Bab 7 Curhat

171 57 0
                                    

💙

Ang kemudian mengelus rambut Najelina. Sontak Najelina langsung kaget. Najelina kemudian menapis tangan Ang. Najelina merasa Ang tidak sopan.

"Apaan sih! Modus ya lo!" bentak Najelina.

"GR. Lihat nih, ada rontokan daun di rambut lo," kata Ang seraya memperlihatkan daun kering kepada Najelina.

Najelina kemudian mengibas-ibas rambutnya.

Lalu Najelina memperhatikan muka Ang yang memar-memar.

"Lo habis berantem lagi? Heran ya gue. Lo tiap hari berantem mulu. Gue tiap hari lihat muka lo bonyok terus. Makanya jadi cowok jangan sok jagoan. Jangan ngajak berantem orang mulu! Kalah kan?"

"Bukan urusan lo!"

Cowok yang selalu memakai jemper hitam itu kemudian pergi menjauhi Najelina.

"Issh. Dasar preman. Muka keong racun," kata Najelina lirih.

Najelina kemudian memarkir motornya.

Di kejauhan, terlihat Ang selalu disapa cewek-cewek. Namun Ang cuek saja hanya membalas senyum singkat.

Dua teman Ang bernama Anrez dan Rian berjalan mendekati Ang.

"Anjay, muka bonyok aja masih direbutin," ledek Anrez.

"Lo tinggal tunjuk aja. Sikat, Men!" sahut Rian menatap Ang dengan menaik turunkan alisnya.

***

Saat Najelina selesai memakirkan motornya, Alvi dan Sandra datang menghampiri Najelina.

"Lo sampai kapan musuh bebuyutan sama si Ang?" tanya Alvi kepada Najelina.

"Iya nih. Lihat tuh si Ang banyak banget yang ngerebutin. Lo malah musuhan sama dia," sahut Sandra.

"Tampang preman, muka keong racun. Gitu aja direbutin. Tuh cewek-cewek, emang udah kena rayuan gombalnya si Ang. Model kayak playboy kucay gitu diminati. Suka berantem lagi," gerutu Najelina seraya berjalan bersama kedua sahabatnya itu.

"Lengkap banget ngatainnya," kata Sandra.

"Emang kenyataannya gitu, kan?"

"Lo percaya nggak sih sama kata 'Don't Judge a Book by its Cover'. Jangan menilai seseorang hanya dengan melihat penampilannya?" tanya Alvi.

"Alvi, kamu nggak usah belain Angker ya. Udah jelas-jelas muka sama kelakuannya tidak mencerminkan anak yang baik-baik, Alvi. Kelakuannya kayak preman suka berantem. Lo percaya nggak sama kata 'penampilan seseorang itu menggambarkan kepribadiannya'. Kalau Ang anak yang baik, dia nggak mungkin suka berantem dan setiap hari mukanya bonyok terus."

"Terselah lo deh," Alvi pasrah.

"Eh, Naj. Lo bisa nggak percaya sama Don't Judge a Book by its Cover. Tapi lo pasti percaya kan, sama Benci jadi Cinta," ledek Sandra.

"Apaan sih! Maksud lo, gue bakal jatuh cinta gitu sama si Ang? Nggak sama sekali!" tegas Najelina.

"Nggak apa-apa kali. Biasanya kalau benci itu bakalan jadi cinta," rayu Alvi.

"Nggak! Lagipula gue udah punya seorang cowok yang gue cintai."

"Serius lo, Naj? Siapa?" tanya Alvi penasaran.

"Siapa, Naj?" tanya Sandra juga penasaran.

"Namanya Jey!"

"Jey? Jey siapa?"

"Jey, Jeremi? Anaknya penjual cireng depan kampus?"

"Bukan!"

"Lah terus, Jey siapa?"

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang