Bab 3 Trauma

246 80 4
                                    

💙

Di dalam mobil, satu preman menyetir dan preman yang satunya sibuk mengikat kedua tangan Najelina dengan tali.

"Em, em, em!" Najelina berusaha teriak namun tidak bisa karena mulutnya dibungkam lakban. Najelina hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

Preman itu melaju ke arah jalanan yang sepi tanpa lampu di sekitarnya

***

Beberapa menit kemudian, preman itu memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah kosong yang berdebu. Tampak banyak pepohonan di sekitarnya dan jauh dari perkampungan.

Preman itu kemudian memaksa turun Najelina dari dalam mobil. Najelina berusaha berontak namun apalah daya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya berada di genggaman preman yang sangat kuat.

Preman itu kemudian membuka pintu rumah kosong tersebut dan memaksa Najelina masuk ke dalam.

Pada saat preman itu memaksa Najelina masuk ke dalam, seorang lelaki yang badannya tertutup sarung bermotif batik dan hanya terlihat matanya saja, ternyata melihat kejadian itu dari kejahuan.

Lelaki itu membawa sebuah senter dan di arahkan ke arah rumah kosong tersebut. Ia tampak terkejut melihat preman itu membawa seorang wanita masuk ke dalam rumah kosong. Tanpa berfikir panjang, lelaki itu kemudian menjatuhkan senternya ke tanah dan langsung berlari menuju rumah kosong tersebut.

***

Setelah dua preman itu berhasil memasukkan Najelina, kemudian preman itu mengunci pintu dari dalam. Preman itu kemudian mendorong Najelina untuk tidur di sebuah kasur. Najelina hanya bisa menangis. Air matanya terus mengalir membasahi make up di wajahnya.

"Jangan takut cantik. Kita di sini bakalan seneng-seneng kok," goda preman gondrong yang berdiri di depan Najelina itu. Preman itu menatap Najelina yang berbaring di atas kasur dengan mata penuh hasrat. Preman gondrong itu menaik turunkan alisnya saat melirik temannya yang berada di samping Najelina. Mengode akan dimulainya tindakan bejat. Temannya pun mengangguk senang. Isak tangis Najelina semakin keras kala melihat tubuh preman itu mulai mendekat.

Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lelaki bersarung itu kemudian mendobrak pintu dengan keras dan terlihat membawa balok kayu di tangannya.

Brak!

Lalu ia berlari ke arah preman itu dan memukul punggung preman itu dengan keras hingga tersungkur ke lantai.

"WOY! SIAPA LO!" Lalu preman yang satunya langsung mengambil balok kayu yang ada di sampingnya dan dipukulkan ke tubuh lelaki bersarung itu hingga terjatuh.

Dengan rasa sakit akibat pukulan tersebut, lelaki itu kemudian berusaha berdiri dan melawan kedua preman tersebut dengan tangan kosong. Mereka bertiga berkelahi saling menghajar satu sama lain. Lelaki itu berusaha sekuat tenaga melawan kedua preman itu untuk menyelamatkan Najelina.

Najelina kemudian berdiri dan berlari menuju pintu berusaha untuk keluar namun tidak bisa. Pintu tersebut tertutup dan Najelina tidak bisa membukannya karena tangannya masih diikat. Najelina hanya bisa menangis dan berdiri di samping pintu menyaksikan perkelahian mereka.

***

Beberapa menit kemudian, lelaki itu berhasil melumpuhkan kedua preman tersebut hingga jatuh ke lantai.

Lelaki bersarung itu kemudian berlari ke arah Najelina dan menggandeng lengan Najelina untuk diajak keluar.

Setelah berhasil mengajak Najelina keluar, lelaki itu kemudian mengunci rumah kosong tersebut.

Lalu lelaki itu cepat-cepat membuka tali yang mengikat tangan Najelina dari belakang. Namun, lelaki tanpa identitas itu tampak kesusahan membuka tali karena tali tersebut begitu kuat mengikat tangan Najelina.

"WOY! JANGAN LARI LO!" teriak preman itu dari dalam rumah kosong seraya mencoba mendobrak pintu.

Tanpa pikir panjang, lelaki itu kemudian membopong Najelina dan berlari menjahui rumah kosong tersebut.

***

Lelaki itu terus berjalan dengan tergesa-gesa mencari tempat yang aman untuk membuka tali yang mengikat Najelina.

Saat dibopong lelaki itu, Najelina terus memandangi mata lelaki itu karena hanya matanya saja yang terlihat. Najelina terus memandangi lelaki itu.

Sadar bahwa perempuan yang dibopongnya itu memperhatikan matanya, lelaki itu kemudian memandang mata Najelina juga. Mereka berdua saling menatap mata.

Dan akhirnya, lelaki itu menemukan tempat yang aman. Jauh dari rumah kosong tersebut. Lalu lelaki itu menurunkan Najelina. Dan Najelina berdiri di depannya.

Lelaki itu kemudian.....

***

Lanjut gas poll ke bawah gaes!
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang