13

77 6 8
                                    

Siwon sedang menyalakan mesin mobilnya ketika Jinri tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya. Jinri menyeringai dan menutup pintu bagian belakang. Siwon menoleh dan mengerutkan kening. "Er... Kau tahu khan aku tidak bisa mengantarkanmu ke kampus?"

Jinri masih menyeringai. "Aku tahu. Kakek menyuruhku ikut ke Ansan."

Kening Siwon semakin berkerut. "Maaf, siapa yang mengatakanmu aku akan pergi ke Ansan?"

"Aku yang menyuruhnya!"

Sontak Siwon menoleh pada Choi Daehan yang berdiri dekat mobil. Kemudian Choi Daehan membuka pintu dan memanjat masuk. Siwon semakin dibuat tidak mengerti dengan sikap Kakek dan adiknya. Siwon berdeham pelan.

"Kek, aku akan pergi ke Ansan. Jinri harus kuliah, bukan? Dan Kakek... Oh, ayolah apa maksud semua ini?" ujar Siwon agak jengkel.

Choi Daehan memakai seatbelt, "Kakek tahu. Cepat jalankan mobilnya. Ohya, kurasa kita perlu menjemput Cho Kyuhyun. Jinri pakai seatbeltmu."

Jinri langsung menuruti ucapan Kakeknya, tapi Siwon malah terlihat lebih terkejut lagi. Siwon menatap Kakeknya dengan sedikit jengkel. Terkadang karena terlalu berkuasa, Kakeknya menjadi suka sekali mengatur semua orang termasuk Siwon. Well, mungkin itu karena semua anak-anak Choi Daehan sudah terlalu tua untuk didikte, jadi sasaran selanjutnya adalah cucu-cucu Choi Daehan.

"Presdir Choi Daehan! Bisa katakan padaku kenapa kita harus menjemput Pengacara Cho Kyuhyun? Apa dia akan ikut ke Ansan? Lalu Jinri? Bagaimana dengan Changmin? Aku berniat pergi dengannya. Apa kau sedang merencanakan sesuatu, Presdir?" tanya Siwon dengan penuh curiga.

Siwon melirik adiknya yang sepertinya tidak tertarik dengan perdebatan tersebut dan memilih menyibukan diri dengan buku yang dibawanya sembari mendengarkan music. Sepertinya Jinri menaikkan volume musiknya, Siwon bisa mendengar dengan sama lagu yang tengah didengarkan oleh adiknya tersebut.

Choi Daehan menghela nafas panjang. "Jangan terlalu banyak bertanya, Direktur Choi. Jalankan mobilnya atau aku harus memanggil Supir Ha? Kau menyetir saja dan aku akan memasukkan alamat Cho Kyuhyun ke dalam GPS. Ikuti instruksinya, mengerti? Atau aku harus memotong gajimu?"

Cih, Choi Daehan selalu mengancam Siwon dengan memotong gaji. Tapi sebenarnya ancaman itu tidak pernah terjadi. Bahkan jika Siwon membangkang perintah Kakeknya, Choi Daehan tidak pernah menghukumnya dengan cara kekanakan seperti memotong gaji. Hukumannya lebih parah dan Siwon tidak ingin membicarakannya. Ia berniat untuk tidak pernah membangkang lagi dari terakhir kali Choi Daehan memberikan hukuman.

Tidak akan pernah.

Siwon menghela nafas dan akhirnya menuruti keinginan Kakeknya. Siwon menyetir sesuai instruksi GPS yang akan mengantarnya ke rumah Cho Kyuhyun.

Hah, tidak perlu dengan GPS! Aku bahkan masih ingat jalan menuju rumahnya.

*****

Kyuhyun menatap mobil SUV berwarna hitam tersebut berserta ketiga Choi di dalamnya. Choi Daehan yang tersenyum padanya, Choi Siwon yang bahkan tidak berniat untuk menyapanya dan Choi Jinri yang terlalu sibuk dengan bukunya. Cho Kyuhyun menghela nafas dan menyesali keputusannya untuk setuju pada ajakan Choi Daehan pergi ke Ansan. Dia sedang sibuk dengan kasus Choi Group dan kasus lainnya yang akan segera disidangkan, tapi bisa-bisanya dia pergi berlibur ke Ansan dengan ketiga Choi tersebut.

"Masuklah," tutur Choi Daehan.

Kyuhyun tersenyum dan membuka pintu penumpang. Ketika itu, Jinri sepertinya baru tersadar dengan keberadaannya. Gadis itu tersenyum sumringah dan menyapanya. Kyuhyun hanya tersenyum tipis sembari menutup pintu mobil. Kyuhyun langsung memakai seatbelt dan Siwon langsung melajukan kembali mobil tersebut.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang