Bab 15 Bertemu

123 41 0
                                    

💙

Keesokan harinya, Ang menunggu Najelina keluar dari rumah. Ang mengawasi dari kejauhan.

Saat itu, Najelina terus menampakkan senyuman merekahnya. Ia keluar dari dalam rumah dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah. Dan Najelina pun mengemudikan mobilnya ke arah jalanan.

Ang kemudian menutup kaca helmnya lalu menyalahkan motor dan mengikuti mobil Najelina dari belakang.

Ang kemudian menyalip mobil Najelina agar ia sampai di cafe duluan.

***

Beberapa menit kemudian, Najelina sampai di depan Cafe Amanda. Ia kemudian turun dari dalam mobil.

"Akhirnya, hari ini aku akan bertatap muka dengan Jey. Aku akan ngobrol sama dia."

"Aku udah cantik apa belum ya," kata Najelina seraya mengelus rambutnya lalu ia mengaca di kaca spion mobilnya.

Najelina kemudian mengambil lipstik di dalam tasnya lalu dipolesnya lipstik itu di bibirnya.

"Udah cantik!" pujinya saat melihat wajahnya sendiri di spion.

Najelina kemudian berjalan menuju cafe seraya merapikan rambut panjangnya. Senyum lebarnya tak pernah ia lepas sedari tadi.

***

Setelah berada di dalam cafe, Najelina tampak kesal melihat ada Ang yang duduk manis di dalam cafe.

"Tuh anak di mana-mana nongol mulu. Gue harus cari tempat yang jauh dari dia."

Najelina melihat semua meja sudah dipenuhi pengunjung cafe. Hanya ada satu meja yang kosong yaitu di depan Ang.

"Semua meja udah dipake. Terpaksa deh gue duduk di meja depan si Angker. Huft," Najelina menghela nafas.

Najelina kemudian berjalan menuju mejanya seraya menutup mukanya dengan tas selempangnya agar Ang tidak melihat dirinya.

Padahal, Ang sedari tadi memperhatikan Najelina.

Najelina kemudian duduk di kursinya seraya terus menutupi wajahnya. Lalu, ia memesan minuman kepada pelayan.

"Mbak! Jus jeruk satu!" pintanya.

"Iya, Mbak," jawab pelayan.

Najelina kemudian melirik Ang yang duduk tidak jauh dari mejanya itu. Najelina melihat, Ang sepertinya tidak melihat dirinya. Padahal, saat Najelina melirik Ang, Ang berpura-pura memalingkan muka.

"Capek juga nutupin wajah dari tadi. Semoga aja Ang nggak ganggu gue di sini," harapnya setelah menurunkan tasnya.

Pelayan kemudian memberikan jus jeruk kepada Najelina. Najelina tampak clingukan memperhatikan pintu cafe.

"Jaka kok belum dateng juga, ya?" keluhnya.

"Apa masih di jalan ya?"

Setengah jam kemudian.

Najelina kemudian menopang kepalanya dengan tangan di atas meja mencoba menghindar dari pandangan Ang.

"Udah setengah jam di sini. Jaka belum datang juga," keluhnya setelah melihat jam tangannya menunjuk ke angka setengah 9.

Setengah jam kemudian.

Najelina tampak gelisah. Ia selalu memperhatikan sekitarnya berharap Jaka datang. Najelina tampak cemberut dan mukanya ditekuk. Najelina kemudian menidurkan kepalanya di atas meja seraya mengaduk-aduk jus jeruknya dengan sedotan.

Ang menahan tawa saat melihat Najelina melamun menantikan kedatangan Jaka.

Ang kemudian menghampiri Najelina dan duduk di depan Najelina.

"Nunggu siapa, sih?" Ang menopang dagunya seraya mendekatkan wajanya ke Najelina.

Najelina yang saat itu menidurkan kepalanya, kemudian kaget dan mengangkat kepalanya dengan cepat.

"Bukan urusan e-lo!" Najelina cepat-cepat memakai tasnya dan mengambil jus jeruknya lalu pindah tempat.

Ang kemudian mengikuti Najelina. Ia duduk di depan Najelina lagi.

Najelina mendecak kesal saat melihat Ang di depannya lalu Najelina memalingkan muka. Ia kembali memperhatikan sekitarnya berharap Jaka datang.

"Cari siapa sih?" Ang ikut serta memperhatikan sekitar.

"KEPO!"

"Jaka ke mana sih. Kenapa dia belum datang juga?" keluh Najelina lirih seraya terus memperhatikan pintu cafe.

"Jaka siapa sih, Jeli?" tanya Ang seraya menopang dagu memperhatikan wajah Najelina yang gelisah gelisa gemas itu.

"Jaka itu, pa-car gu-e! Dan lo Angker, mending lo pergi deh dari tempat gue. Gue takut Jaka cemburu lihat gue duduk sama lo di sini," pinta Najelina lalu memalingkan muka lagi.

"Ngapain gue pergi? Dari awal kan ini meja gue," balas Ang niat bikin Najelina kesal.

"Oke! Tidak masalah. Gue yang pergi dari sini. Okeee," Najelina mengalah.

Saat Najelina hendak memakai tas selempangnya, Ang kemudian mengambil pesawat kertas biru dari dalam saku celananya.

Ang kemudian menerbangkan pesawat kertas itu lalu mendarat di depan Najelina dan jatuh ke lantai.

Najelina pun kaget melihat pesawat kertas itu. Najelina kemudian mengambilnya di lantai seraya melirik Ang.

Najelina lalu membuka pesawat kertas itu.

***

Wadau, sedikit lagi bakal ketahuan gaes!
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang