1

423 20 6
                                    

Siwon melirik Kyuhyun, seorang pria seusia dengannya –di mana dirinya sendiri sekarang berusia tiga puluh dua tahun– yang dibawa oleh Eommanya duapuluh menit lalu. Tapi sialnya, sang ibu malah meninggalkan mereka berdua dengan suasana canggung yang luar biasa. Siwon kembali fokus pada ponselnya, berpura sedang berkirim pesan dengan rekan kerjanya. Well, delapanpuluh persen orang akan melakukannya jika merasa canggung. Jadi, Siwon adalah salah satu di antara delapanpuluh persen itu. Tapi sayangnya, pria bermarga Cho dihadapannya adalah bagian dari dua puluh persen lainnya.

Kyuhyun menarik nafas dan menarik pergelangan kemejanya untuk melihat jam tangannya. "Bisa kita akhiri pertemuan ini, Choi-sshi? Kurasa kau sedang sibuk dengan pekerjaanmu," ucapnya tiba-tiba memecah keheningan yang disambut oleh tatapan dari Siwon.

Well, kenapa tidak dari tadi saja? gumam Siwon dalam hati.

"Aku akan mengatakan pada noonaku kalau kau tidak tertarik dengan perjodohan ini. Maka sebaiknya tidak ada pertemuan berikutnya. Selamat siang," ucap Kyuhyun lagi. Dan tanpa menunggu reaksi Siwon, Kyuhyun langsung pergi meninggalkan restauran mewah tersebut.

Siwon menghela nafas dan mengetik pesan.

Eomma, tidak berjalan dengan baik. Perjodohan ini, aku menolaknya. Serius!

*****

"Bagaimana pertemuannya?" tanya Hyukjae salah seorang rekan kerja Kyuhyun di firma hukum. Well, Cho Kyuhyun adalah seorang pengacara yang cukup terkenal di usianya yang baru menginjak tiga pulu satu tahun.

Kyuhyun melepaskan jasnya dan melonggarkan dasi hitam yang melingar pada kerah kemeja putihnya. "Tidak menyenangkan. Dia hanya sibuk dengan ponselnya selama duapuluh menit, sampai akhirnya aku memutuskan pergi."

"Jadi, perjodohan itu gagal?" tebak Hyukjae.

Kyuhyun menarik nafas lalu duduk pada sebuah sofa. Hyukjae mengikutinya untuk duduk di sofa yang lain. "Sepertinya begitu. Lagipula pria itu memang tidak tertarik dengan pernikahan. Sepertinya keputusan untuk menggantikan posisi noona bertemu dengan orang itu adalah benar," sahut Kyuhyun.

"Well, Choi Siwon memang orang sibuk. Dia mungkin akan lebih memilih lajang seumur hidup dan mengurusi perusahaan keluarganya," tutur Hyukjae.

Kyuhyun mendecih. "Tch, yang benar saja. Lalu bagaimana dengan keluarganya yang terus-menerus melakukan perjodohan? Ah, sepertinya pernikahan itu hanya untuk mendapatkan keturunan saja."

Hyukjae mengangkat bahunya. Ia tidak begitu paham dengan dunia bisnis seperti hal pewaris atau hal semacamnya. Hyukjae lalu berdiri dan menatap Kyuhyun dengan lekat. "Yah, jika pernikahan noonamu gagal kali ini, bukankah lebih baik kau yang menikah terlebih dahulu. Kau dan Haesa sudah berpacaran lama sekali bukan? Kau tidak ada niatan untuk melamarnya, apa?"

"Pikirkan dirimu sendiri, Lee Hyukjae," tukas Kyuhyun jengkel.

Hyukjae lalu melenggang keluar dari ruangan Kyuhyun, meninggalkan pria itu dengan pikirannya sendiri. Kemudian Kyuhyun bangun dari sofa dan berjalan menuju meja kerjanya. Ia membuka sebuah laci dan mengeluarkan sebuah kotak kayu.

Kyuhyun tersenyum menatap kotak tersebut. "Yah, mungkin memang sudah seharusnya."

*****

Changmin mendesis kesal melihat tingkah Siwon yang seperti tidak mendengar ucapannya. Rekan kerja, sekaligus sepupunya tersebut memilih menyibukkan diri dengan setumpuk dokumen. "Kau mendengarkanku bicara, tidak sih?" omel Changmin pada akhirnya.

Siwon membalasnya dengan sebuah gumaman. Bahkan, pria itu tidak berniat untuk menatap sepupunya. Changmin benar-benar dibuat kesal oleh Siwon. Hah, mungkin seharusnya Sooyoung saja yang mengajak Siwon bicara dan bukan dirinya.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang