' lelaki pengagum rindu.

Najelina membaca surat itu di dalam hati. Dia terlihat sangat senang sekali.

"Surat dari siapa itu? Siapa cowok tadi?" tanya Fariz di samping Najelina.

"Nggak siapa-siapa. Bukan urusan Kak Fariz!" Najelina kemudian berjalan masuk ke dalam gerbang meninggalkan kakaknya yang masih berdiri di pinggir jalan.

***

Beberapa menit kemudian, Najelina sudah sampai di kampus. Ia kemudian memarkirkan motornya.

Di atas motor, Najelina melepaskan tas slempangnya lalu mengeluarkan kaca dan lip gloss. Najelina kemudian menggantungkan tasnya di setir motor.

Lalu Najelina mengarahkan kaca kecilnya di depan wajahnya dan siap memoles bibir mansnya dengan lip gloss.

Selesai itu, Najelina meletakkan kaca dan lip glossnya ke dalam tas yang masih digantung. Lalu Najelina turun dari atas motor dan berjalan menuju kelasnya.

Beberapa menit kemudian, ia menghentikan langkahnya di depan kelasnya.

"Lah, tas gue ke mana?" Najelina meraba pinggangnya.

Najelina menepuk jidat, "Yaelah, ketinggalan di atas motor."

Najelina kemudian membalikkan badan dan berjalan kembali ke parkiran.

Saat sudah sampai di parkiran, Najelina menghentikan langkahnya ketika melihat Ang duduk di atas motor di samping motor Najelina. Terlihat Ang sedang merapikan rambutnya di kaca spion.

"Yaelah. Ada Angker lagi, di samping motor gue. Gimana cara gue ngambil tasnya. Gue takut kalau Ang terkam gue."

Najelina berfikir sejenak. Lalu Najelina melirik sebuah galah panjang yang tergeletak di tanah.

Najelina kemudian mengambil galah tersebut. Galah panjang itu, ia arahkan ke tasnya yang menggantung di setir motor. Pelan-pelan ujung galah itu masuk ke dalam tali tas dan diangkatnya galah itu.

Saat tas itu sudah menyangkut di galah, Ang yang sedari tadi merapikan rambutnya itu kemudian melirik galah tersebut. Dan Ang kemudian menghadap ke belakang melihat Najelina yang membawa galah dengan ekspresi tegang.

Ang menahan tawa.

Ekstrem banget cara ngambil tasnya. Padahal gue di sini jagain tasnya biar nggak di ambil orang.

Kata Ang dalam hatinya seraya geleng-geleng kepala melihat perilaku Najelina.

Setelah berhasil mengambil tas, Najelina kemudian pelan-pelan meletakkan galah tersebut di tempat semula. Lalu ia cepat-cepat berlari terbirit-birit menuju kelasnya.

***

Siang harinya, Najelina mendatangi perkampungan Jey. Ia berjalan-jalan mengelilingi kampungnya mencari petunjuk tentang Jey. Saat melewati sebuah rumah kecil dengan barang-barang bekas di depannya, Najelina memberhentikan motornya.

"Itu kan sarung batik yang dipakai Jey malam itu? Apa itu rumahnya Jey?" tanya Najelina saat melihat sarung batik yang dijemur di depan rumah kecil itu.

Najelina kemudian membelokkan motornya ke depan teras rumah itu. Ia kemudian turun dari atas motor dan berjalan ke arah pintu rumah tersebut.

Tok, tok, tok.

Najelina mengetuk pintu rumah tersebut. Dan keluarlah...

***

Weleh, siapa nih yang bakal keluar.

Intip yuk gaes!
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang