30 | coba aja dulu

1.5K 89 91
                                    

___________________

"Mon, kamu udah—loh? Kamu kenapa?"

Sekiranya itu yang pertama kali Kak Dara tanyakan, ketika masuk kamar dan mendapati Monita baru selesai nangis bombay, meratapi nasib ponsel bobanya yang tadi siang nyemplung estetik di selokan penuh limbah masyarakat berbau macam ketek genderuwo.

Yang jadi masalah bukan pada betapa mahal ponsel itu (for your information, Monita sangat bisa membeli yang keluaran terbaru sepuluh biji aneka warna jikalau mau, yang bila ditotal harganya mampu menggetarkan jiwa kemiskinan para insan pemburu diskon syopi) melainkan pada isi di dalamnya, yang mana terdapat ratusan foto Song Jong Ki yang belum sempat ia copy ke Macbook atau Ipad.

Selaku fangirl garis keras yang membucini pria itu dari zaman Kapten Yo Si Jin, sampai pindah haluan menjadi pengacara mafia Vincenzo Cassano, Monita mungkin nggak akan se-frustrasi ini, kalau saja semua foto itu hasil curian dari Twitter atau download gratis di Pinterest. Tapi, enggak. Foto-foto yang ia maksud adalah hasil jepretannya sendiri, saat semester lalu pergi liburan ke Korea dan berkesempatan emas mengikuti fan-meeting si duda kesayangan.

Berkat campur tangan Mami yang punya banyak koneksi terus entah bagaimana cerita bisa kenalan dengan si penyelenggara acara, kala itu Monita boleh duduk manis di kursi VVIP, sepuas-puasnya memandang kagum wajah tampan paripurna sang sugar daddy, tanpa perlu berkerumun apalagi berdesakkan sama fans fanatik lain. Alhasil, foto-foto yang ia jepret dan jadikan koleksi pribadi pun nggak kalah jernih dengan para fansite.

Sekarang, menyadari ratusan foto itu nggak akan bisa ia dapatkan kecuali nekat pergi ke Korea dan ikut fan-meeting lagi, Monita super duper triple menyesal nggak membuat salinan dari jauh-jauh hari. Namun apalah daya. Nasi sudah jadi gosong. Mau menangis meraung mereog sampai tahun depan pun foto-foto si ayang mustahil simsalabim abracadabra muncul di ponsel baru, kecuali ada mukjizat dari Tuhan atau genre hidupnya berubah fantasi.

"Mon, kamu baik-baik aja, kan?"

Suara Kak Dara berhasil mencuri atensi. Ketika Monita menoleh, sang kakak telah duduk di pinggir ranjang sambil menatapnya sarat khawatir.

"Kak, apa aku kelihatan lagi baik-baik aja?" Ia balik bertanya.

"Eng, enggak sih."

"Kalau gitu kenapa masih tanya?"

"Namanya basa-basi, Mon."

Monita sejenak menarik sisa ingus, lalu lanjut memeluk erat boneka besar berbentuk buaya hadiah ulang tahun dari Aiden, dan berucap sok lirih, "sekarang aku lagi nggak pingin basa-basi."

"Kamu kenapa?"

"Aku begal."

"Hah? Kamu dibegal?!"

"Begal means bete galau, Kak."

"Ooh...." Beberapa detik Kak Dara menggaruk dahi, selanjutnya iseng menerka, "kamu berantem sama temen-temenmu?"

"Nggak, situasinya lebih buruk dari itu," jawab Monita sembari ndusel perut boneka.

"Kamu dapat surat panggilan tapi takut diomelin Mami?"

"Bukan juga, kebetulan minggu ini jadwalnya aku jadi anak baik."

"Nilai tryout-mu merah semua?"

"Kalau itu sih aku auto minggat dari rumah, Kak."

"Ya jadi kamu kenapaaa?"

"Aku B to the E to the G to the A to the L."

Kak Dara jadinya menipiskan bibir dan menarik napas panjang, berusaha menimbun sabar hadapi mood si adik. "Maksud kakak, begalnya tuh kenapa?"

Defenders ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang