31

80 9 1
                                    

Kyuhyun menoleh ketika dia mendengar suara ketukan pintu. Setelah memberikan isyarat untuk masuk, Kyuhyun membereskan beberapa dokumen di atas mejanya. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan melihat Haejin yang sudah berdiri dihadapannya. Wajah Haejin terlihat begitu khawatir, mirip seperti ekspresi Hyukjae ketika menemuinya tadi siang.

Kyuhyun menarik nafas. "Ada apa, Haejin-sshi?"

"Apa kau masih sibuk dengan dokumenmu?" tanya Haejin.

Kyuhyun menggeleng. Haejin menghela nafas lega. Kemudian dia menaruh satu kantung kertas yang dibawanya ke atas meja kerja. Kyuhyun sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kantung yang berisi kotak makanan.

"Ini apa?" tanyanya.

"Ada yang mengantarkan makan malam untukmu."

"Makan malam?" Kemudian Kyuhyun memeriksa jam di pergelangan tangan kirinya. Sudah pukul delapan lewat duapuluh. Sedangkan jam operasional kantor berakhir pukul tujuh. Kyuhyun mendesah berat.

Haejin kembali merasa khawatir. "Kau baik-baik saja, Kyuhyun? Tidak biasanya kau seperti ini. Bahkan sepertinya kau lupa waktu."

Kyuhyun mengusap wajahnya lalu kembali menatap Haejin. Kyuhyun merasa tidak enak hati pada Haejin yang harus menunggunya, padahal ia yakin semua pegawai lain sudah pulang. "Aku tidak apa-apa. Seharusnya kau pulang saja, tidak perlu menungguku."

"Tidak apa-apa. Aku juga mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini. Selain itu, Hyukjae memintaku untuk tidak menganggumu. Dia juga masih berada di ruangannya," ujar Haejin.

Kyuhyun terdiam sejenak. Dia teringat dengan ucapan Hyukjae kalau malam ini mereka harus menemui Heechul –itu hanya paksaan Hyukjae semata. Tapi Kyuhyun tidak bisa menghindar, sepertinya. Kyuhyun menarik nafas panjang dan tersenyum tipis pada Haejin.

"Pulanglah. Aku juga akan bersiap pulang. Terima kasih atas makan malamnya. Tapi... siapa yang mengantarkannya?"

Haejin mengangkat bahunya. "Tadi sekitar pukul setengah delapan ada seorang pria yang datang mengantarkan itu untukmu. Awalnya kupikir mungkin dari keluargamu yang membelikan makanan, tapi jika dilihat dari pakaiannya... aku jadi sedikit ragu."

"Pakaian? Apa pria itu memakai setelan jas?"

Haejin mengangguk. "Dia terlihat begitu rapi untuk ukuran seorang pengantar makanan. Lebih terlihat seperti pekerja kantoran atau mungkin bodyguard? Entahlah."

Bodyguard? Kyuhyun kembali menatap kantung dihadapannya tersebut. Mungkinkah.. Siwon yang menyuruh mereka?

"Sebaiknya kau pulang, Kyuhyun-sshi. Kau baru keluar dari rumah sakit, sebaiknya kau jaga kesehatanmu," ucap Haejin lagi.

Kyuhyun mengangguk kecil, lalu memperhatikan Haejin yang berjalan keluar ruangannya. Setelah pintu kembali tertutup, Kyuhyun kembali memandangi kantung yang berisi kotak makanan. Dia mengeluarkan kotak tersebut dan berusaha untuk mencari pesan kecil atau semacamnya. Namun, dia tidak menemukan apapun selain 3 kotak yang masing-masing berisi salad, potongan buah, beberapa sandwich dan satu botol minuman.

Kyuhyun menghela nafas. "Apa dia masih mengawasiku?"

Jika itu berkaitan denganmu, maka jawabannya adalah YA. Inilah diriku yang sebenarnya. Aku egois, keras kepala dan suka bertindak sendiri. Aku akan jauh lebih egois, lebih keras kepala dan bahkan mengatur kehidupanmu sesuai keinginanku. Karena aku menyukaimu.

Kyuhyun kembali teringat dengan ucapan Siwon tadi siang. Dia mungkin sudah tidak heran lagi dengan sifat keras kepala dan egois Siwon yang begitu besar. Tapi hal itu membuat Kyuhyun berpikir sejenak.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang