52

64 4 1
                                    

Sooyoung memperhatikan Siwon dan Kyuhyun dari jendela besar di luar kamar rawat.

Siwon meminta Sooyoung keluar, agar dia bisa bicara dengan Kyuhyun dengan lebih nyaman. Selain itu, Sooyoung juga tahu kalau mereka berdua pasti membutuhkan waktu intim berdua. Tapi mengingat peringatan dari Ahra, Sooyoung tidak bisa pergi begitu saja. Dia sudah menghubungi Changmin untuk menyusulnya. Well, setelah mendengarkan omelan Changmin selama beberapa menit mengenai Siwon yang harus tetap di tempat tidur selama beberapa hari, akhirnya Sooyoung bisa meyakinkan Changmin untuk datang.

Kini, Sooyoung hanya bisa menunggu. Dia memandang Siwon yang masih memeluk tubuh Kyuhyun dengan penuh kasih sayang. Hal yang tidak pernah dilihat Sooyoung sebelumnya. Siwon bukan tipikal orang yang mudah menunjukkan afeksi kasih sayangnya pada orang lain –termasuk adiknya sendiri. Tapi berbeda dengan Kyuhyun, Siwon seperti berubah menjadi sosok Siwon yang lain.

Di dalam kamar rawat, Siwon masih berusaha untuk menenangkan Kyuhyun.

Kekasihnya sudah berhenti menangis, tapi tubuhnya masih bergetar hebat. Sesekali, Siwon mengusap punggung Kyuhyun untuk lebih menenangkannya. Ini adalah reaksi yang begitu berbeda ketika ia menghadapi Kyuhyun saat episode traumanya muncul.

Setelah beberapa menit, Siwon perlahan melepaskan pelukannya. Ia memandang Kyuhyun dengan lekat. "Sayang..." Kyuhyun membalas tatapan matanya. Siwon tersenyum tipis. Paling tidak, dia mendapatkan respon dari Kyuhyun.

"Kau ingin kupanggilkan dokter?" tanya Siwon lembut.

Kyuhyun menggeleng. Siwon menghela nafas. Ia masih belum bisa mendengar suara Kyuhyun, kecuali suara tangisannya tadi. Oh, Siwon tidak ingin mendengar suara tangisan itu lagi. Seumur hidupnya. "Sudah merasa jauh lebih tenang?"

Kyuhyun tidak menjawab lagi. Dia hanya menatap Siwon –hampir tidak berkedip. Siwon harus bersabar. Menurut cerita Jinri, Kyuhyun kemungkinan mengalami PTSD. Itu tidak akan diragukan, terlebih ketika lokasi terakhir ia ditemukan adalah danau yang masih membeku. Kyuhyun belum bicara pada siapapun, mau itu dokter, polisi ataupun keluarganya terkait kejadian penculikan itu. Team dokter pun tidak bisa memaksanya bicara karena itu akan menganggu kesehatan mentalnya.

"Kyuhyun, aku..." Ucapan Siwon terhenti karena Kyuhyun tiba-tiba menyentuh wajahnya. Seakan kekasihnya sedang memastikan sesuatu. Ujung jemari Kyuhyun bergerak dari pipinya, menuju hidung, alis lalu beralih pada bibirnya.

"Ini begitu aneh," gumam Kyuhyun kemudian.

Siwon mengernyit mendengar ucapan Kyuhyun. "Apa yang aneh?"

Ujung jemari Kyuhyun masih berada di bibir Siwon. Jadi, Kyuhyun sedikit terhenyak ketika merasakan hembusan nafas Siwon pada jemarinya ketika ia sedang berbicara. "Kenapa kau begitu nyata? Terakhir kali pun, suaramu terdengar begitu nyata. Kau memintaku untuk fokus pada suaramu. Suaramu yang mengatakan akan menyelamatkanku. Tapi itu hanyalah halusinasiku. Kupikir hanya akan terjadi sekali. Kenapa ini terjadi lagi? Bahkan sentuhanmu pun terasa begitu nyata," tutur Kyuhyun.

Siwon tidak mengerti dengan ucapan Kyuhyun. Halusinasi? Apa saat ini Kyuhyun menganggapnya hanya sebagai halusinasi? Terakhir kali? Mungkinkah terakhir-kali itu ketika mereka berada di danau es membeku, ketika Siwon hendak menyelamatkannya? Jadi, Kyuhyun berpikir saat itu Siwon tidak benar-benar datang untuk menyelamatkannya?

Oh Tuhan...

Siwon meraih tangan Kyuhyun dari bibirnya. "Kyuhyun, aku nyata. Aku sudah berada di sini, sayang. Aku bersamamu. Kau tidak sedang berhalusinasi."

Kening Kyuhyun mengernyit. Siwon menyadari perubahan ekspresi Kyuhyun yang begitu cepat. Sebelumnya Kyuhyun terlihat begitu tenang, lalu dia menangis histeris dan sekarang dia terlihat begitu kebingungan. Siwon berpikir ini adalah reaksi umum akibat traumanya.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang