Walau sudah menyelesaikan konferensi PERS untuk rumor yang membawa nama istrinya, Kim Seokjin masih belum bisa bernapas lega. Pria itu diam-diam masih menanti surat adopsi atas Seolhee Zhou yang ditandatangani oleh istrinya―selaku Ibu Asuh yang akan bertanggungjawab atas kehidupan Seolhee di masa depan.
Sementara itu, Kim Seokjin memantau semua isi komentar di portal berita mengenai Konferensi PERS-nya hari. Dia hanya ingin memastikan kalau komentar buruk atas istrinya hari ini, berkurang daripada hari-hari sebelumnya. Im Sojung sudah mendapat lebih dari ribuan komentar buruk beberapa hari ke belakang, Seokjin hanya berharap istrinya itu tidak mengindahkan mereka dan menjalani kehidupannya seperti biasa.
Di tengah keasyikannya menggulir layar ke atas, memeriksa komentar-komentar yang diberikan masyarakat untuk istrinya, Seokjin mendapatkan telfon dari seseorang yang sejak semalam rutin berkirim pesan padanya. Dia segera mengusap layar ponselnya ke atas dan menerima panggilan itu.
Panggilannya tidak berlangsung lama, karena Seokjin hanya diminta untuk memeriksa ponselnya dan membaca semua pesan yang baru saja orang itu kirimkan. Kim Seokjin patuh dan langsung melakukannya. Dia membaca tiap kalimat dalam pesan dengan seksama agar tidak ada bagian yang ia lewatkan, itu juga ia lakukan agar dia tidak mengubah fakta walau sedikit setelah membaca apa yang terjadi setelahnya.
Seokjin cukup terkejut saat melihat Hanzhou mengirimkan foto dokumen yang memperlihatkan pas foto istrinya, sementara tulisan dokumennya ditulis menggunakan huruf-huruf asing bagi Seokjin dan berbahasa Jepang. Pria itu yang tidak begitu paham, meminta Hanzhou menjelaskan apa maksud dari dokumen yang berisi pas foto istrinya itu dalam bahasa internasional.
Hanzhou
Ini dokumen yang kau cari.
Berkas orang tua asuh
Seolhee Zhou.Aku sudah memastikan pada
Soojin lebih dulu, dan katanya
foto wanita yang tertera di situ
adalah benar istrimu.Kim Seokjin merasa jantungnya berhenti berdetak sejenak, dia tidak bisa merasa bahwa dia bernapas beberapa saat. Seokjin begitu terkejut saat membaca pesan dari Hanzhou.
Ini adalah hal yang dia nantikan. Kebenaran yang sedari kemarin ia tunggu. Jadi, tanpa berlama-lama lagi, Kim Seokjin langsung mencetak dokumen yang Hanzhou kirim lewat emailnya, setelah pria itu mengirimkan sekilas foto hardcopy dokumen tersebut di aplikasi berkirim pesan.
―Unspoken―
Seokjin sudah berusaha mengendarai mobilnya secepat mungkin, mengejar waktu agar bisa bertemu istrinya di sekolah Seolhee. Namun, sepertinya dia terlambat. Sekolah Seolhee sudah sepi. Saat Seokjin berkunjung ke ruang kepala sekolah pun, kepala sekolah bilang kalau anak-anak sudah kembali. Hanya anak-anak yang punya keperluan penting yang masih tinggal di sekolah saat ini.
Meski hampir putus asa, Kim Seokjin tidak benar-benar menyerah. Pria itu tidak tahu harus mencari istrinya kemana lagi, selain di sekolah ini. Jadi, Seokjin akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki, menelusuri jalanan dan berharap dia akan menemukan Sojung di sekitar situ.
Harapannya didengar oleh Tuhan dan dikabulkan begitu cepat. Saat ini, di sebrang posisinya, Seokjin melihat perawakan istrinya. Dia segera berlari, menyebrangi jalan ketika lampu hijau dinyalakan untuk pejalan kaki. Dengan begitu buru-buru, Kim Seokjin akhirnya tiba saat pelukan istrinya merenggang dengan pelukan gadis kecil.
"Chajatta," ujarnya ketika langkah kakinya berhenti.
Seokjin sedikit mengatur napasnya, lalu perlahan mendekat pada Seolhee. Dia menekuk lututnya, lalu berbicara pada gadis kecil yang sedang duduk di kursi itu. "Kau pasti Seolhee Zhou, 'kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken
Fanfiction#1 ― bangchin #1 ― politik Im Sojung, adalah putri tunggal dari pasangan Im Sohyeong dan Jeong Namra. Im Sohyeong sendiri adalah pimpinan perusahaan penyiaran nomor satu di Korea Selatan. Im Sohyeong juga merupakan putra pertama orang nomor satu di...