Kyuhyun memperhatikan punggung Siwon yang sedang membuat teh. Dia tidak mengerti kenapa Siwon membawanya ke sebuah apartment. Tapi melihat Siwon memasukkan nomor kode passwordnya, Kyuhyun langsung mengetahui kalau apartment itu adalah milik Siwon –atau milik keluarganya.
Kyuhyun menarik nafas dan berjalan menghampiri Siwon. "Aku tidak tahu kenapa kau membawaku ke sini, tapi apa yang ingin kau bicarakan?"
Siwon menoleh dan menuangkan teh ke dalam mug lainnya. Kemudian ia menarik Kyuhyun untuk duduk dan menyodorkan satu mug pada Kyuhyun. "Minumlah."
Kyuhyun mengambil mug tersebut dan menaruhnya kembali. Dia menatap Siwon dengan lekat. "Bicaralah."
Siwon menghela nafas dan duduk di sebelah Kyuhyun. Siwon meminum teh-nya perlahan. Pria Choi itu sama sekali tidak menatap Kyuhyun. "Aku mengatakannya pada Choi Daehan."
"Presdir Choi? Mengatakan apa?" tanya Kyuhyun.
"Ah, sebenarnya ini sangat sulit dipercaya. Tapi Choi Siwon baru saja mengakui pada Choi Daehan kalau dia menyukai Cho Kyuhyun. Kurasa, dalam hitungan jam akan diadakan pertemuan keluarga," tutur Siwon.
Kyuhyun berkedip beberapa-kali. Rasanya dia menjadi tuli seketika. Kyuhyun merasa kalau dia tidak mendengar dengan baik apa yang diucapkan oleh Siwon. Siwon melirik pada Kyuhyun. "Nanti teh-mu dingin. Minumlah."
Kyuhyun menatap mug miliknya. Dia masih bisa merasakan sensasi hangat dari mug tersebut diujung jemarinya, namun entah Kyuhyun merasa bahwa tubuhnya mulai membeku. Sensasi yang sama ketika dia masuk rumah sakit sewaktu di Pulau Jeju.
"Kenapa kau mengatakannya?" bisik Kyuhyun.
Siwon menatap Kyuhyun dengan lekat. "Apa kau marah?"
Kyuhyun menarik nafas dan menghembuskan perlahan. "Tidak. Aku tidak mempunyai alasan untuk marah, tapi aku mempunyai alasan untuk mengetahui kenapa kau mengatakannya pada Presdir Choi."
"Jangan memanggil Kakekku dengan sebutan Presdir Choi. Itu membingungkanku karena ayahku juga seorang Presdir dan di masa depan, jika Kakek tidak membunuhku, aku mungkin juga akan menjadi Presdir. Sebut dia Kakek Choi saja, mengerti? Untuk alasan kenapa aku mengatakannya, itu hanya terucap begitu saja."
Kyuhyun mengernyit. "Hanya terucap begitu saja?"
"Tidak sepenuhnya begitu, tapi itulah yang terjadi. Aku hanya ingin memberitahumu saja. Kakekku mungkin akan menemuimu atau semacamnya karena pengakuanku itu. Kau bisa bersikap seolah kau tidak mengetahui apapun. Aku tidak ingin kau terlibat masalah internal keluargaku, jadi bilang saja kau tidak tahu," tutur Siwon.
Kyuhyun masih menatap pria dihadapannya dengan mengernyit. Kyuhyun tidak mengerti alasan kenapa Siwon malah menyuruhnya mengatakan tidak tahu mengenai perasaannya sendiri. Apa mungkin Siwon merasa malu atas perasaannya? Atau Siwon sebenarnya...
"Jangan berpikiran aneh-aneh Kyuhyun," tukasnya sembari mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Siwon kembali menghela nafas ketika dia melihat nama Changmin sebagai caller ID. Siwon menatap Kyuhyun. "Aku harus menerima telepon ini."
Kemudian Siwon beranjak dari kursi dan berjalan keluar apartment. Kyuhyun kembali mengerutkan kening. "Kenapa dia harus bicara di luar?" gumamnya.
Kyuhyun memperhatikan area dapur dengan design minimalis dengan dominasi warna silver. Kemudian Kyuhyun berdiri dan berjalan menuju ruang tengah. Design-nya tidak jauh berbeda. Semuanya terlihat begitu minimalis dan elegan dengan warna monokrom. Kyuhyun melihat beberapa buku di atas coffee table. Dia meraih satu buku dan membaca judulnya.
"Dia membaca buku seperti ini juga?" gumam Kyuhyun sembari menaruh buku yang merupakan sebuah novel romantic itu kembali di atas coffee table. Kyuhyun melepaskan mantelnya dan menaruhnya di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...