Joonmyeon masih menundukkan kepalanya, sesekali ia melirik ayahnya yang membaca aplikasi universitas. Ia baru saja memberikan aplikasi yang dicarikan Yifan untuknya. Walaupun Joonmyeon sedikit ragu apakah Ayahnya akan memberikan ijin untuk kuliah di London atau tidak, tapi setidaknya hal tersebut cukup pantas untuk dicoba. Joonmyeon hampir saja menahan nafas ketika Junhyeok selesai membaca aplikasi tersebut dan meletakannya di atas meja. Junhyeok menatap putranya dengan serius.
"Kau ingin pergi ke London?"
Joonmyeon terdiam untuk beberapa detik. Lalu mengangguk.
"Apa alasannya? Sebelumnya kau tidak pernah mengatakan apapun mengenai kuliah di London. Apa kau ingin mengikuti Kev –ah, Yifan? Sara mengatakan bahwa kita harus lebih sering memanggil Kevin dengan nama Yifan," tukas Junhyeok.
Joonmyeon sedikit membuka mulutnya. Ia hendak mengatakan sesuatu tapi tidak ada alasan yang terpikirkan olehnya. Yifan hanya memintanya untuk memberikan aplikasi tersebut pada ayahnya, tanpa memberitahu apa alasan yang harus diberikan Joonmyeon. Kemudian Joonmyeon menutup mulutnya dan sedikit menunduk.
Junhyeok menghela nafas. "Apa ini karena kau tidak ingin kuliah di Universitas Seoul? Aplikasi ini memang untuk jurusan Bisnis, tapi apa kau yakin ingin pergi ke London?"
Joonmyeon menggigit bibirnya dan membula mulutnya lagi, "Aku tidak akan memberikan alasan apapun. Aku hanya ingin meminta persetujuan Appa. Jadi, katakan saja iya atau tidak," jelasnya.
"Jika Appa mengijinkanmu pergi ke London bersama Yifan yang akan kuliah di UAL, apa kau akan merasa senang kuliah di sana?"
Joonmyeon menggeleng. "Kurasa sama saja. Baik di London atau Seoul, aku akan tetap kuliah jurusan Bisnis, bukan? Jika Appa tidak mengijinkanku, rasanya tidak ada yang berubah."
"Itu benar. Jadi, untuk apa pergi jauh ke London?"
*****
Yifan membuka pintu kamarnya dan menatap Joonmyeon dengan lekat. Well, sesuai perjanjian mereka, Joonmyeon akan bicara terlebih dahulu dan akan menemui Yifan setelah pembicaraan dengan Junhyeok selesai di kamarnya. Apapun keputusan Junhyeok terhadap aplikasi Joonmyeon, maka akan mempengaruhi keputusan Yifan pada aplikasinya juga.
Yifan lalu mengijinkan Joonmyeon untuk memasuki kamarnya. Ia menutup pintu dan memperhatikan Joonmyeon yang sedang memandangi kanvas lukisannya. Yifan sedang melukis lagi. Setidaknya ia berusaha untuk melukis setelah lukisannya dirusak. Gurunya menginginkan lukisan baru Yifan sebelum bulan Maret. Walaupun bukan untuk dipajang di lobby utama sekolah, setidaknya lukisan Yifan akan dipajang di gallery utama sekolah.
"Lukisan barumu?"
Yifan menggumam pelan lalu menghampiri Joonmyeon. Ia sedikit melirik amplop coklat di tangan Joonmyeon. "Akan dipajang di gallery utama bulan Maret nanti," tukas Yifan.
Joonmyeon tersenyum. "Sepertinya mood melukismu sudah kembali. Itu bagus."
Yifan hanya mengangguk kecil. Sebenarnya ia ingin sekali menanyakan mengenai keputusan Junhyeok mengenai aplikasi London itu. Tapi Yifan akan membiarkan Joonmyeon memberitahunya secara langsung. Selain itu, Yifan juga sesekali melirik ke arah tempat tidurnya. Di sana terdapat sebuah amplop lainnya untuk aplikasi Kyunghee.
Joonmyeon menatap Yifan yang membuat pemuda China-Kanada tersebut sontak menoleh berfokus pada Joonmyeon. Joonmyeon masih tersenyum. Ia menghela nafas lalu menyodorkan amplop yang dibawanya pada Yifan.
"Kau masih menyimpan aplikasi Universitas Seoul milikku?"
Yifan menghela nafas panjang lalu ia mengambil aplikasi Universitas Seoul Joonmyeon di laci meja belajarnya. Kemudian Yifan memberikannya pada Joonmyeon dan ia mengambil aplikasi London dari tangan Joonmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...