30

71 5 1
                                    

Jinri sedang berada di ruang tengah menonton televisi ketika Siwon memasuki rumah dengan tergesa. Jinri mengerutkan keningnya melihat saudaranya sudah pulang dari kantor. Jinri mematikan televisi lalu menghampiri Siwon yang langsung berjalan menuju ruang dapur. Seolah Siwon tengah mencari seseorang. Jinri berhasil menahan lengan kakaknya sebelum Siwon melewatinya begitu saja.

Jinri menatap Siwon dengan lekat. Dari ekspresi Siwon, Jinri bisa melihat bahwa kakaknya sedang marah besar. Entah karena alasan apa. Jinri menarik nafas perlahan. "Oppa mencari siapa?"

"Eomma. Di mana Eomma?"

Jinri melepaskan lengan Siwon sembari menghembuskan nafas. Lalu dia menggeleng. "Eomma belum pulang. Saat aku pulang kuliah, Eomma sudah pergi. Sudah telepon?"

"Eomma tidak mengangkat telepon dariku. Coba yang kau hubungi."

Jinri semakin tidak mengerti dengan sikap Siwon saat ini. Ekspresi kakak lelakinya terlihat begitu tegang. Jinri sebenarnya merasa penasaran dan ingin bertanya lebih banyak, tapi Jinri tidak ingin membuat Siwon marah besar padanya. Kemudian Jinri kembali ke ruang tengah untuk mengambil ponselnya. Siwon mengikutinya dari belakang. Jinri menarik nafas saat dia mencari nomor kontak ibu mereka dan menghubunginya. Sesekali Jinri melirik ke arah Siwon yang menungggu. Tak lama sambungan teleponnya terhubung.

"Eomma? Saat ini Eomma berada di mana?" tanya Jinri berusaha dengan tenang.

"Kenapa? Tidak biasanya kau menghubungi Eomma."

Jinri melirik Siwon lagi. "Aku hanya bertanya. Tidak biasanya Eomma pergi. Selain itu, aku ingin titip belikan pudding blueberry."

"Eomma sedang bertemu dengan Bibi Jinhee."

Sontak Jinri menatap Siwon dengan mata membulat. "Bibi Jinhee? Ibu Hyojin eonni?"

Siwon mengusap wajahnya. Jung Hyojin adalah gadis yang hampir menjadi tunangannya sebelum Siwon memutuskannya perjodohan itu. Dia adalah gadis terakhir yang ditemui Siwon sebelum dia benar-benar yakin atas perasaannya pada Kyuhyun. Siwon sama sekali tidak terpikir kalau ibunya masih berhubungan dengan keluarga gadis itu karena hampir delapanpuluh persen keluarga dari pihak perempuan yang mengikuti perjodohan dengannya tidak akan berhubungan dengan keluarga Choi lagi kecuali untuk urusan bisnis.

"Tentu saja, ibu Hyojin. Memangnya berapa banyak kenalan kita yang bernama Jo Jinhee, eoh? Kenapa?"

Siwon menghela nafas. "Tanyakan di mana mereka bertemu?" ucapnya berbisik.

Jinri mengangguk kecil. "Oh. Hanya memastikan. Eomma bertemu dengan bibi Jinhee di mana?"

"Choi Jinri, apa kau sedang bersama kakakmu? Dia yang menyuruhmu bertanya di mana Eomma saat ini? Berikan ponselnya pada kakakmu."

"Ye? Ti-tidak... A-aku hanya...."

Siwon tahu kalau ibunya bukan wanita bodoh yang mudah untuk dikelabui. Menyuruh Jinri untuk berbohong pada ibu mereka sama saja dengan menambah masalah yang tidak perlu. Siwon mengulurkan tangannya, meminta Jinri memberikan ponsel itu padanya. Sepertinya memang lebih baik Siwon yang menghadapi ibunya secara langsung. Jinri menyodorkan ponsel itu.

Siwon mengambilnya lalu berjalan agak jauh dari Jinri. "Eomma, kita perlu bicara."

"Kita memang harus bicara, Siwon. Kita bicara nanti malam, eoh. Pastikan kau pulang tepat waktu. Sekarang kembalilah bekerja. Bukan tindakan yang bijaksana jika kau keluar kantor dan mengabaikan pekerjaanmu."

Belum sempat Siwon bicara lagi, ibunya sudah memutuskan sambungan tersebut. Siwon mendesis jengkel lalu mengembalikan ponsel itu pada adiknya. Siwon melonggarkan dasinya dan membuka kancing atas kemeja putihnya. Jinri baru kali ini melihat Siwon yang sangat frustasi terlebih jika berkaitan dengan ibu mereka.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang