Joonmyeon menunggu lift dengan sabar. Akhirnya, setelah dua hari, Pamannya benar-benar mengijinkannya keluar rumah sakit. Walaupun Joonmyeon sempat tidak percaya dengan ucapan pamannya, namun ketika Sara membereskan beberapa pakaiannya pagi ini, Joonmyeon baru sangat percaya. Sara sedang mengurus pembayaran rumah sakit sejak sepuluh menit lalu. Sebenarnya Sara akan kembali ke kamar, tapi Joonmyeon sudah tidak sabar. Lagipula hanya ada satu satu tas. Joonmyeon akan memberitahu Sara kalau dia akan menunggu di lobby.
Joonmyeon merapatkan beanie yang dibelikan Sara. Ia tersenyum tipis melihat refleksi dirinya pada pintu lift yang masih tertutup.
Kemudian ia melihat ada tiga orang yang datang dan berdiri di sampingnya. Dua orang pria dan satu wanita. Salah satu pria terlihat berpakaian seperti seorang bodyguard dan pria lainnya berpakaian sangat tertutup. Selain coat tebal dan syal yang menutupi hampir sebagian wajahnya, pria itu juga memakai topi berwarna hitam. Joonmyeon melirik ke arah wanita. Sang wanita terlihat sibuk dengan ponselnya, mungkin sedang membalas pesan atau email mengenai pekerjaan, karena wanita itu berpakaian formal. Bahkan wanita itu memakai rok pendek yang memperlihatkan kaki jenjangnya dan sepatu heels.
Joonmyeon tidak pernah mengerti dengan wanita dan keinginan mereka untuk tampil fashionable di cuaca apapun.
Tak lama pintu lift terbuka. Joonmyeon masuk terlebih dahulu dan diikuti oleh tiga orang tersebut. Setelah memastikan semuanya masuk, Joonmyeon menekan tombol lantai satu. Pria yang berpakaian hampir menutupi seluruh tubuhnya itu hanya melirik dan menghela nafas pendek.
"Langsung saja pergi ke kantor. Tidak perlu mengantarkanku pulang," ucap pria tersebut yang sebenarnya adalah Kyuhyun.
Joonmyeon berusaha untuk tetap tenang. Rasanya begitu canggung. Mungkin Joonmyeon harus menunggu di kamar rawat sampai Sara kembali. Tapi jika dipikir lagi, Joonmyeon tidak ingin lebih lama berada di kamar rawat tersebut. Jadi, Joonmyeon hanya harus bertahan beberapa menit di dalam lift tersebut.
Wanita yang berdiri di samping Kyuhyun, tentu saja adalah Ahra, memasukkan ponselnya ke dalam saku mantelnya. "Tidak bisa. Appa yang menyuruhku mengantarkanmu sampai rumah. Lagipula hari ini tidak ada meeting atau dokumen penting yang harus kuselesaikan."
Apa mereka pasangan suami-istri? Pikir Joonmyeon.
Kyuhyun mendengus. Sejak kemarin, kakaknya selalu menemaninya di rumah sakit bahkan dengan membawa beberapa dokumen kantor yang sedang dikerjakannya. Jisung bahkan sempat datang hanya sekadar bertemu dengan Ahra, karena kakaknya menolak pergi dari rumah sakit bahkan hanya untuk beberapa jam.
Kyuhyun tahu persis alasannya.
Dua hari lalu, saat Siwon datang berkunjung, Ahra juga datang tanpa pemberitahuan. Sialnya, Ahra datang ketika Siwon dan Kyuhyun sedang berpelukan di tempat tidur. Kyuhyun tahu Ahra masih berusaha untuk menerima hubungan mereka, tapi ia juga tahu Ahra masih tidak terlalu menyukai Siwon. Mungkin karena itu, Ahra jadi lebih sering menemani Kyuhyun di rumah sakit.
"Kapan tanggal pernikahanmu?" tanya Kyuhyun dengan ketus.
Joonmyeon sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Asumsinya ternyata salah.
Ahra menatap Kyuhyun sebentar lalu melirik Joonmyeon yang berdiri di samping Kyuhyun yang terlihat berpura tidak mendengarkan percakapan ia dan Kyuhyun. Saat ini masih lift baru melewati lantai delapan. "Kau mau membicarakan itu di sini?"
Kyuhyun sedikit memutar tubuhnya hingga menghadap pada Ahra. "Tentu saja. Kau dan Jisung hyung sudah menetapkan tanggalnya?"
"Sebelum musim gugur. Mungkin di akhir musim panas, jadi masih beberapa bulan. Kenapa kau bertanya?" tanya Ahra lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...