💙
Keesokan harinya
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Najelina, namun tidak dengan Najelina. Menurutnya, hari ini adalah hari yang tidak pernah ia inginkan. Sebab, hari ini adalah hari pernikahannya dengan lelaki yang tidak pernah dicintainya sama sekali.
Saat ini, suasana gedung pernikahan Najelina dan Afan sangat ramai. Sudah dihadiri para undangan yang mayoritas adalah orang pembisnis. Tirta terlihat sedang menyapa rekan-rekannya yang baru datang. Tirta juga mempersilahkan para undangan untuk mencicipi hidangan yang disediakan. Kerabat, sanak saudara hingga penghulu pun sudah berada di tempat.
***
Di depan rumah Najelina, terlihat Afan sudah memakai baju pengantin. Afan saat itu sedang berdiri bersama Fariz. Mereka sedang mengamati mobil mewah berwarna putih yang rencananya akan dipakai untuk mengantarkan sang pengantin menuju gedung pernikahan. Mobil tersebut sudah dihiasi bunga dan pita di atasnya. Sehingga membuat mobil tersebut terlihat cantik.
"Keren banget Bro, mobil lo. Gila, gue aja belum sempet beli yang kek gini," puji Fariz saat memperhatikan mobil tersebut.
"Baru gue beli ini. Emang gue khususkan buat pernikahan gue. Mobil ini gue beli dan akan gue serahkan ke calon istri gue, Najelina."
"Wih, mahar nih ceritanya."
"Bisa dibilang begitu."
"Katanya mahar lo uang aja?"
"Dua-duanya Bro."
"Gila, banyak bener mahar lo. Sultan beneran nih anak."
"Biasalah. Apapun gue berikan buat Najelina."
Fariz menepuk bahu Afan. "Thanks Bro. Lo emang terbaik buat adik gue. Eh Fan, gue mau tau dong, kisaran berapa nih mobil? 1 M?"
"1 M mah mobil gue yang gue pake biasanya. Lihat aja bodynya, masih kerenan ini kan? Masa iya harganya sama."
"Kalau gitu 3 M?
"Kelebihan dikit, Riz."
"2,5?"
"Ya segitulah."
"Wihh, bakalan ke mall terus nih Najelina, punya mobil se-keren ini."
"Ngomong-ngomong, calon istri gue napa belum keluar juga ya?" Afan memperhatikan pintu rumah.
"Masih di dandanin Mama kali, Fan."
***
Di dalam kamar, Najelina sudah sangat cantik. Ia memakai gaun putih yang sangat indah. Rambut panjangnya digulung di atas dan diselipkan kain slayer putih yang menjuntai di belakang kepala. Bibirnya merah merona, bulu matanya sangat lentik ditambah hiasan poni yang sedikit panjang di tepinya, membuat wajahnya semakin cantik bak putri kerajaan Inggris. Namun sayang, make up yang melekat di wajah Najelina itu, malah dialiri air yang keluar dari matanya.
Ya, Najelina saat ini sedang menangis. Ia juga terlihat bolak-balik mengangkat ponselnya dan didekatkan ke telinganya. Najelina terus menerus menghubungi Anggara dan tidak pernah ada jawaban.
"Ang, kamu di mana Ang. Maafin aku. Aku butuh kamu sekarang, Ang. Aku tidak menginginkan pernikahan ini, Ang. Aku cinta sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu, Ang. Maafin kesalahan aku. Aku sudah lama merencanakan Ang, di saat hari pernikahan ini tiba, aku akan kabur dan pergi bersama kamu. Tapi sekarang, aku harus pergi ke mana dan bersama siapa? Kamu sendiri sekarang tidak peduli dengan pernikahanku. Apa kamu sekarang sudah benar-benar lupain aku, Ang? Kamu sekarang sudah nggak cinta lagi sama aku? Semudah itu kamu meninggalkan cinta kita. Ang, aku kangen sama kamu. Sekarang kamu tinggal di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAJELINA [Completed]
Romance"Lo mau bawa gue kemana?" "Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya." "Di mana itu?" "Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana." -Ang- --oOo-- Najelina, perempuan bak Cinderella deng...