Unspoken: Thirty Eight ― 38

226 42 25
                                    

Lima hari sejak pencarian dokumen adopsi Seolhee―yang dilakukan Im Sojung, Seokjin masih belum mendapatkan titik terang. Sebenarnya, lusa lalu Kim Seokjin sudah dikabari Tuan Han bahwa dokumen adopsi Seolhee Zhou tidak pernah tercatat di Dinas Sosial setempat, atau di Kementrian Sosial Korea Selatan. Namun, Kim Seokjin meminta Tuan Han untuk berusaha satu kali lagi. Dia meminta bantuan Tuan Han agar lebih teliti lagi dalam mencari dokumen pemindahan hak asuh atas Seolhee pada Ibu Asuhnya―Im Sojung.

Ponselnya berdering, Kim Seokjin dengan segera mengangkatnya walau ini sudah pukul tujuh malam. "Bagaimana, Tuan Han?"

"Masih nihil, Ketua Kim. Aku minta maaf, karena sepertinya ini akan membutuhkan lebih banyak waktu," kata Tuan Han di sebrang. "Konferensi PERS akan diselenggarakan besok pukul sebelas pagi, tapi saat itu sepertinya kita belum bisa mengeluarkan pernyataan yang menentang rumor tersebut. Untuk sementara, kita harus menyimpan bukti-bukti yang sebelumnya sudah ditemukan, dan menunggu bukti lainnya, sembari menunggu Wakil Im kembali dan memberikan kejelasannya."

Sambil mendengarkan Tuan Han berbicara, rupanya telinga Seokjin juga menangkap suara seseorang menekan pin apartemennya dari luar. Kakinya melangkah ke arah pintu, begitu mendapati siapa yang ada di sana, Kim Seokjin memutuskan untuk mengakhiri panggilannya. "Tuan Han, aku akan menghubungimu lagi nanti."

Seokjin tetap menunggu meski Sojung tak sekali pun melirik ke arahnya sejak dia kembali ke tempat tinggalnya. Wanita itu berjalan seolah tidak ada yang terlihat di depan matanya dan langsung mengerjakan apa yang menjadi tujuannya.

"Kemana kau beberapa hari ini? Apa kau menjalani hidupmu dengan baik?" Seokjin bertanya sambil melangkah mengikuti kemana Sojung pergi.

"Kau mau pergi lagi? Kemana kau akan pergi?" Dua pertanyaan Seokjin yang sebelumnya bahkan belum diberikan jawaban, tapi pria itu harus memberikan tambahan pertanyaan lagi karena terlanjur melihat Im Sojung mengemas beberapa pakaiannya di dalam koper. Wanita itu melakukannya dengan cepat, tanpa melirik atau bahkan berbicara pada suaminya.

Seokjin berjalan mundur dan segera menutup pintu ruangan untuk mencegah Im Sojung pergi lagi. "Kau tidak tahu bahwa seluruh Korea sedang membicarakanmu? Ayah, Ibu, bahkan aku, begitu cemas mengkhawatirkanmu." Seokjin berbicara begitu setelah akhirnya Sojung menatap matanya. "Jangan pergi lagi. Besok aku akan menggelar Konferensi PERS untuk rumor yang beredar itu. Kau bisa ikut berbicara dan membela dirimu. Aku akan membantumu, Im Sojung."

"Apa yang harus kubela? Aku tidak melakukan kesalahan," kata Sojung terus terang. "Apa yang mereka bicarakan benar. Anak itu memang anakku."

"Mwo?" Seokjin begitu terkejut saat mendengar pengakuan istrinya. Rasanya seperti dia tidak bisa mendapatkan oksigen selama beberapa saat, debaran jantungnya seolah berhenti beberapa saat, pun napas serta tenggorokannya seperti tercekat. "Im Sojung, kau―"

"Wae?"

"Tolong katakan padaku itu tidak benar," lirih Seokjin. "*Jebal ...."

"Anak perempuan itu ... adalah anakku." Sojung mengatakannya dengan begitu yakin, tatapan matanya bahkan mengatakan hal yang sama, oleh karena itu ... Seokjin benar-benar merasa terluka saat ini. Hatinya bagai ditusuk ribuan belati yang membuatnya berdarah, dan membuat darah itu berdesir begitu deras di dalam aliran tubuhnya. "Sudah kubilang sebelumnya, aku punya cerita yang bahkan orang tuaku tidak tahu. Sekarang, karena mereka sudah mengetahuinya, kau juga ikut demikian.

Tanpa sadar, Kim Seokjin mengeluarkan air matanya dan menangis. Dia menggelengkan kepalanya untuk mengontrol emosinya, berusaha mengatur napasnya juga yang mulai sulit karena begitu terkejut. "Kalau begitu sejak kapan kau menyimpannya sendiri? Usia anak perempuan itu ... berapa usianya sekarang?"

UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang