Bab 13 Nyuci mobil

106 40 1
                                    

💙

Ang yang saat itu memakai topi dan berseragam biru, kemudian mencari masker dan kaca mata di sebuah ruangan. Ang kemudian memakai masker dan berkaca mata hitan.

Ang kemudian berjalan membawa selang dan sabun mendekati mobil Najelina. ia membelakangi Najelina seraya menyemprotkan air ke mobil Najelina.

"Jakaa?" Najelina tersenyum bahagia. Lalu ia berjalan mendekati Ang.

"Jakaa, aku seneng ketemu kamu. Kamu inget aku kan? Aku Najelina," ucap Najelina di samping Ang.

Ang melirik Najelina seraya tetap sibuk mencuci mobil.

"Mbak! Jangan di situ! Licin!" teriak karyawan dari kejauhan.

"Oh, iya, Mbak. Maaf!"

"Jaka, kamu masih sibuk ya. Aku tunggu kamu sampai selesai ya. Kita nanti ngobrol bareng," pinta Najelina sebelum kembali ke kursi.

Ang tidak menjawab apa-apa. Ia malah terlihat panik dan gerogi.

Najelina kemudian kembali ke kursi tunggu menyaksikan Ang mencuci mobilnya. Najelina duduk seraya tangannya menopang dagu. Ia senyum-senyum sendiri memperhatikan Ang.

Dan Ang sesekali melirik Najelina yang senyumnya melebar sedari tadi itu.

Beberapa menit kemudian, Ang sudah selesai mencuci mobil Najelina. Ang kemudian pergi menjauh.

Najelina kemudian mengejar Ang.

"Jaka! Kita ngobrol sebentar yuk. Kamu sering ngirim aku pesawat kertas yang bikin aku senyum setiap pagi. Masa kamu nggak pengen sih bikin aku senyum saat bertemu sama kamu. Aku pengen kenal sama kamu. Masa kamu nggak pengen kenal sama aku. Kamu niat ya bikin aku seneng terus dikecewain gini," Najelina pasang muka melas.

Ang kemudian menghadap ke Najelina.

"Jaka! Ada mobil baru! Cepat kamu samperin!" pinta bosnya Ang.

Ang mengangguk-angguk.

"Kamu masih sibuk ya? Ya udah kalau gitu, aku kasih kamu sesuatu," Najelina membuka tasnya lalu mengeluarkan kertas berwarna biru dan bolpoin.

Najelina menulis sesuatu di kertas tersebut.

"Nih! Kamu simpen ya biar nggak lupa. Pliss, jangan kecewain aku," pinta Najelina seraya memberikan lembar kertas tersebut kepada Ang.

Dan Najelina kemudian pergi.

Lusa kita ketemu di Cafe Amanda jam 10. Aku harap kamu dateng!

Kata Ang dalam hati saat membaca surat dari Najelina. Ang tersenyum seraya garuk-garuk kepalanya. Ang mulai salah tingkah.

***

Keesokan harinya, Ang berkelahi dengan Roy di sebuah taman dekat kampus. Mereka berkelahi melanjutkan masalah balapan yang Roy tidak terima Marcel mengalami kekalahan itu.

Dan terlihat Roy kalah, ia tersungkur ke tanah dengan wajah memar-memar. Sama seperti Roy, Ang juga terlihat memar-memar di sebelah bibir.

"Awas lo, Ang! Kalau Marcel udah sembuh, Marcel akan hajar lo habis-habisan!" ancam Roy seraya beranjak naik ke motornya.

"Oke, siapa takut! Kalau nggak mau kalah, nggak usah ngajak balapan. Pakek nuduh gue sabotase segala," Ang tersenyum sinis.

"AWAS LO!" ancam Roy lalu pergi.

Ang kemudian berjalan di taman.

Padahal gue ke sini ngikutin Najelina. Malah dihadang Roy. Gue kehilangan jejak Najelina kan jadinya.

Keluh Ang seraya memperhatikan kanan kiri mencari keberadaan Najelina. Ang terus berjalan tanpa tujuan.

Beberapa menit kemudian, Najelina yang membawa buku sambil bermain handphone itu, tenyata sedang berjalan ke arah keluar taman.

Ang kemudian melihat di kejauhan ada segerombolan preman yang asyik nongkrong di gerbang keluar taman.

Ang cepat-cepat mengikuti Najelina lalu bersembunyi di balik pohon. Ang kemudian tersenyum mendapat ide agar Najelina tidak keluar taman lewat jalan itu.

Ang kemudian mengeluarkan....

***

Punya ide apaan coba si Ang.

Yuk cari tahu!
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang