Bab 35 Gandengan

62 23 0
                                    

💙

Sesampainya di kampus, Ang meletakkan motornya di parkiran. Lalu Najelina berjalan pelan di belakang Ang. Najelina menutup mata Ang dengan kedua tangannya.

"Siapa nih!" tanya Ang seraya menyentuh jari Najelina.

Najelina menahan tawa.

"Anrez? Rian? Lo ngapain sih nutup mata gue segala? Sok romantis! Kita sesama jenis woy!?"

Ang kemudian mengelus jari Najelina.

"Halus Men kulitnya. Nggak mungkin ini kulit Rian ataupun Anrez. Kulit mereka kan bergerigi."

Ang terus menerus mengelus jari Najelina.

"Tapi ada yang aneh. Saat gue menyentuh jari ini, gue merasaa, cincin pernikahan gue besok bakal melingkar di jari manis ini. Gue yakin, itu bakal terjadi!"

Najelina kemudian melepas tangannya lalu menarik rambut Ang bagian belakang. "Gombal!"

Ang pun melebarkan senyumnya.

"Nggak gombal sayang," Ang mencubit gemas pipi Najelina.

"Udah berapa kali lo cubit pipi gue? Lama-lama pipi gue gosong kena serangan mental tangan lo!" ucapnya memalingkan muka seraya mengusap pipinya sendiri.

Ang kemudian turun dari atas motor lalu mengajak Najelina berjalan menuju kelas.

"Nggak mungkinlah gosong. Cuma dicubit dikit aja kok. Lagi pula nggak akan berasa sakit. Yang ada lo malah ketagihan. Iya kan?" Ang tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

"Nggak lah! Dicubit kok ketagihan. Yang ketagihan itu kalau dici---" Najelina membungkam mulutnya sendiri.

"Dicium?" Ang menatap Najelina serius.

Najelina menggelengkan kepala dan masih membungkam mulutnya. Najelina kemudian melarikan diri.

"Wah parah ternyata lo ngebet banget pengen gue cium!" Ang mengejar Najelina.

"NGGAK ANG! GUE CUMA BERCANDA!" teriaknya di kejauhan sambil ngos-ngosan.

Ang berlari dengan kecepatan Valentino Rossi. Wuss...

"Kena lo!" Ang menggenggam lengan tangan Najelina.

Najelina kaget lalu menutup mukanya. "Ang gue cuma bercanda Ang. Nggak boleh Ang. Kita belum nikah Ang. Plis Ang jangan dulu," ucapnya ketakutan.

"Lo ngapain? Siapa juga yang mau nyium lo! GR! Gue ngejar lo karena lo salah jalan. Kelas lo di sono noh!" Ang menujuk ke arah samping.

Najelina membuka tangannya dari wajah seketika. Lalu melihat sekitar. "Anggara, ih! Bikin aku malu aja!" Najelina mencubit gemas pinggang Ang.

Ang tersenyum lebar lalu pelan-pelan menggandeng tangan Najelina dan mengajaknya berjalan ke arah kelas Najelina.

"Mas, gandengan mulu, Mas. Kaya trek gandeng aja," ucap Anrez saat berjalan di belakang Ang. Anrez menahan tawa sambil melirik Rian di sampingnya.

Ang dan Najelina berhentih dan menoleh ke belakang.

"Gue juga mau doongg.... digandeng," sahut Rian.

Anrez kemudian menggandeng leher Rian dengan kuat dan mengajaknya pergi.

"Woy sakit WOY!?"

***

Beberapa jam kemudian, Najelina duduk bertiga bersama sahabatnya di dalam perpustakaan. Mereka sedang membaca buku.

"Eh Naj, gimana lo sama Ang? Masih pacaran, kan?" tanya Sandra.

Najelina mengangguk-angguk. "Gue sama Ang harus terus bersama. Nggak boleh dipisahin."

NAJELINA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang