Mas Iyo:
Ngapain dek koas?Vein:
Setrika baju jaga. Aku nanti shift malem.Mas Iyo:
Rajinnya.
Awas gosong🔥
Mbak bidannya baik2 kn?Aku menarik sudut bibir, membaca balasannya di mess yang telah disiapkan pihak rumah sakit bagi koas yang mendapat tugas di RSUD Jakarta Utara. Siang-siang, tumben sekali Mas Iyo mengajak chit-chat absurb begini. Biasanya dia menghubungi via telepon, itupun hanya sebentar. Seringnya selesai SC atau ketika jam makan tiba. Menanyakan kabar hati dan bagaimana hidupku berjalan. Terlebih ketika seminggu lalu aku akan berangkat ke sini, tepatnya di daerah Penjaringan. Persiapan baju, obat, vitamin, buku yang harus dibawa, dan siapa saja partnerku, dia tanyakan super detail.
Terlewat hampir 10 hari, aku dan teman-teman di sini. Bergantian shift jaga bersama koas dari FK universitas lain. Tidak ada Kak Arter dan Sasi. Dua orang kukenal baik yang tengah dalam mode mengambek. Aku ke Penjaringan bersama tiga teman lainnya dari UNI, yaitu Alana, Arty, dan Maya. Menurutku, stase luar begini lebih baik. Daripada harus bertemu lalu terjebak dalam hawa canggung, mendingan kabur bertemu orang-orang baru di tempat baru untuk sementara. Stase Jakut ini merupakan pelarian tak direncanakan yang cukup melegakan.
Tentang Kak Arter, dia menghindar selama tiga hari aku mencoba berbasa-basi mencairkan suasana sebelum berangkat. Aku berusaha biasa, sesekali menyapa, namun yang ada, Kak Arter sama sekali tidak mau menoleh. Kuturuti ucapan Mas Iyo, tentang tidak perlu menjelaskan apapun pada Kak Arter. Toh, aku ingat apa yang dia katakan sewaktu aku dan Alana berkunjung ke rumahnya kala itu. Dia tidak ingin tahu-menahu soal siapa suami serta bagaimana pernikahanku. Duh, rasanya nggak nyaman banget. Beginikah kalau hubungan pacaran berubah jadi mantan? Saling kenal pun tahu banyak, namun berubah jadi orang asing dalam sekejap.
Vein:
Ada 1 yang galak🥴 Udah senior sih.Mas Iyo:
Bu Laras y?Vein:
Kok tahu?Mas Iyo:
Tau dong. 3x mas stase Jakut. Cb dibeliin brownies yg ada taburan kejunya. Dia suka itu.Vein:
Wah. Makacih pencerahannya bapaq dokter.
Mas ngapain di sana? Gabut bgt sih, sampe bisa chat Vein trs.Mas Iyo:
Kangen.☹️Tanganku gemetaran membaca pesan terakhir Mas Iyo. Kangen itu maksudnya rindu? Aku juga. Anehnya, kuketik balasan sarat canda yang malah berkebalikan dari apa yang sebenarnya meletup-letup di dada.
Vein:
Bapaq dokter jurusnya maut banget sih. Adek koas jadi pengin pengsan deh.Mas Iyo mengabaikan chat terakhirku yang berisi guyonan hingga sore. Aku tidak marah soal ini. Aku pernah bilang, tidak akan menghubunginya kecuali dia menghubungiku dulu. Bukan lantaran gengsi, tapi lebih ke menghargai waktunya yang pasti sibuk, dan tidak mau mengganggu. Mas Iyo biasanya mengirim chat singkat, aku ada waktu atau tidak, jika kujawab sedang santai, dia akan melanjutkan ke telepon. Begitu juga sebaliknya, kalau aku tiba-tiba perlu melapor sesuatu yang ingin kucurhatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam-diam Dia Suamiku ( Heart & Vein ) END
RomanceMimpi apa aku semalam? Dokter Heart datang ke rumah bersama kedua orang tua, berniat melamar. Parahnya, Ibu dan Bapak menerima pinangan. Aku yakin mereka sedang berinvestasi bodong. Manusia sepertiku, harusnya sulit mendapat jodoh. Seorang budak ber...