💙
"Dear, Najelina. Ku harap saat kamu membaca surat ini, ada senyuman yang merekah. Ada mata yang terpancar indah. Ada hati yang berbunga-bunga. Salam dari J," ucap Fariz saat membaca surat itu.
"Oh, kamu punya pengagum rahasia?" tanya Fariz.
Najelina kemudian mengambil surat itu dari tangan Fariz.
"Apaan sih!" decak Najelina kesal. Ia tidak ingin privasinya diganggu sang kakak.
Najelina kemudian kembali mengendarai motornya. Dan langsung berangkat ke kampus.
***
Di kampus, ternyata parkiran sudah dipenuhi banyak motor. Dan hanya ada satu tempat yang renggang yaitu di samping Ang yang sedang duduk di atas motornya.
Najelina tidak ingin motornya diparkir di sebelah Ang. Ia kemudian mondar-mandir mencari tempat parkir yang kosong.
"Kalau mau parkir ya parkir aja kali. Nggak usah mondar-mandir sambil ngitung jumlah kendaraan," sindir Ang memasang muka jutek seraya merapikan rambutnya.
"Diem lo, Angker!" bentak Najelina.
Kemudian Najelina berusaha menempatkan motornya di celah sempit dan terlihat kesulitan.
"Jeli, Jeli. Mau parkir motor apa mau ngantri sembako. Demen banget desak-desakan kek gitu," sindir Ang lagi seraya melirik Najelina.
"Apaan sih!"
Najelina terus memaksakan motornya masuk ke celah sempit.
"Kasian banget tuh motor. Disiksa sama majikannya."
"Isshh," desis Najelina kesal.
"Jel, daripada lo capek-capek nyiksa motor lo. Di samping motor gue kan masih ada tempat yang muat buat motor lo."
"Eh, Angker. Gue nggak mau ya motor gue deket-deket sama motor lo. Gue takut motor lo bakal ngajak berantem motor gue!"
"Hahaha, Jel, Jel. Jaga diri ya jaga diri. Tapi ya jangan stres juga kali. Mana ada motor ngajak berantem motor."
"Kalau pemiliknya jiwa preman, motornya juga jiwa preman!"
"Beneran nggak mau parkir di sini? Lihat tuh semua motor rapi. Cuma motor lo yang melampaui batas!"
"Oke, gue bakal parkir motor gue di situ. Asal lo pergi dari tempat semedi lo!"
"Oke!"
Ang kemudian turun dari atas motor. Lalu melangkah menjauh.
Najelina kemudian menuntun motornya lalu diparkir di samping motor Ang.
"Jaga diri baik-baik ya," pesan Najelina kepada motornya.
Najelina kemudian mengambil banner yang berdiri di parkiran dan di letakkan di samping motornya untuk membatasi motornya dan motor Ang.
"Kasian motor gue. Nggak bisa deket-deket sama motor cewek," ucap Ang di belakang Najelina.
Najelina terpelonjak kaget. Lalu berlari menjauh.
***
Najelina duduk bersama dua sahabatnya.
"Gue udah tau nama Jey dan rumahnya," ucap Najelina tersenyum membayangkan.
"Serius? Siapa namanya?" tanya Alvi.
'Jakaaa," jawab Najelina dengan senyuman merekah.
"Jaka Tingkir?" tanya Sandra.
"Jaka aja. Itu nama panggilannya. Kalau nama lengkapnya nggak tau sih."
"Rumahnya di mana?" tanya Alvi penasaran.
"Rumahnya di kampung Sukamaju."
"Jauh amat, Naj. Terus lo udah ketemu Jey lagi?" tanya Sandra.
"Belum, San. Kemarin gue dateng, dia nggak di rumah. Gue ketemu neneknya aja."
"Lo kok bisa tau rumahnya. Pakek petunjuk apa?"
"Sarung, hahaha. Kemarin gue lihat sarungnya Jey dijemur di rumah itu."
"Gue kok ikut penasaran sih sama sih Jey," ungkap Sandra.
"Apalagi gue yang jatuh cinta ini. Oh ya, tadi pagi dia ngasih pesawat kertas lagi."
Najelina kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan kertas biru untuk diperlihatkan kepada dua sahabatnya itu.
***
"Lo masih suka ngasih surat ke Najelina, Ang?" tanya Anrez yang sedang duduk bersama Rian dan Ang.
"Masih dong. Gue tetep terus bikin dia senyum pas baca surat itu. Gue cuma bisa kasih perhatian kek gitu ke Najelina. Ngasih barang-barang bagus gue juga nggak mampu," kata Ang menunduk.
Rian menepuk bahu Ang, "Lo jagain Najelina dari kejauhan itu udah sama dengan lo ngasih perhatian berharga, Ang."
"Iya, Ang. Lo semangat aja buat lindungi Najelina," pinta Anrez.
"Berarti lo setiap pagi ke rumahnya Najelina dong. Buat naruh surat itu?" tanya Rian.
"Iya. Biar dia baca sebelum berangkat kuliah. Gue ngasih perhatian kek gitu biar hatinya selalu seneng. Biar dia nggak trauma sama kejadian malam itu. Gue tau, kalau setelah kejadian itu gue nggak hibur dia pakek kata-kata di kertas itu, pasti hari-harinya sedih banget. Pasti dia trauma dan fikiran terus. Gue tau dia sangat ketakutan setelah kejadian itu. Gue bisa rasain. Pas gue gendong, badannya dingin dan gemetar. Gue kasihan banget sama dia. Gue pengen selalu ada di sampingnya pas dia merasa ketakutan. Gue berusaha buat dia tersenyum," ungkap Ang.
Ang memang sangat tulus mencintai Najelina. Meskipun mempunyai penampilan dan perilaku urakan, dia punya cinta yang tulus dan menghargai wanita.
"Lo mestinya jujur aja sama Najelina, Ang. Kalau lo itu Je yang nolongin Najelina," pinta Anrez.
"Iya, Ang. Biar lo nggak terus-terusan sembunyi-sembunyi kek gini," sahut Rian.
"Gue belum siap. Gue butuh waktu buat ungkapin semua. Soalnya yang dia tahu itu Je bukan Ang. Gue takut dia nggak nerima gue sebagai Jaka. Untuk saat ini gue jaga dia secara sembunyi-sembunyi aja. Gue pengen lihat dia seneng sebelum dia kaget kalau Je itu gue."
"Gue yakin, kalau Najelina tau ketulusan hati lo, dia pasti cinta sama lo," kata Anrez memberi semangat sahabatnya itu.
***
Sore harinya, Najelina berniat ingin mencucikan mobilnya di tempat kerja Jaka. Sudah pasti, Najelina datang ke pencucian mobil itu untuk menemui Jaka dengan alasan mencucikan mobilnya.
Beberapa menit kemudian, Najelina masuk ke dalam tempat pencucian mobil itu. Najelina mendekati karyawan yang berada di tempat kasir.
"Mbak, tolong ya, yang nyuci mobil saya karyawan bernama Jaka. Ada kan?" tanya Najelina kepada mbak-mbak kasir.
"Ada, Mbak. Nanti saya suruh Jaka yang nyuci."
Najelina tersenyum bahagia. Lalu dia beranjak duduk di tempat tunggu dengan senyuman merekah.
Di dalam ruangan, mbak-mbak kasir itu memberikan kunci mobil kepada Ang.
"Jaka, tolong cuciin mobil di depan yang berwarna merah. Nih kuncinya."
"Iya, Mbak."
Ang kemudian terkejut saat berjalan menuju mobil Najelina. Ia melihat Najelina duduk di kursi tunggu. Ang bingung apa yang harus Ang lakukan.
***
Taraa... bakal ada pertemuan nih.
Kira-kira Ang masih bisa menghindar nggak yaa..
Kita lihat lagi yuk!
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
NAJELINA [Completed]
Romance"Lo mau bawa gue kemana?" "Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya." "Di mana itu?" "Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana." -Ang- --oOo-- Najelina, perempuan bak Cinderella deng...