3

78 5 1
                                    

"Terima kasih."

Siwon menatap seorang wanita dihadapannya. Cho Ahra, kakak dari Kyuhyun datang di saat hampir jam makan siang, hanya berselang satu jam ketika Kyuhyun pertama sadar. Siwon meneguk kopinya. "Aku hanya kebetulan lewat. Bukan hal besar," tutur Siwon.

Ahra menatapnya lekat. "Tapi jika kau tidak lewat, kemungkinan Kyuhyun akan..."

Siwon melirik wanita yang duduk dihadapannya sekilas. Ia meletakkan kembali cangkir kopinya. "Ya, itu bisa saja. Kau datang dan langsung diantar ke kamar mayat –ah, maaf. Tapi walaupun begitu, jika bukan diriku pasti ada orang lain yang akan menolong."

Ahra kemudian hanya menunduk. Berita mengenai Kyuhyun yang masuk rumah sakit karena hypothermia membuatnya sangat terkejut terlebih kabar mengenai Haesa. Dan Ahra juga tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan mantan calon tunangannya yang menolong adiknya. Sebuah kebetulan yang beruntun.

Di sisi lain, Siwon sudah mengetahui bahwa dia akan bertemu dengan Ahra –dan mungkin keluarganya juga– dan ia mungkin akan merasa canggung mengenai pembatalan perjodohan pada beberapa bulan yang lalu. Tapi pada kenyataannya Siwon sama sekali tidak merasa canggung, terkesan bahwa ia sudah sangat akrab dengan keluarga Cho.

Oh hell, apa yang baru saja kupikirkan?

"Boleh bertanya sesuatu?" ucapnya tiba-tiba.

Ahra kembali mengangkat kepalanya. "Mengenai apa?"

Siwon memperhatikan ekspresi Ahra terlebih dahulu. Ia menimang apakah tepat jika ia bertanya mengenai hal tersebut pada Ahra. Mereka baru saja bertemu, bahkan jauh dari kata akrab. Tapi Siwon penasaran sekali. "Mengenai perjodohan sebelumnya, kau..."

Choi Siwon, apa yang baru saja kau katakan?

Ahra tersenyum tipis pada Siwon. "Kurasa kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Perjodohan memang bukan jalan yang tepat. Seberapa pun sering aku mendapat tawaran perjodohan, aku hampir tidak pernah melakukannya dengan senang hati. Jadi, selalu berakhir gagal."

"Oh." Walaupun sebenarnya bukan itu yang ingin kutanyakan.

"Aku akan kembali ke kamar rawat Kyuhyun. Sekali lagi terima kasih karena menolong adikku, Choi Siwon-sshi," Ahra kemudian bangkit dan menunduk sopan.

Siwon sendiri tidak berkata apapun lagi dan hanya memandangi wanita Cho itu meninggalkannya sendiri. Siwon menarik nafas panjang dan beranjak meninggalkan rumah sakit.

Tapi sebelum ia benar-benar pergi, Siwon kembali berbalik. "Kurasa ini adalah terakhir kalinya. Well, semoga saja kita tidak akan pernah bertemu lagi, Cho Kyuhyun."

*****

Changmin mengernyit ketika Siwon memasuki kamar. "Kau kembali?"

"Eoh. Sudah ada kakaknya yang menjaga pria itu," tutur Siwon sembari melepaskan mantelnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Changmin masih memperhatikannya dengan lekat. "Kakaknya? Kau bertemu dengan Cho Ahra?"

Siwon hanya menggumam. Matanya sudah terpejam dan dia berharap Changmin bisa menutup mulutnya sebentar saja. Siwon ingin sekali tidur tanpa gangguan dari celotehan Changmin saat ini. Changmin menarik nafas panjang melihat reaksi Siwon.

"Kau tidak mau kuganggu, ya?"

Siwon tersenyum. "Pintar!"

Changmin mendengus jengkel. Ia lalu kembali terfokus pada laptop dihadapannya. "Yah, baiklah. Walaupun sebenarnya ada yang ingin kutunjukkan padamu. Mengenai Cho Kyuhyun dan gadis yang kau bilang sebagai mantan kekasihnya itu."

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang