37

106 5 0
                                    

TC/CW = Chapter panjang. !!! Adegan penculikan dan kekerasan !!!

*****

Changmin meletakkan sebuah kotak berisi jam tangan pesanan Siwon di atas meja kerja sepupunya tersebut. Ia mendengus jengkel lalu berjalan menuju sofa untuk duduk. Siwon yang sedang memeriksa dokumen terakhir project yang ditanganinya mengalihkan fokusnya dan tersenyum tipis melihat kotak tersebut. Siwon membuka kotak itu untuk memeriksa isinya. Ia tersenyum puas karena hasilnya sesuai dengan yang diharapkannya.

Changmin mendesis dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Bagaimana kencan-mu kemarin?"

Siwon menggumam pelan sembari menyimpan kotak jam tangan itu di laci meja kerjanya. Kemudian ia menatap Changmin. "Kencan? Ah... Kau tahu dari siapa?"

"Jinri. Dia meneleponku untuk bertanya mengenaimu. Jika kau tidak ada di rumah maka aku yakin kau pergi ke suatu tempat bersama seseorang. Selain itu, kau menyuruhku mengambil pesanan untuk Kyuhyun, bukan? Jadi, aku pikir kau pergi bersama Kyuhyun. Pergi kencan. Kalian pergi ke mana?" tukas Changmin.

Siwon mengulas senyumannya dan kembali fokus pada pekerjaannya. "Kami hanya pergi makan siang dan pergi ke Yeoido. Lalu mengantarkannya pulang. Changmin-ah, kau tidak terlalu sibuk, bukan?"

Changmin mengernyit. Jika Siwon sudah bertanya seperti itu, Changmin yakin bahwa Siwon akan memintanya melakukan sesuatu. Jika bukan pekerjaan, maka sesuatu yang personal. Untuk saat ini sesuatu yang personal bagi Siwon adalah Cho Kyuhyun.

Tapi Changmin tidak ingin jauh terlibat dalam masalah personal Siwon. Terutama karena Ibu Siwon. Choi Yoojin mungkin terlihat begitu elegan dan lembut, tapi jika situasinya tidak berjalan sesuai keinginannya Choi Yoojin akan jauh lebih menyeramkan dibandingkan monster khayalan yang sering muncul di waktu malam ketika Changmin masih kecil.

"Aku tidak sibuk, tapi aku tidak ingin melakukan apapun untukmu. Terutama berkaitan dengan Cho Kyuhyun. Untuk saat ini, aku ingin lebih fokus pada Yang Jihyun. Kau yang menyuruhku untuk menemuinya. Kurasa ini memang sudah waktunya. Duabelas tahun sudah terlalu lama," ujar Changmin.

Siwon mengangkat kepalanya dan menatap sepupunya dengan lekat. "Kau ingin membawanya sebagai calon istrimu?"

"Calon istri? Itu masih terlalu jauh untuk diputuskan. Untuk saat ini aku hanya ingin memperbaiki hubungan ini. Tapi hanya sekedar penasaran, kau akan menyuruhku melakukan apa?" tanya Changmin.

Siwon terdiam sejenak. Mungkin ini saatnya, Siwon harus mengurus masalahnya sendiri ketimbang meminta bantuan Changmin atau sepupu-sepupunya yang lain. Siwon kembali tersenyum dan menggeleng. "Kau bilang tidak akan melakukannya, jadi aku tidak akan mengatakannya. Urus saja masalahmu sendiri. Aku yang akan mengurus masalahku sendiri."

"Oh! Choi Siwon akan mengurus masalah pribadinya sendiri? Ini benar-benar sesuatu yang baru. Sepertinya Cho Kyuhyun benar-benar membuatmu banyak berubah," tutur Changmin sembari tertawa kecil.

Siwon ingin sekali melempar pena yang ada di tangannya ke arah Changmin, tapi ia masih memerlukan pena tersebut. Jadi, dia menahan diri dibandingkan ia harus mengambil pena itu lagi nanti. "Shim Changmin, pergi ke ruanganmu sana!" serunya sembari membaca dokumen dihadapannya.

Changmin menghela nafas lalu berdiri. Lalu ia berjalan mendekati meja kerja Siwon. "Choi Siwon..."

"Apa?" tukas Siwon sembari mengangkat kepalanya.

Changmin menyentil kening sepupunya dengan keras. Hingga membuat Siwon mengusap keningnya sembari merintih kesakitan. Changmin sendiri berusaha untuk tidak tertawa dan tetap terlihat serius. "Fokus pada pekerjaanmu. Kyuhyun bukan satu-satunya yang harus kau khawatirkan. Mungkin tidak seharusnya aku membiarkanmu jatuh cinta pada Cho Kyuhyun."

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang