Bab 25 Birthday party

66 25 0
                                    

💙

Keesokan harinya, Najelina duduk berdua di taman dengan Ang.

"Ang, kamu dapet undangan nih dari Kakak." Najelina memberikan kartu undangan itu kepada Ang.

"Undangan? Undangan apa, Jel?" Ang masih tidak faham kenapa Kakak  Najelina memberinya undangan.

Ang kemudian membuka kartu undangan tersebut.

"Itu undangan acara bithday party Kakak besok yang diadakan di Cafe Sabrina. Kakak ngundang kamu untuk datang. Kakak pengen kenal sama kamu, Ang," jelas Najelina seraya bersandar di bahu Ang.

"Kamu udah cerita tentang hubungan kita?"

Najelina mengangguk-angguk. "Dan Kakak setuju sama hubungan kita. Buktinya aja dia undang kamu ke acara ulang tahunnya. Biasanya, kalau ulang tahun, Kakak cuma undang orang-orang terdekatnya saja. Dan kamu diundang, berarti kamu udah dianggap sebagai orang terdekatnya."

"Tapi, aku masih takut ketemu keluarga kamu, Naj. Takut ditanya macem-macem."

"Nggak lah. Nggak mungkin ditanya macem-macem. Kalaupun ditanya macem-macem, pasti mereka bakal nerima kamu soalnya mereka tahu kalau anaknya ini, bahagia sama kamu. Dateng yaaa, plis. Biar bagaimana pun kamu kan besok-besok bakal masuk di keluargaku. Jadi, dimulai dari sekarang biar kenal. Keluargaku baik kok."

"Ya udah deh. Aku dateng. Jam 9 malem ya?"

Najelina mengangguk-angguk di bahu Anggara. "Kamu jangan takut ya. Ini Kakak aku sendiri yang undang loh. Dia ngomong sendiri pengen kenal dekat sama kamu. Tau nggak sih, aku seneng banget. Besok kalau kamu udah kenal sama keluargaku, pasti kita disuruh menikah."

"Oh ya? Tapi, kamunya mau nggak nikah sama aku?"

"Mau lah."

"Mau aja, apa mau banget?" goda Ang.

"Mau bangeetttt. Puas lo!" Najelina mencubit pipi Ang gemas lalu berlari.

"Eh, resek lo ya. Sakit nih pipi gue," sambil pegang pipi.

"Biarin!" sahutnya di kejauhan.

"Besok dateng ke Cafe Sabrina barengan ya. Aku jemput!" pinta Ang.

"Iyaaa, Angkerrr!"

Ang terlihat sangat senang sekali. Ia tak menyangka keluarga Najelina mau mengundangnya dalam acara party. Ang berfikir hubungannya dengan Najelina akan semakin indah jika keluarga Najelina mendukungnya.

***

Hari berikutnya, di mana malam sudah tiba. Ang menjemput Najelina di depan rumahnya. Ia mengenakan baju yang sangat rapi dan memakai wewangian yang harum. Ia duduk di atas motor menunggu Najelina keluar.

Najelina kemudian keluar dengan memakai dress yang sangat indah. Dengan kecantikan yang sempurna membuatnya terlihat seperti Cinderella yang akan naik ke kereta kencana.

"Cantik banget. Beneran nggak sih ini pacar gue?" tanya Ang seraya memperhatikan Najelina serius.

Najelina kemudian mengusap wajah Ang dengan telapak tangannya. "Heleh, lebay. Ayo kita ke sana."

Ang melebarkan senyumnya lalu menyalakan motornya. Najelina kemudian naik ke atas motor Ang.

"Papa sama Mama kamu ke mana kok udah sepi rumah kamu," tanya Ang setelah melihat rumah Najelina sepi dan tertutup rapat.

"Udah di Cafe duluan. Kan bantuin prepare buat party Kakak."

"Oh iya juga sih."

Ang kemudian melaju ke jalanan.

"Kamu tau nggak perasaan aku saat ini?" tanya Ang seraya melaju di jalanan di tengah keramaian jalan raya di waktu malam.

"Emang gimana perasaan kamu saat ini?" tanya balik Najelina seraya mendekatkan suaranya ke telinga Ang.

"Seneng banget, Jel!" jawabnya.

"Seneng karna?"

"Seneng karena akan bertemu dengan sebuah keluarga. Dimana mereka akan memanggilku 'calon mantu'!" ucap Ang tersenyum lebar.

"Haha bisa aja kamu," sahut Najelina tersenyum bahagia.

Mereka kemudian lanjut menikmati jalanan berdua.

***

Sesampainya di Cafe Sabrina, Najelina turun dan Ang memarkirkan motornya diantara mobil-mobil mewah yang terparkir di halaman Cafe.

"Wah, ternyata udah banyak yang dateng," ujar Najelina saat melihat Cafe sudah dipenuhi teman serta rekan bisnis keluarganya.

Ang kemudian berjalan mendekati Najelina yang berdiri sendiri menunggunya selesai memarkirkan motor.

"Udah mulai ya acaranya?" tanya Ang seraya memperhatikan suasana Cafe.

"Nggak tau. Kita masuk yuk," ajak Najelina.

Ang tersenyum mengangguk-angguk. Najelina kemudian menggandeng tangan Ang. Dan Ang semakin melebarkan senyumnya kala melihat Najelina menggandeng lengan tangannya.

Najelina dan Anggara kemudian berjalan menuju cafe tanpa melepaskan gandengan tangannya.

***

Di dalam cafe, terlihat Fariz berdiri bersama Monica, kekasihnya. Ia juga berdiri bersama keluarga besarnya di depan para teman dan rekan bisnisnya. Fariz saat itu terlihat memberikan sambutan kepada para undangan sebelum meniup lilin kue ulang tahun. Rencananya, Fariz juga akan melamar sang kekasih saat itu juga.

Najelina dan Ang berjalan masuk ke dalam cafe lalu berdiri di samping para undangan. Ang yang sedari tadi tersenyum merekah, tiba-tiba senyumnya hilang saat melihat Fariz. Ia tak menyangka bahwa Fariz, pemilik pabrik pengolah barang bekas itu adalah kakak Najelina.

Pak Fariz?

Ucap Ang dalam hati dengan raut wajah terkejut.

Fariz yang tadinya tersenyum melihat sang kekasih di sampingnya. Tiba-tiba matanya tertuju pada Ang.

***

Bagamana ini. Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Fariz tahu siapa itu Anggara.

Kepoin gaes! Kita intip dari belakang.
👇

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang