48 | bersatu kita teguh

930 81 91
                                    

__________________

Nyatanya, perang dingin yang terjadi antara Aiden dan Biru nggak hanya berpengaruh pada Monita, tapi juga berhasil bikin Calvin pusing delapan keliling.

Bukan apa, selaku pribadi yang merasa diri paling waras dan paling bisa berpikir jernih—minus kesabaran yang lebih tipis dari sehelai tisu dan stok emosi setebal ensiklopedia—Calvin tak mau pertemanan yang sudah lama mereka bangun tanpa darah tapi banyak air mata ini terus berlangsung canggung, apalagi hanya karena rebutan hati cewek.

Calvin pernah mengkhawatirkan hal ini, waktu dia nggak sengaja melihat Biru dan Monita lagi lovey dovey di kamar inap. Namun, dia nggak menyangka perangnya bakal mulai lebih cepat, sebab Aiden nggak pernah terpantau begitu getol menempel pada Monita, walau nggak bisa ditampik, semua hal yang cowok itu lakukan pasti ada Monita-nya.

Maksud Calvin nih, daripada semakin runyam, ribet, dan rumit, mari kita buat masalah ini jadi sederhana saja. Kalau memang betul alasan utama dua cecunguk itu bertengkar karena rebutan singgasana di hati Monmon, ya sudah, suruh saja cewek itu menentukan sendiri siapa Raja yang dia mau. Andai Monmon pusing plus bingung harus pilih yang mana, Calvin dan Denil siap adakan pemilu dadakan dengan para partisipan ialah seluruh warga Nation Star, lalu oknum yang mendapat suara terbanyak yang bakal jadi pemenangnya.

Beres, 'kan?

Calvin yakin seribu persen baik Aiden atau Biru, keduanya mampu bikin Monita bahagia, menemani dalam suka dan duka, setia saat sehat maupun sakit, tetap membucin di bawah tekanan, memiliki keinginan yang tinggi untuk jadi bulol akut, serta rajin menyiram banyak cinta sampai Monita kekembungan. Alias, kalau cewek itu milihnya pakai sistem cap cip cup kembang kuncup pun niscaya nggak bakal menyesal.

Maka dari itu, demi mempersingkat waktu dan memperpendek masa perang dingin yang super kampret ini, Calvin lekas menghubungi patner in crime sekaligus teman separuh otaknya, siapa lagi kalau bukan Denil.

Calvin
oy cok
p
p
p
cok

Hampir lima menit menunggu, barulah pesannya dibalas.

Denil
9 Etika Mengirim Email, Whatsapp & SMS yang Sopan.
1. Gunakan ponsel milik sendiri, jangan pakai punya orang apalagi hasil nyolong.
2. Kirimlah pesan di waktu yang pantas, jangan mentang-mentang anda titisan kelelawar, jam satu pagi pun ditrabas.
3. Awali dengan memberi salam, lebih bagus lagi jika memberi uang.
4. Gunakan kata 'maaf', kalau perlu dilengkapi dengan kalimat, 'Paduka yang Terhormat, Daniel Angkasa'.
5. Cantumkan identitas diri yang jelas seperti nama, umur, tanggal lahir, tanggal baptis, alamat, sertakan juga nomor rekening dan pin-nya.
6. Utarakan maksud dan keperluan anda [catatan ; tidak menerima pinjam duit, pinjam sempak, apalagi pinjam akhlak]
7. Perhatikan budaya berbahasa, wajib sesuai PUEBI dan KBBI. Dilarang gunakan bahasa alay [contoh ; chay4n|< aQhu KaN6enD... :* ] sebab berpotensi bikin mata Paduka Daniel katarak.
8. Sampaikan terima kasih, bila perlu sungkem tujuh kali selama tujuh hari.
9. Tutup dengan salam, jangan lupa sertakan kalimat 'Semoga Paduka Daniel Angkasa bisa terus melanjutkan napas hidupnya. Haleluya. Amin'.

Sumpah ya, kalau nggak ingat mereka ini teman dari zaman pakai seragam putih-merah yang sering berkomplot untuk nyolong mangga punya penjaga sekolah, sudah dari dulu Calvin jual Denil ke pasar gelap, pakai diskon plus gratis ongkir.

Calvin
Assalamualaikum, Daniel (jancok asu bangsat) Angkasa

Denil
Damai sejahtera menyertaimu juga wahai anak setan

Defenders ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang