Sekretaris Kang dibuat tak bernapas beberapa saat, ketika bertemu dengan sosok Im Sojung di depan matanya. Dia baru bisa kembali bernapas saat Seokjin menepuk bahunya dan menyuruhnya memberikan salam pada calon istrinya."Ah, *joesonghamnida." Sekretaris Kang langsung membungkuk dan menyapa Im Sojung dengan formal. "Annyeonghaseyo, Kang Hansoo imnida. Saya adalah sekretaris Ketua Kim."
Sojung membungkukkan kepalanya dan tersenyum menanggapi salam Kang Hansoo. "Ne, annyeonghaseyo. *Bangapseumnida, Kang Biseo."
Sekretaris Kang tadinya mengulurkan tangan untuk bisa bersalaman dengan Im Sojung. Namun, Kim Seokjin sepertinya merasa keberatan. Alih-alih Im Sojung, justru Seokjin 'lah yang akhirnya menyapa tangan Sekretaris Kang dan bersalaman padanya. "Bangapseumnida, Kang Biseo." Selain mengimitasi suara Sojung, Seokjin juga menunjukkan senyuman penuh artinya pada Sekretaris Kang―yang akhirnya membuat Sekretaris Kang sadar bahwa atasannya sedang merasa keberatan atas apa yang ia lakukan. Sekretaris Kang langsung memohon maaf, namun lagi-lagi Kim Seokjin hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
Akhirnya Im Sojung dan Kim Seokjin melangkah masuk ke dalam gedung tempat mereka akan melangsungkan pernikahan, tentunya diikuti oleh Sekretaris Kang dan Sekretaris Jang di belakang mereka. Keduanya memerhatikan dekorasi dan tataan kursi tamu juga altar yang nantinya akan menjadi tempat mereka mengucap janji sehidup dan semati.
"Ini lebih cepat daripada dugaanku. Sepertinya ini sudah tertata lebih dari lima puluh persen," ujar Seokjin untuk memulai topik pembicaraannya pada Sojung.
"Apa kau sudah merasa puas, dengan apa yang kita lihat ini?" Sojung merespon kalimat pemancing Seokjin dengan pertanyaan. Keduanya saling menatap sekarang, usai kalimat pertanyaan yang membutuhkan jawaban terungkapkan.
"Aku cukup puas. Bagaimana denganmu? Apa kau tak merasa puas?" Seokjin sedikit khawatir kalau-kalau Sojung mengiyakan pertanyaan terakhirnya, mengenai gadis itu yang ternyata kurang puas dengan realisasi konsep pernikahan dalam ruangan pilihannya.
"Jawabanku sama denganmu," jawab Sojung dengan sesingkat dan seinti mungkin. Gadis itu beralih menatap Kepala Perencana Pernikahannya―Wedding Organizernya―dengan Seokjin, yang kini berjalan mendekat. Beliau datang tentu saja untuk menyambut kedua calon pengantin. Mereka bertiga berbicara sedikit mengenai konsep pernikahan, juga sedikit berbelok ke arah hal acak yang mengundang tawa.
Namun, tiba-tiba Sojung mengundurkan diri. Dia pamit untuk pergi, sambil membawa nama Seokjin. Gadis itu bilang, masih ada yang harus dibicarakan dengan calon suaminya. Gadis itu akhirnya menyerahkan tanggung jawab mengenai obrolan konsep pernikahan pada sekretarisnya: Sekretaris Jang. Begitu juga dengan Seokjin, dia memerintahkan Sekretaris Kang untuk ikut serta berkontribusi dalam obrolan konsep pernikahannya.
Sementara Im Sojung dan Kim Seokjin ... menghabiskan waktu mereka berdua.
Di ruang tertutup, Im Sojung mengajak Seokjin berbicara. Dia sengaja memesan ruangan khusus di cafe yang berada tak jauh dari lokasi gedung pernikahannya.
"Seokjin-ssi, kau tahu bahwa aku tak suka basa-basi, jadi aku akan langsung ke intinya," ujar Sojung memberi peringatan, sebelum melajukan keretanya. "Pernikahanku denganmu bisa dibilang adalah pernikahan politik. Aku akan jujur, tujuanku menikah denganmu adalah untuk mempertahankan KBC. Jadi ... setelah kau menikah denganku dan Ayahku mengumumkan bahwa dia akan maju dalam pemilu presiden periode berikutnya, kau akan menjadi Kepala Pimpinan KBC, menggantikan posisi Ayahku."
Seokjin menarik salah satu sudut bibirnya walau tidak begitu terlihat. Dia memandang Sojung sebentar, sebelum akhirnya berkata, "Aku tahu bahwa pernikahan kita adalah pernikahan politik, tapi untuk apa aku menjadi Kepala Pimpinan KBC, saat aku sudah menjadi Ketua Yayasan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken
Fanfiction#1 ― bangchin #1 ― politik Im Sojung, adalah putri tunggal dari pasangan Im Sohyeong dan Jeong Namra. Im Sohyeong sendiri adalah pimpinan perusahaan penyiaran nomor satu di Korea Selatan. Im Sohyeong juga merupakan putra pertama orang nomor satu di...