Bab 21 Ke rumah Ang

89 27 1
                                    

💙

Sesampainya di jalan masuk ke kampung Ang, Ang kemudian mengikuti mobil Najelina dari belakang agar sang kekasih terjaga.

Beberapa menit kemudian, mobil Najelina berhenti di depan rumah Ang. Najelina lalu turun dan menghampiri Ang yang sudah lebih dulu turun dari atas motor di halaman rumahnya.

"Jaka! Lo bawa siapa ke rumah?" tanya pengendara motor yang lewat di depan rumah Ang. Dua pemuda pengendara motor itu berhenti di depan mobil Najelina yang terparkir.

"Bawa mobil mewah lagi. Pelanggan lo ya, Jak?" tanya pemuda yang satunya.

"Iya nih. Pasti pelanggan cuci mobil. Mau cuci mobil ya, Mbak?"

"Aduh, Mbak. Mau cuci mobil kenapa dibawa ke sini? Jaka krisis air, Mbak! Hahaha!" ejek pemuda tengil itu.

"Gue ke sini nggak lagi mau cuci mobil! Gue ke sini bertamu ke rumah Jaka!" jawab Najelina sedikit kesal. Ang hanya diam saja tak membalas cemoohan tetangganya itu.

"Oh lagi bertamu? Lagi mau merekrut Jaka buat dijadiin supir ya, Mbak? Hahaha."

Dua pemuda itu tertawa lepas mengejek Anggara yang tidak mungkin membawa seorang gadis canti ke rumah kalau bukan karena kepentingan pekerjaan menurutnya.

"Nggak juga. Gue ke sini ke rumah pacar gue, Jaka pacar gue!" Najelina menggandeng tangan Ang. Ia membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa apa yang dikatakan mereka itu tidak benar. Najelina menyandarkan kepalanya di bahu Ang.

"Hahaha, pacar?"

"Hahaha, nggak mungkin Jaka bisa punya pacar orang kaya. Langit dan bumi tau nggak sih."

"Eh, Mbak. Jaka nggak pantes jadi pacar, Mbak. Pantesnya jadi ba-bu, hahaha."

Kedua pemuda itu kemudian menyalakan motornya dan mengeraskan suara knalpotnya untuk meledek Ang. Pengendara motor itu kemudian pergi.

"Jel, mending lo pulang aja deh. Gue nggak mau lo malu di sini, lo pulang aja ya. Gue anter," pinta Ang baik-baik.

Najelina menatap Ang dengan mata berkaca-kaca. "Lo ngusir gue, Ang? Asal lo tau, yang bikin gue malu itu, lo udah tega ngusir gue dari sini. Lo lebih peduli'in bacotan mereka daripada lo peduliin gue yang udah niat baik ke sini buat ketemu Nenek lo!" Najelina membalikkan badan berjalan menuju mobilnya seraya mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Ang mengikuti langkah Najelina. "Jel, Jel. Bukan gitu maksud gue. Bukan niat gue ngusir lo. Lo jangan salah faham. Gue cuma nggak mau lo menanggung malu dikatain punya pacar kayak gue. Ya udah, jangan marah ya. Aku nggak pernah ngusir kamu kok. Ayo kita masuk," bujuk Ang pelan-pelan seraya menggandeng tangan Najelina.

"Ang, biarpun orang berkata apa tentang hubungan kita, aku nggak akan peduli. Aku sayang sama kamu, Ang," Najelina mendongak ke atas menatap Ang penuh perasaan.

Ang pun tersenyum. "Iya, iya aku juga sayang kamu kok."

Mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum, Nek," sapa Ang dan Najelina.

"Wa'alaikumsalam," balas nenek yang baru keluar dari ruang tengah.

Najelina dan Ang mencium tangan Nenek Lastri.

"Ini Nek, kenalin, ini Najelina pacar Jaka."

"Cantik sekali, pantesan Jaka jatuh cinta sama kamu, hehehe. Tapi, perasaan Nenek pernah bertemu kamu? Tapi dimana ya?" Nek Lastri memperhatikan wajah Najelina seraya mengingat-ingat.

"Saya pernah ke sini, Nek. Nenek lupa ya? Hehehe."

"Oh, iya. Nenek baru ingat kalau kamu pernah ke sini. Nenek ingat wajahnya cantik tapi lupa namanya. Maklum, Nenek sudah tua."

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang