Bab 11 Bertamu

116 43 1
                                    

💙

Setelah Najelina mengetuk pintu, kemudian keluarlah seorang nenek berambut putih.

"Assalamualaikum, Nek," salam Najelina seraya salim kepada nenek itu.

"Wa'alaikumsalam. Siapa ya?" tanya sang nenek seraya melihat Najelina dari atas sampai bawah.

"Nama saya Najelina, Nek. Nenek namanya siapa?"

"Nenek namanya Lastri. Ada apa ya, Nak cantik?"

"Oh, begini Nek. Sarung itu punyanya siapa ya, Nek?" tanya Najelina seraya menunjuk ke arah sarung yang dijemur.

"Oh, itu sarungnya cucu saya namanya Jaka."

"Oh, Jakaa?" Najelina tersenyum mengangguk-angguk. Ia akhirnya mengetahui nama Jey dan rumahnya.

"Ada apa ya, Nak? Nak cantik kenal sama cucu saya?"

"Em, iya, Nek. Saya temennya Jaka."

"Oh, silahkan duduk, Nak!" pinta Lastri.

Kemudian Najelina masuk dan duduk di ruang tamu yang sempit itu.

"Begini, Nek. Saya ingin tau rumahnya Jaka. Pengen kenal gitu sama keluarganya Jaka. Soalnya Jaka anaknya baik, Nek," puji Najelina.

"Jaka memang cucu saya yang baik, Nak. Dia selalu menghormati Nenek. Dia kerja banting tulang buat Nenek dan buat biaya kuliah dia," jelas Nenek.

"Jaka kuliah, Nek? Kuliah di mana?"

"Nenek lupa nama kampusnya."

"Em, Jaka kerja di mana, Nek?"

"Kerja di pencucian mobil deket pertigaan sana. Kadang juga di bengkel. Kadang-kadang juga bantuin Nenek nyari botol bekas."

"Orang tua Jaka ke mana, Nek?"

"Jaka dari kecil udah ditinggal orang tuanya. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan."

"Ya Allah. Maaf, Nek."

Pada saat Najelina berbincang-bincang bersama nenek itu, tiba-tiba Ang datang dan terkejut saat tahu Najelina berada di rumahnya.

Gawat! Najelina datang ke rumah gue. Gue belum siap ketemu dia. Gue takut dia nggak bisa nerima gue sebagai Jaka. Gue harus sembunyi.

Ang kemudian mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah. Ia berlari menjauhi rumahnya.

"Kalau boleh tau, nama lengkap Jaka, siapa Nek?"

"Jaka itu nama panggilannya dari kecil. Kalau nama lengkapnya A---"

Kringg

Handphone Najelina berbunyi dan perkataan Nenek Lastri terpotong.

"Bentar ya, Nek. Ada telfon."

Najelina kemudian mengangkat telepon dari kakaknya itu.

"Ada apa, Kak?"

"Kamu kemana aja. Jam segini belum pulang!"

"Aku lagi di rumah temen, Kak."

"Cepet pulang!"

"Iya, iya."

Najelina mendecak kesal seraya menutup teleponnya.

"Najelina pamit pulang dulu ya, Nek. Kapan-kapan Najelina ke sini lagi," pamit Najelina seraya berdiri.

"Iya, Nak. Hati-hati," pinta Lastri.

Kemudian Najelina bergegas menaiki motornya dan cepat-cepat melaju ke arah pulang.

***

Pada saat berada di jalan keluar kampung, Najelina dihadang tiga geng motor brutal dan berputar mengitari Najelina yang berhenti di tengah jalan. Najelina tampak ketakutan.

"Hai cantik. Mau ke mana?" goda salah satu pria geng motor itu.

"Anak kota ya. Cantik banget kayak barbie yang di film-film," goda pria yang lainnya.

"Kita nggak apa-apain kamu kok. Kita cuma pengen minta nomor hape kamu. Siapa tahu malem-malem kita bisa telponan."

Najelina semakin takut.

Gimana nih. Gue takut kejadian malam itu terulang lagi. Mana orangnya tiga lagi. Gue nggak bisa lewat. Ya Allah, semoga Engkau datangkan Jaka. Semoga Engkau beri pertolongan hamba.

Najelina berdo'a dalam hatinya.

Niu, niu, niu.

Suara sirine mobil polisi itu membuat para geng motor panik.

"Ada polisi!"

"Ada polisi!"

Satu persatu geng motor itu kemudian kabur.

Najelina tampak kebingungan di mana ada mobil polisi.

Dan ternyata itu adalah suara handphone Ang yang dimasukkan ke dalam pengeras suara semacam toa. Ang bersembunyi di balik pohon.

Setelah Najelina melihat kanan kiri mencari sumber suara, kemudian ia melanjutkan perjalanannya lagi.

***

Keesokan harinya, Najelina kembali menemukan pesawat kertas di gerbangnya. Dan ia mengambilnya. Lalu sang kakak menyahut kertas itu dari tangan Najelina.

"Surat apa ini?"

Fariz kemudian membuka dan membaca pesawat kertas tersebut.

***

Waduh gaswat! Si Kaka kepo parah!

Kita lihat yuk apa yang akan terjadi kalau si kakak mengetahui itu.
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang