21

85 7 2
                                    

Changwook mengernyit ketika ia melihat sosok Haneul berdiri di depan sebuah kamar rawat. Kemudian ia melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul delapan, sedangkan shift Haneul sudah selesai pukul enam tadi. Dan bukankah Haneul mengatakan bahwa malam ini dia harus makan malam di rumah bersama orangtua-nya? Tapi kenapa dia masih berada di rumah sakit?

Changwook menghela nafas lalu menghampiri Haneul. "Dokter Kang, kau sedang apa?"

Haneul terkejut dan menoleh. "Dokter Ji."

Changwook melirik ke arah papan nama pasien yang berada di sisi sebelah kanan pintu tersebut. Changwook kembali menghela nafas setelah mengetahui kalau Haneul sedang memperhatikan Cho Kyuhyun. "Kau tidak pulang, dokter Kang? Bukankah kau bilang malam ini kau harus makan malam di rumah?" tanya Changwook sembari tersenyum.

Haneul melirik ke arah pintu kemudian dia kembali menatap Changwook. "Aku membatalkannya."

"Ah.. Kau menolak ajakan makan malam dariku dan dokter lainnya karena kau bilang harus makan malam di rumah. Tapi sekarang kau membatalkan makan malam-mu di rumah. Dan malah berdiri di luar pintu kamar pasien," tukas Changwook.

Haneul mendesah pelan. Ia menekan pelipis kanannya dengan sedikit canggung. Dia merasa malu pada Changwook. "Maaf, tapi apa yang terjadi hari ini..."

"Apa kau sudah makan malam, dokter Kang?" tanya Changwook.

"Eh? Ma-makan malam? A-aku.. belum..."

Kemudian Changwook merangkul bahu Haneul dan mengajaknya berjalan menjauhi kamar rawat Kyuhyun. "Kalau begitu kau bisa menemaniku makan malam di kafetaria rumah sakit."

Haneul tergagap. "A-aku tidak..."

"Aku tidak ingin mendengarkan penolakan lagi, dokter Kang. Ayo makan dulu, aku sudah lapar."

*****

Changwook kembali memperhatikan Haneul yang tidak selera untuk menghabiskan makanannya. Haneul hanya diam sembari menatap mangkuk yang berisi sup kimchi dihadapannya. Entah apa yang dipikirkannya, tapi Changwook bisa menebak satu nama. Changwook kemudian mengetukkan sumpitnya di tepi mangkuk sup Haneul dan membuat pria itu mengangkat kepalanya.

Haneul berkedip beberapa-kali menatap Changwook.

"Kau tahu, dalam satu shift kita perlu terjaga hingga duabelas-jam. Sejak kemarin, kau sudah sibuk dengan beberapa pasien. Bahkan kudengar kau hanya tidur selama tigapuluh menit. Lalu pagi ini, kau harus mendampingi dokter Song untuk operasi dan kau hanya makan kimbab untuk makan siang. Setelah apa yang terjadi pada Cho Kyuhyun, kau terlihat begitu tegang. Setidaknya, kau bisa menikmati makan malammu setelah memastikan kondisinya baik-baik saja," kata Changwook dengan nada serius.

Haneul terdiam sejenak. Dia merasa terkejut Changwook mengetahui semua kegiatannya seharian ini. Oh, Changwook bahkan tahu apa yang dimakannya ketika makan siang padahal Haneul tidak melihat Changwook di kafetaria saat dia membeli kimbab. Haneul masih memperhatikan dokter muda itu ketika Changwook melambaikan tangannya didepan wajah Haneul.

Haneul tersadar dan menarik nafas panjang. "Aku..."

Changwook dengan cepat mengangkat tangannya sebagai isyarat agar Haneul tidak bicara. "Aku tidak ingin penjelasan. Aku ingin kau makan, Haneul-sshi."

"Dokter Ji.."

Changwook menggeleng. Kemudian ia menunjuk mangkuk sup kimchi dihadapan Haneul. "Makan, Haneul-sshi. Ah, berhubung shift-mu sudah selesai, bukankah kau harus memanggilku dengan Changwook hyung? Aku lebih tua setahun darimu."

"Hy-hyung?!"

Changwook kembali melahap samgyetang miliknya dan mengangguk. "Iya, hyung. Kau bukan seorang wanita jadi tidak mungkin memanggilku dengan sebutan oppa. Iya, kan? Selain itu, aku adalah senior-mu. Jadi, kau harus menuruti semua ucapanku, mengerti. Mulai makan, Haneul-sshi."

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang